"Andalan pendapatan daerah Kabupaten Badung adalah dari sektor pariwisata budaya yang digunakan untuk membiayai berbagai pembangunan yang dilaksanakan di Badung guna terwujudnya pembangunan di wilayah desa," ujarnya.
Menurut Gde Agung, lomba Subak di Kabupaten Badung dilaksanakan secara rutin setiap tahun, dengan tujuan untuk melestarikan subak untuk memotivasi krama Subak agar ingat dengan dharma Pemaculan.
Dalam lomba itu diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mendukung pengembangan warisan budaya dan pariwisata di daerah itu.
Gde Agung yang juga juga Tokoh Puri Mengwi itu mengatakan bahwa alih fungsi lahan diakui tidak dapat dihindari terkait pesatnya pembangunan. Untuk mengatasi hal itu telah dilakukan berbagai upaya di antaranya memfungsikan subak itu sendiri mulai dari menyiapkan sarana-sarana produksi yang baik untuk Subak sehingga bisa tekun bekerja, menyiapkan infrastruktur dan yang tidak kalah pentingnya lebih mengembangkan teknologi terkini di Subak itu sendiri menuju kepada pertanian organik.
Dari segi regulasi supaya tidak menjadi beban bagi petani yang masih melestarikan Subak diberikan insentif berupa keringanan-keringanan pajak dari 20 persen sampai 80 persen bahkan sampai 0 persen dengan maksud agar petani diringankan dari beban pajak.
"Bagi Pemkab Badung pajak PBB bukan merupakan satu-satunya sumber pendapatan melainkan merupakan instrumen untuk mengatur alih fungsi lahan itu sendiri, jangan sampai karena petani dibebani pajak yang tinggi akan melepaskan tanahnya bahkan mengalih fungsikan lahannya," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.