Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Bubur Ikan sampai Babanci di Kota Tua

Kompas.com - 07/12/2014, 15:56 WIB
SETELAH mulut wangi mengunyah daun peterseli, lahaplah ikan goreng sambal andaliman. Jangan lupa guyur rata dulu dengan saus andaliman sebelum ikan kakap putih racikan khas Food & Bar Historia itu dilumat di mulut. Minuman pendampingnya adalah lembayung senja, jus pisang campur mangga dan yoghurt.

Kakap putih disajikan dalam tiga potongan bagian tengah ikan. Saus yang disajikan tak begitu pedas. Saus andaliman dibuat dari rempah andaliman yang banyak tumbuh di Sumatera Utara. Saus didominasi rasa gurih, sedikit asin, dan manis tipis.

Minuman lembayung senja didominasi rasa pisang. Namun, minuman ini tidak membuat penikmatnya cepat merasa enek karena diimbangi rasa segar mangga dan asam yoghurt. Pas benar komposisi adonannya.

Makanan dan minuman ini dibanderol harga Rp 39.000 dan Rp 35.000 belum termasuk pajak. Tak mahal bukan? Kata pelayan, olahan kakap putih dan variasi jus pisang tersebut menjadi menu favorit pengunjung Food & Bar Historia.

Selain menyajikan makanan dan minuman bermenu baru, tempat ini juga menyajikan bermacam menu jadul alias menu yang dikatakan hampir punah di Tanah Air, seperti es tajin seharga Rp 25.000, sarsaparilla Cap Badak Rp 20.000, dan menu khas Betawi, yaitu sayur babanci seharga Rp 39.000 per porsi.

Rabu (3/12/2014) sore itu, Manajer Food & Bar Historia Vina (28) menyandingkan nasi dan sayur babanci dengan minuman es jenggala. Es jenggala seharga Rp 27.000 itu berisi buah leci, apel, dan jeruk peras.

Orang Betawi menamakannya babanci karena jenis sayur ini tidak jelas. Gulai tidak, kari tidak, soto pun bukan. Sayur ini awalnya hanya disantap kalangan mandor dan tuan tanah Tiongkok-Betawi.

Jumlah rempah atau bumbu sayur babanci tak kalah banyak dengan rempah yang dibutuhkan untuk membuat gulai. Rempah yang sudah langka di antaranya kedaung, botor, tai angin, lempuyang, temu mangga, temu kunci, dan bangle. Dagingnya daging sapi.

Jadi penasaran, kan, seperti apa rasa kuah sayur babanci?

Food & Bar Historia beralamat di Jalan Pintu Besar Utara 11, di kompleks Taman Fatahillah, Kota Tua, tepatnya di sebelah Museum Jakarta.

Cagar budaya

Di sebelah Food & Bar Historia ada Kedai Seni Djakarte dan Bangi Kopitiam. Ketiga tempat makan yang memanfaatkan gedung cagar budaya ini memiliki penataan serta suasana interior yang menarik dan terkesan lega.

Sepengamatan di lingkungan Kali Besar Timur, Kota Tua, hanya ketiga tempat makan ini selain Kafe Batavia yang asyik dikunjungi. Ketiga tempat makan ini buka pukul 10.00-22.00.

Di sudut lain kawasan Kota Tua ada warung oleh-oleh khas Semarang, ”Lumba-Lumba”, di Jalan Kemukus 32 Blok A Nomor 1, di pojok pertigaan Jalan Kunir. Selain menawarkan oleh-oleh lumpia, bandeng presto, dan wingko babat, tempat ini juga dilengkapi kafe mini.

Masih di Kota Tua, di ruas Kali Besar Barat, di Jalan Kopi Nomor 18A, ada satu tempat makan yang juga menarik, Warung Kopi dan Restoran Vetco. ”Semua menu di sini halal meski ada menu masakan Tiongkok dan Thailand, di samping Indonesia dan seafood. Semua menu yang disajikan tidak menggunakan bumbu penyedap,” tutur pengelola Vetco, Eveline Tjokrosetio, Selasa (2/12/2014).

Sore itu, kami disajikan makanan ringan yang menjadi favorit tamu di sana, pisang raja bakar cokelat keju seharga Rp 25.000. Pisang rajanya matang pohon, dagingnya renyah bertekstur lembut. Seporsi bisa buat berdua. Hidangan favorit lainnya adalah bubur ikan ala Jepang bertabur cakwe yang harganya hanya Rp 28.000 per porsi.

Jumlah tempat makan yang menarik untuk tujuan wisata kuliner di Kali Besar Timur dan Barat yang cuma lima ini tentu saja masih jauh dari harapan menyemarakkan Kota Tua. Namun, tetap menarik untuk tempat melewatkan akhir pekan kali ini. Yuk, berangkat. (Windoro Adi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com