Dua lorong
Di goa berukuran 150 meter persegi itu terdapat dua lorong. Di pintu masuk lorong kiri terdapat 10 helm yang sengaja diletakkan sebagai alat pengaman bagi pengunjung yang masuk ke dalam lorong kiri.
Pengunjung yang masuk ke dalam lorong kiri harus didampingi dan menggunakan lampu atau alat penerangan, selain helm. Di situ terdapat terowongan sangat gelap dengan panjang sekitar 15 meter dan melewati tikungan dinding batu berbahaya. Tak ada jalan keluar di bagian ujung. Pengunjung harus berbalik arah ke ruang semula, lalu keluar ke arah kanan.
Di lorong ke arah kanan masih terdapat pelataran berukuran sekitar 10 meter x 15 meter yang sangat indah. Sebagian pengunjung menyebutnya Taman Eden.
Di sebelah kiri dari pelataran itu ada celah untuk pengunjung keluar. Ada lima anak tangga yang sengaja dibangun untuk mempermudah pengunjung keluar dari goa itu. Pintu keluar tersebut ternyata berdekatan dengan pintu masuk goa.
Perjalanan mengelilingi kubah batu itu cukup melelahkan. Pengunjung harus membawa air minum, di samping lampu
senter, dan alas kaki yang bisa dimanfaatkan untuk memanjat.
Hingga 1990, Batu Cermin termasuk kawasan yang tidak mudah didekati. Ada kejadian yang unik, seperti penampakan perempuan cantik dan pria berjenggot yang menghuni goa itu. Pada malam hari sering tampak nyala api jadian dari dalam goa.
Sekitar 70 meter dari goa Batu Cermin terdapat restoran yang menyediakan berbagai minuman lokal, di samping makanan ringan dan buku-buku panduan wisata.
Kepala Desa Batu Cermin Agus Albu, Sabtu (18/10/2014), mengatakan, lokasi wisata itu dikelola Dinas Pariwisata Manggarai Barat. ”Mereka pungut Rp 20.000 per orang untuk sekali masuk bagi turis asing dan Rp 10.000 per turis lokal, termasuk pemandu. Pengunjung mulai ramai sejak 2007,” kata Albu.
Pada 2013, jumlah pengunjung ke tempat ini sekitar 20.000 orang, sebagian besar pengunjung saat pelaksanaan Sail Komodo, Juli-September 2013. Target kunjungan tahun ini sekitar 25.000 orang dengan rata-rata dalam satu hari 10-50 pengunjung.
”Jika pungutan serupa berlaku untuk ratusan obyek wisata di Manggarai Barat, uang masuk dari sektor pariwisata dalam satu bulan di Manggarai Barat cukup besar,” kata Albu.
Ia berharap Dinas Pariwisata Manggarai Barat dapat melibatkan Pemerintah Desa Batu Cermin dalam mengelola pusat wisata di desa itu. Kasus kebakaran di sekitar goa yang pernah terjadi disebabkan kurangnya pengawasan dari dinas pariwisata. (Kornelis Kewa Ama)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.