Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Betawi, Kekayaan Kota yang Kian Terpinggirkan

Kompas.com - 08/12/2014, 08:21 WIB
KEKAYAAN kuliner khas Betawi kian terpinggirkan dan tak mendapatkan ”panggung” memadai di daerah asalnya sendiri. Akibatnya, perbendaharaan kuliner Betawi warga Ibu Kota pun terbatas.

Ini adalah makan siang yang istimewa bagi Sianna (37) dan rekan-rekannya dari komunitas Jalansutra. Di meja makan terhidang gabus pucung, sayur besan, semur jengkol, asinan jakarta, dan empal goreng, lengkap dengan sambal dan kerupuk. Berbagai menu masakan Betawi itu terbilang asing bagi Sianna.

”Rasanya dominan asin. Kuahnya, meskipun hitam, gurih dan enak. Ini pertama (saya) kali mencoba gabus pucung,” ucap Sianna sambil mengacungkan jempolnya.

Sabtu (6/12/2014) siang, aneka makanan khas Betawi sengaja disuguhkan dalam acara Betawi Maknyus Bersama Pak Bondan di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat. Tak hanya menu makanan berat, aneka camilan, seperti kerak telor, kue cubit, dan kue pancong, serta minuman bir pletok disajikan sejak pagi. Harum aroma aneka penganan itu pun menggoda pengunjung.

Acara ini menjadi salah satu cara untuk mengenalkan ikon kuliner Betawi kepada masyarakat. Menurut Bondan Winarno, penikmat dan pengamat makanan serta penulis buku kuliner Nusantara, pamor kuliner Betawi kian meredup. Padahal, Betawi menyimpan banyak potensi kuliner khas, seperti gabus pucung, gurame pecak, bandeng pesmol, ketupat sayur, pindang bandeng, sayur besan, dan sayur babanci.

”Ketika orang berbicara soal ikon kuliner Betawi, justru yang selalu muncul nasi uduk. Padahal, nasi uduk itu ada pengaruh Jawa-nya. Yang lebih khas Betawi justru nasi ulam,” ujar Bondan.

Menurut wartawan senior tersebut, kota-kota besar di dunia selalu memiliki ciri khas lokasi kuliner yang biasanya menyatu dengan lokasi kesenian. Ia mencontohkan, di New York, Amerika Serikat, sebelum menonton drama musikal di Broadway, pengunjung bisa menikmati aneka kuliner khas di sekitar lokasi pertunjukan itu. Hal yang sama, menurut dia, bisa diterapkan di Jakarta, misalnya di Cikini yang memiliki ruang pertunjukan Taman Ismail Marzuki.
Nilai sama

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Aneka masakan Betawi, bandeng pesmol (tengah). Kiri atas ke bawah: bacang, lontong sayur cap gomeh. Kanan atas ke bawah: sate sapi betawi, ikan asin gabus.
Sejarawan asli Betawi, JJ Rizal, berpendapat, kuliner memiliki nilai yang sama dengan karya sastra dan produk kebudayaan lain. Di dalam kuliner ada kearifan lokal, ada artefak budaya yang menyimpan sejarah dan osmosis kebudayaan. Kecap, misalnya, kental diadaptasi dan dimodifikasi dari budaya Tiongkok. Dalam perkembangannya, kecap digunakan sebagai bumbu semur daging kerbau yang disajikan warga Betawi saat Lebaran.

”Daging kerbau diambil dari tradisi Islam, sedangkan kecap ada pengaruh kebudayaan peranakan Tionghoa. Semur kerbau dibagikan kepada para tetangga saat Lebaran,” kata Rizal.

Menurut Rizal, melestarikan warisan kuliner Betawi sama artinya dengan melestarikan kebudayaan Betawi. Di dalam kuliner juga terdapat teks perjalanan sejarah suatu etnis.

”Butuh kerja sama dengan pihak swasta dan kemauan pemerintah untuk melestarikan warisan kuliner Betawi. Tak hanya yang disajikan di sini, ada banyak sekali kuliner asli Betawi yang perlu dihidupkan lagi,” kata Rizal. (DIAN DEWI PURNAMASARI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com