Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomasi Kasih Sayang dari Banyuwangi

Kompas.com - 28/11/2014, 18:37 WIB
SIR, kapan isun dijak ke Amerika (kapan saya diajak ke Amerika)?” kata bapak-bapak, warga Desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, dengan logat Using yang kental kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake Jr. Pertanyaan spontan itu pun memancing gelak tawa. Pak Duta Besar pun hanya tersenyum karena belum mengerti artinya.

Belum terjawab, bapak-bapak lain menimpali dengan permintaan agar Pak Dubes mengajak Presiden Barack Obama datang ke Kemiren. ”Kalau datang, kami akan sediakan pecel pitik (pecel ayam),” kata si bapak bercelana komprang.

Obrolan ringan antara warga Using di Kemiren dan Dubes AS di tengah kebun Desa Kemiren berlangsung akrab dan hangat. Meski menggunakan dua bahasa yang berbeda, berasa tak bersekat.

Blake tampil dengan baju khas warga Using hitam-hitam, bercelana komprang, serta berikat kepala hitam putih. Mereka menikmati hidangan khas kampung Using, seperti pecel pitik, tape buntut, ubi rebus, gembili, kentang hitam, air kendi, dan kopi.

Pekan itu, Blake bersama keluarga dan jajaran Kedutaan Besar AS datang ke Banyuwangi untuk berakhir pekan merayakan Thanksgiving atau hari syukur masyarakat Amerika. Perayaan Thanksgiving biasanya dilakukan di pusat kota, tetapi kali ini mereka memilih Banyuwangi. ”Ini Thanksgiving blusukan pertama untuk kami,” kata Blake.

Mereka tak hanya mengunjungi Kemiren, tetapi juga ikut membersihkan sampah dan melepas tukik di Pantai Boom. Mereka juga menikmati bersama hidangan kalkun panggang dan kue labu ala Ibu Dubes bersama warga di Banyuwangi.

Daya tarik

Menurut Blake, gelar City of Compassion yang disandang kabupaten itulah yang membuat ia tertarik untuk menghabiskan waktu akhir pekan di kota ujung Jawa itu.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Petambang memikul belerang seberat lebih dari 70 kilogram. Mereka harus menempuh jarak sejauh 3 kilometer dari kawah Gunung Ijen menuju Pos Paltuding di kawasan Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat sekitar Gunung Ijen kini sudah mengantisipasi gejala bencana dari kawah tersebut.
Kota berkalang kasih yang melekat pada Banyuwangi mengundang banyak orang untuk datang. Dubes Swedia untuk Indonesia Johanna B Skoog, akhir Oktober lalu, juga meluangkan waktu mengunjungi Banyuwangi karena penasaran dengan konsep green living yang diterapkan di kota ini.

”Anda tahu, negara kami sangat peduli persoalan lingkungan. Konsep green living ini membuat kami senang,” kata Johanna saat itu.

Dalam kehidupan sehari-hari, lingkupan kasih sayang itu bisa dirasakan dari interaksi antarwarga. Keramahan dan toleransi menjadikan kota ini tenteram. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menambah limpahan kasih sayang dengan mengupayakan perbaikan kualitas hidup masyarakat setempat.

Para lansia yang sebelumnya buta huruf diberi pelatihan membaca dan menulis agar lebih bisa mandiri. Para siswa miskin pun bisa melanjutkan sekolah dengan beasiswa asuh sebaya yang dibentuk pemerintah kabupaten dengan donasi sukarela uang saku anak-anak sekolah yang berkecukupan.

Sudut-sudut kota yang kumuh diubah menjadi ruang terbuka hijau yang nyaman untuk berinteraksi dan bersosialisasi antarwarga.

Banyuwangi pun bersalin rupa menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali dan dikunjungi. Dalam waktu satu tahun, jumlah turis meningkat drastis. Pada tahun 2013, jumlah turis asing mencapai 10.462 orang atau meningkat 90 persen dibandingkan dengan 2012 yang hanya 5.502 orang. Adapun turis lokal naik 24 persen dari 860.831 orang pada 2012 menjadi 1.057.952 orang pada 2013.

Para wisatawan tersebut tidak datang hanya sehari, tetapi berhari-hari. Seperti halnya rombongan Dubes AS. Konjen AS Joaquin Monserrat bahkan datang sejak hari Rabu. Ia ikut menanam terumbu karang buatan dengan nelayan Samudera Bakti di Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, yang menjadi pelopor pelestari ekosistem laut.

KOMPAS/SIWI YUNITA CAHYANINGRUM Pantai Pulau Merah di Banyuwangi, Jawa Timur, kini menjadi tujuan wisata surfing baru. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memperkenalkan pantai tersebut lewat kompetisi surfing internasional, Jumat (23/5/2014).
”Untuk warga Banyuwangi, saya akan sebar luaskan keramahan Banyuwangi kepada warga Amerika Serikat agar mereka mau kemari. Terima kasih karena telah menjadikan kota ini berlimpah kasih sayang,” kata Blake kepada warga Banyuwangi saat menutup pertemuannya di Desa Kemiren.

Blake, yang kemudian kembali ke Jakarta, tidak lupa mengunggah foto dan komentar lewat akun Twitter @usembassyjkt tentang Banyuwangi, warga Using, dan cantiknya kawah Ijen. Lewat keramahan dan kenyamanannya, Banyuwangi yang berada di ujung Jawa pun berdiplomasi di hadapan dunia. (Siwi Yunita C)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com