Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gede Agus Hardyawan: Ingat Jepun Bali, Ingat Hardys...

Kompas.com - 21/12/2014, 13:45 WIB

Selain menekuni bisnis ritel, ternyata GH Holdings juga memiliki bisnis perhotelan. Menurut Gede, hotel pertama mereka adalah Hotel Hardys Wirapada di Negara dengan 50 kamar. Lokasinya strategis di tengah Kota Negara, kalau dari Bandara Ngurah Rai dicapai dalam waktu 3 jam lewat darat. "Kami meng-upgrade dari sisi tanamannya sehingga menjadi rindang. Sekarang menjadi city hotel terbaik di Negara," katanya.

Berikutnya dengan menggandeng Tauzia Hotel Management sebagai pengelola, Gede mendirikan Hotel Pop! Hardys Singaraja Square di Singaraja, Kabupaten Buleleng. Hotel dengan 149 kamar ini berlokasi dekat pantai dan merupakan hotel budget yang memiliki kolam renang. Berbekal nama Kota Singaraja yang dahulu sempat harum, Gede pun menggelontorkan dana Rp 50 miliar membangun hotel untuk menghidupkan kembali denyut pariwisata di kawasan Bali Utara itu.

Siapa wisatawan yang hendak disasar? Gede menjelaskan, Kota Singaraja terus berkembang dan banyak wisatawan dan pebisnis datang ke Singaraja. "Dulu, para pebisnis yang datang ke Singaraja merasa bingung mencari hotel yang representatif untuk menginap. Kini ada Pop! di sana," ujarnya.

Selain itu, Kota Singaraja dikenal sebagai kota pendidikan. Saat wisuda, pasti keluarga mereka akan datang ke Singaraja dan mereka membutuhkan tempat menginap. Selama ini wisatawan yang datang ke Singaraja langsung menuju pantai Lovina untuk melihat atraksi lumba-lumba.

Bagi Gede, keberadaan Hotel Pop! Hardys Singaraja Square bisa menjawab keinginan wisatawan tersebut. Dari pantai hotel, wisatawan bisa menggunakan perahu atau jukung menuju Lovina pada pagi hari untuk menyaksikan lumba-lumba beraksi di tengah laut.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Hotel Pop! Hardys Singaraja Square di Singaraja, Bali.
Menurut Gede, setiap properti yang dimilikinya, entah perumahan atau hotel selalu dipenuhi pepohonan rindang. Di Hotel Pop! Singaraja, tanaman jepun atau kamboja berusia tua ditanam di sekitar hotel. Di depan hotel ditanam pohon bodhi yang harganya mencapai ratusan juta rupiah per pohon. Di Bali selain untuk menjaga lingkungan dan menambah keindahan, bunga jepun digunakan untuk sarana persembahyangan bagi umat Hindu. Sedangkan pohon pule dikenal sebagai bahan baku untuk membuat topeng karena dinilai sakral dan bertuah.

"Di Bali pohon jepun kian langka, makanya saya terus memburunya mulai dari Lampung, Malang, ke Lombok sampai Sumbawa, Kalimantan hingga Sulawesi," kata Wakil Ketua DPD REI Bali ini. Tak tanggung-tanggung, Gede pun menyediakan nursery untuk mengembangkan pohon jepun ini. Apalagi, di rumahnya di kawasan Sanur, Gede memiliki pohon jepun berusia 600-700 tahun.

Bermula dari bisnis ritel, kini GH Holdings berkembang biak dan memiliki sembilan lini usaha inti yakni ritel, commercial property, residential real estate, hotel, agro, recreation and game center, investasi, transportasi, dan advertising. Jumlah karyawan pun saat ini sebanyak 3.800 orang.

Di masa mendatang, bisnis yang paling diandalkan untuk menambah pundi-pundi GH Holdings adalah Hardys Land yang memiliki 7 lokasi dengan total luas lahan 180 hektar dan tersebar dari Negara (Bali) sampai Mataram (Lombok). Untuk mengembangkan bisnis Hardys Land, Gede mengajak teman sekolahnya, Ida Bagus Putu Mayun selaku Director Planning Hardys Land.

Target Gede adalah membangun 10.000 vila dengan menanam 10.120 pohon yakni pohon jepun atau pohon pule. Setiap rumah ditanami pohon jepun. Kalau rata-rata jalan di setiap perumahan di Bali memiliki lebar 6-7 meter, Hardys Land justru memiliki lebar jalan 11 meter karena menyediakan lahan untuk melestarikan tanaman. Di Nusa Dua saat ini sedang digarap Hardys Land Nusadua Hill Resort & Villas yang menyasar para smart family, anak muda yang memiliki budget terbatas, dan lifestyle. Harga termurah Rp 1,2 miliar. Sebagai ikon Hardys Land Nusadua Hill Resort & Villas, Gede menggandeng presenter Raffi Ahmad dan istrinya Nagita Slavina yang juga memiliki properti di sana. Tanggal 17 Januari 2015 merupakan serah terima pertama perumahan yang berada di kawasan elite pariwisata Bali itu.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Gede Agus Hardyawan dan Ketut Rukmini Hardy di Hardys Land Nusadua Hill Resort & Villas, Bali, Sabtu (13/12/2014).
Bersama istri Ketut Rukmini Hardy yang dinikahinya tahun 2000, kini pasangan Gede-Rukmini dikaruniai tiga anak perempuan: Hillary, Lilly, dan Jasmine. Sifat Gede yang suka hal-hal ekstrem dan pengambil risiko berpadu dengan sikap istri yang tekun, lurus, dan jago matematika saat sekolah menjadi bekal bagi pasangan ini bahu membahu mewujudkan idealisme sesuai tagline Hardys Land yakni dream, develop dan deliver.

Gede pun memiliki cita-cita ada saatnya dirinya tidak aktif lagi menangani bisnis di GH Holdings. Pada waktu itu dia akan fokus menangani yayasan (foundation) dan menjauhi jabatan politik.

Lantas, apa yang ingin diwujudkan Gede dengan Hardys Land-nya? Yakni membangun Bali, dan dari Bali membangun Indonesia. "Ingat Hardys Land, ingat Bali. Ingat jepun bali, ingat Hardys...," katanya sembari tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com