Saya sangat beruntung tiba-tiba dihubungi oleh Pak Rifky dan Pak Khairul dari Indecon melalui Program Pengembangan Ekowisata Gunung Leuser dan didukung juga oleh IFACS untuk mengenalkan wisata di Gayo Lues.
Untuk menuju ke Aceh Gayo Lues ini saya melalui perjalanan darat yang cukup panjang dari Kota Medan, Sumatera Utara. Rute jalan daratnya dari Medan, menuju Kabanjahe, Brastagi, Kutacane, Kedah dan tiba di Blangkejeren. Lama perjalanan kurang lebih 10 sampai dengan 11 jam, itu pun tergantung kondisi jalan yang biasanya kalau musim hujan jalan suka tertimbun longsor.
Namun buat teman-teman yang ingin ke sini tanpa menempuh perjalanan darat yang panjang tenang saja kok, mulai 1 Januari 2015 dikabarkan Susi Air dan pesawat perintis lainnya akan membuka rute dari Medan ke Blangkejeren ini. Waktu tempuh menggunakan pesawat paling hanya 1 jam lebih.
Pesona Aceh Gayo Lues ini semakin memudar sehingga mati suri pada saat DOM diberlakukan. Namun saat ini Pesona Aceh Gayo Lues semakin bangkit dan mulai banyak wisatawan yang ingin mencari adventure datang ke sini.
Pada saat saya datang ke sini, destinasi ini sangatlah aman. Faktor keamanan yang banyak ditakuti oleh wisatawan akan adanya GAM sama sekali isu yang tidak mendasar, selama saya mengeksplor Aceh Tenggara sampai blusukan masuk ke hutan juga sangat aman.
Memang untuk keluar dari Aceh Gayo Lues ini penjagaan dari pihak kepolisian lapis dua. Penjagaan mereka sangat ketat bukan karena adanya gangguan keamanan nasional, tetapi mereka mencari penyelundup narkoba karena Aceh Gayo Lues ini sangat subur, tanaman apa saja yang ditanam di sini pasti tumbuh subur.
Maka tidak heran jika konon Aceh Gayo Lues ini memiliki ganja terbaik di dunia. Khusus buat teman-teman yang ke sini, jangan sekali-kali mencoba ya. Pasalnya bagi siapa saja yang tertangkap dan mencoba narkoba hukumannya sangat berat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.