Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2014, 18:03 WIB
EditorNi Luh Made Pertiwi F
"MAU tinggal di Fillipina 2 bulan, makan, minum, dan tidur ditanggung pemerintah?” tanya teman saya saat di gerbang sungai bawah tanah, Palawan. Siapa tidak senang ditawari oleh teman saya, lantas saya bertanya, “Bagaimana caranya?“. “Buang saja sampah sembarangan dan sampai ketahuan petugas,” jawab teman saya sambil tertawa. Walau hanya bercanda, di sinilah bagaimana lingkungan benar-benar mendapat perhatian utama untuk sebuah tempat wisata. Saya hanya bersendikan, “Bagaimana kalau ini diterapkan di Indonesia“.

Dua jam dari Puerto Princesa saya dibawa ke arah utara Palawan. Jalan berkelok, berbukit naik turun ditambah lagi sopir yang mengemudikan kendaraan begitu lihainya. Perut serasa diaduk-aduk, karena saya duduk di kursi belakang. Sepanjang perjalanan pemandu terus saja mencerocos demi menjelaskan ada apa saja di sana. Ibarat jalan menuju gedung bioskop, ada orang yang menceritakan rentetan cerita film. Bagi mereka yang suka merapa dan menebak-nebak seperti saya pasti akan gusar, tetapi ada juga yang rasa ingin tahunya tinggi sehingga terus bertanya dan semakin gusar saja.

Mata saya selalu jelalatan melihat keluar jendela. Di balik kaca mata hitam ini saya benar-benar mengagumi pesona alam Pulau Palawan. Bukit-bukit gamping menonjol di mana-mana. Hutan lebat hingga semak belukar menjadi sajian di sisi kanan kiri jalan. Hampir sepanjang perjalanan jarang ditemukan perkampungan, sehingga benar-benar seperti berjalan di tengah-tengah belantara. Udara sejuk dan suasana teduh benar-benar membuat betah di perjalanan ini, kecuali pemandu yang tak henti-hentinya berceloteh.

Dhanang Dhave Suasana di dalam lorong sungai bawah tanah Puerto Princesa, Filipina.
Tiang-tiang listrik dengan panel surya di atasnya mulai terlihat. Sawah-sawah dengan petak yang unik berjejalan di bukit-bukit kapur yang menjulang tinggi. Pemandu mengatakan sebentar lagi akan sampai di Sabang. Sabang adalah kota kecil di selatan Palawan yang menjadi pintu masuk pada salah satu keajaiban dunia, yakni sungai bawah tanah. Sopir mengarahkan kendaraan di pelataran tempat parkir di sebuah rumah makan.

Usai makan siang, saatnya menuju sungai bawah tanah di dermaga Sabang. Di sini saya benar-benar kagum pada pengelola wisata. Peraturan dan hukuman ditulis besar-besar agar benar-benar ditaati oleh pengunjung dan operator. Pantai yang bersih dan rapi. Panas yang terik, memaksa kami harus menunggu antrian perahu yang akan mengantar ke mulut sungai.

Jaket pelampung wajib dikenakan oleh pengunjung yang ingin mengunjungi sungai bawah tanah. Berjarak hampir tiga kilometer dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, perahu yang kami tumpangi terombang-ambing oleh ombak Laut Tiongkok Selatan. Sebuah tebing karang terlihat dengan jelas yang menandakan sebentar lagi sampai di pantai yang menjadi pintu masuknya.

Setelah perahu merapat papan nama bertuliskan selamat datang di Taman Nasional Subterranean River Puerto Princesa terpasang di pintu masuk. Beberapa aturan dan semua informasi ada di sana. Jalan menuju pintu masuk berupa jalan panggung yang terbuat dari kayu. Hutan alami yang benar-benar masih terjaga keberadaannya. Suara burung hingga biawak yang berkeliaran dengan mudah ditemui di sepanjang jalan.

Sungai bawah tanah Puerto Princesa ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan dunia. Dunia sudah mengakuinya dan tak sabar rasanya segera masuk ke dalam guanya. Sebuah perahu dengan cadik di sisi kanan-kiri sudah menunggu kami. Kapasitas perahu adalah 8 orang ditambah seorang pendayung sekaligus pemandu wisata. Para pengunjung diwajibkan mengenakan jaket pelampung dan helm pelindung. (Dhanang Dhave)

Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: "Menelusuri Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

10 Tempat Liburan Sekolah di Surabaya yang Seru, Bisa Ajak Teman

10 Tempat Liburan Sekolah di Surabaya yang Seru, Bisa Ajak Teman

Jalan Jalan
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Omah Prahu 99, Spot Sunset di Tepi Waduk Cengklik Boyolali

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Omah Prahu 99, Spot Sunset di Tepi Waduk Cengklik Boyolali

Travel Tips
Festival Pantai Takari di Bangka, Ada Lomba Mengais Kerang Bambu, Cipta Suvenir, hingga Zumba

Festival Pantai Takari di Bangka, Ada Lomba Mengais Kerang Bambu, Cipta Suvenir, hingga Zumba

Travel Update
Syarat Terbaru Naik KA usai Wajib Masker Dicabut, Apakah Berubah?

Syarat Terbaru Naik KA usai Wajib Masker Dicabut, Apakah Berubah?

Travel Update
Rute ke Omah Prahu 99 Boyolali, Spot Sunset Keren di Tepi Waduk Cengklik

Rute ke Omah Prahu 99 Boyolali, Spot Sunset Keren di Tepi Waduk Cengklik

Travel Tips
5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

Travel Update
Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Travel Tips
5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

Jalan Jalan
Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Travel Update
Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Jalan Jalan
10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

Jalan Jalan
Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Jalan Jalan
6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

Jalan Jalan
2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

Travel Update
Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com