Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan Sawah Lodok di Manggarai Raya

Kompas.com - 30/11/2014, 11:45 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

RENCANAKAN kunjungan anda jauh-jauh hari ke Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Ada apa di Pulau Flores yang selalu dipublikasikan media massa, khususnya media traveler. Untuk mengetahui jawabannya, berkunjunglah bersama keluarga, anak-anak, rekan bisnis, kawan ke Pulau Flores yang sudah dinyatakan masuk daerah keajaiban dunia.

Bahkan, terakhir penerbit buku wisata terbesar dunia Lonely Planet di Inggris sudah memasukkan Pulau Flores sebagai salah tujuan wisata top dunia pada 2015. Apakah anda sebagai peneliti, arsitektur, ahli persawahan atau pertanian sudah mempelajari cara pembagian lahan pertanian, baik persawahan maupun lahan kering di Manggarai Raya?

Jika belum maka jelajahi wilayah Pulau Flores Barat untuk melihat keunikan-keunikan pembagian lahan persawahan seperti yang dilakukan masyarakat agraria di Flores Barat. Bahkan tidak semua kabupaten di Flores memiliki persawahan yang berbentuk jaring laba-laba. Barangkali film Spiderman menginspirasi dari persawahan lodok di Manggarai Raya selain dari jaring laba-laba.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Persawahan Lodok di Lembor yang terletak di pinggir Jalan Transflores tujuan Labuan Bajo-Ruteng, Nusa Tenggara Timur.
Dari sembilan kabupaten di Pulau Flores, pembagian lahan persawahan berbentuk lodok hanya di Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur). Selain binatang Komodo yang sudah masuk dalam tujuh keajaiban dunia, persawahan lodok di Manggarai Raya juga sudah masuk dalam kategori persawahan unik di Asia Pasifik dan juga salah satu tujuan wisata unik.

Persawahan Lodok di Lembor

Persawahan ini mudah dijangkau dari Kota Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat. Saat ini Labuan Bajo sudah dikenal dengan nama Labuan Bangsa-bangsa. Kenapa? Karena turis dari berbagai negara berada di Kota Labuan Bajo sejalan dengan gencarnya pertumbuhan pariwisata di Manggarai Barat, di ujung barat Pulau Flores.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Persawahan Lingko Lodok Rawang di Kampung Rawang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Pengunjung bisa menumpang kendaraan umum dari Labuan Bajo dengan jarak tempuh dua jam. Namun, lebih singkat lagi apabila mengendarai kendaraan roda dua. Wisatawan mancanegara yang memiliki minat khusus bisa menyewa motor dari Labuan Bajo. Letak persawahan ini berada di pinggir Jalan Transflores tujuan Labuan Bajo-Ruteng. Namun, dari pinggir jalan tidak nampak kelihatan, wisatawan harus berjalan di sebuah bukit untuk melihat keunikan persawahan tersebut.

Setelah anda berada bukit, arahkan pandangan kita ke persawahan lodok. Kita pasti tersentak dengan keunikan-keunikan yang dibuat oleh leluhur warga Manggarai Barat zaman dahulu.

Beberapa waktu lalu tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dipimpin Ibu Gayatri bersama dengan sejumlah wartawan Jakarta pada pergelaran Festival Komodo di Labuan Bajo menyempatkan diri berkunjung persawahan Lodok Lembor.

Setelah melihat keunikan persawahan Lodok di Lembor, pemandu menghantarkan wisatawan asing dan domestik untuk berkunjung persawahan lainnya yang terletak di Cancar, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Persawahan Lingko Lodok Rawang di Kampung Rawang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Hamparan persawahan Lodok yang terbesar ada di Cancar.
Blasius Nogot (56), penjaga pintu masuk ke Puncak Weol beberapa waktu menjelaskan, setiap hari turis asing yang dipandu oleh pemandu Flores selalu mengunjungi Persawahan Lodok Cancar. Turis berjalan kaki menuju ke puncak Weol untuk melihat keseluruhan hamparan persawahan yang terluas di Cancar. Turis asing dan domestik sering mengabadikan keunikan persawahan ini dengan kameranya.

“Setiap hari saya melayani tamu-tamu yang ingin melihat persawahan Lodok di Cancar dari puncak Weol,” jelasnya.

Nogot menjelaskan, ada 11 hamparan sawah lodok di Cancar dari delapan kampung. Semuanya bisa dilihat dari Puncak Weol. Persawahan ini berada di Desa Meler, Kecamatan Ruteng. Ke 11 sawah lodok adalah, Lingko Molo, Lingko Lindang, Lingko Pong Ndung, Lingko Temek, Lingko Jenggok, Lingko Lumpung, Lingko Purang Pane, Lingko Sepe, Lingko Wae Toso, Lingko Ngaung Meler, Lingko Lumpung II.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Atap rumah berbentuk lodok di Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur.
Nogot menjelaskan, banyak pembagian lahan untuk ladang-ladang juga berbentuk lingko lodok, tetapi yang terbesar di tiga Manggarai ini adalah persawahan lingko Lodok Cancar.

"Kunjungan wisatawan asing dan domestik memberikan masukan pendapatan ekonomi keluarga. Penghasilan per bulannya bisa Rp 1,5 juta. Apalagi saat musim kunjungan wisatawan ke Pulau Flores. Pemandu lokal dan internasional selalu membawa turis ke Puncak Weol untuk melihat persawahan Lingko Lodok Cancar. Bahkan, General Manager PLN NTT beberapa waktu lalu juga mengunjungi persawahan Cancar dari Puncak Weol,” jelasnya.

Ke persawahan lingko Lodok di Rawang

Jika ingin lebih mengetahui keseluruhannya, berkunjunglah ke persawahan Lingko Lodok Rawang di Kampung Rawang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur. Akses jalan ke kampung itu dari arah Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai sangat bagus dengan melewati Karot menuju ke Pagal. Jalannya sangat bagus karena masuk dalam jalan Negara Ruteng-Reo.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Gereja tua dengan arsitektur Lodok di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Nah, dari Pagal kita belok kanan ke arah utara. Kita harus hati-hati dalam mengendarai kendaraan karena jalannya sempit dan mendaki. Setelah mendaki, kita menuruni jalan di beberapa kampung yang berkelok menuju ke kali Wae Nao. Kali adalah perbatasan antara wilayah administrasi Kabupaten Manggarai dengan Manggarai Timur.

Letak persawahan Lingko Lodok Rawang berada di sebelah kali Wae Nao. Untuk dapat melihat secara keseluruhan, wisatawan mengunjungi sebuah bukit di sebelah kampung Rawang. Wisatawan bisa melihat secara keseluruhan keindahan persawahan di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com