Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luh Eka, Perajin Tenun Cepuk Rangrang dari Nusa Penida

Kompas.com - 09/12/2014, 14:43 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Nusa Penida, sebuah pulau yang terletak di Kabupaten Klungkung, Bali, menyimpan hasil karya tenun dengan motif bernama Cepuk Rangrang. Tidak hanya orang tua saja berminat membuat kain tenun, tapi menular ke anak-anak mereka. Salah satunya anak dari Desa Karang, Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida bernama Made Eka Tirtayanti yang akrab dipanggil Luh Eka.

“Ya saya belajar dari orang tua. Belajar sejak kecil, lihat orang tua buat kain tenun, dengan melihat, mencoba, ya akhirnya pelan-pelan bisa juga. Sekarang sudah biasa membuat kain tenun. Yang penting sabar,” kata Luh Eka, di Nusa Penida, Senin (8/12/2014).

KOMPAS.COM/SRI LESTARI Aneka jenis tenun motif Rangrang di Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu (7/12/2014).
Eka mulai bisa membuat kain tenun yang diakuinya diajari oleh orang tuanya ini, dimulai sejak Sekolah Dasar (SD). Walaupun aktifitas membuat kain tenun terus dilakukan, tidak membuatnya putus sekolah dan kini sudah duduk di kelas 8 (kelas 2 SMP). Berkat keuletan dan kepintarannya membagi waktu, tabungannya mencapai Rp 10 juta.

“Setiap kain tenun yang laku terjual, semuanya diberikan ke saya untuk ditabung. Benang disediakan oleh bapak, saya hanya tugas buat kain tenun saja. Tapi hasilnya untuk tabungan saya, persiapan untuk kebutuhan sekolah nantinya,” tambahnya.

KOMPAS.COM/SRI LESTARI Luh Eka, perajin tenun Cepuk Rangrang dari Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
Cepuk Rangrang yang menjadi ciri khas tenun Nusa Penida ini memang sudah semakin dikenal ke luar daerah berkat kreatifitas masyarakat setempat dan pembinaan dari Bank Indonesia. Bank Indonesia telah membina kelompok industri tenun Wanangun Asri yang kini hasil karyanya sudah dipasarkan ke beberapa daerah di Indonesia.

Harga tenun Cepuk Rangrang mulai Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu dengan bahan sintetis, sementara yang memakai bahan pewarna alami dibanderol dengan harga Rp 400 ribu hingga Rp 1,5 juta tergantung ukuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com