Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah Rimba Lombok Selatan

Kompas.com - 23/12/2014, 18:04 WIB
KEMARAU baru saja dilibas oleh musim hujan. Pepohonan mulai bersemi. Jejak kemarau masih membekas di pohon-pohon yang meranggas. Pada masa peralihan musim ini, saya menembus hutan Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat.

Gunung Tunak satu-satunya kawasan di Lombok Selatan yang masih berhutan. Duri-duri semak menggores kulit. Hutan Gunung Tunak tumbuh di atas tanah liat berkapur dan berlempung. Semakin mendekati pantai atau tebing yang berbatasan dengan Samudra Hindia, vegetasi yang tumbuh berbeda dan khas. "Tapi kita belum tahu jenisnya," terang Lalu Gede Gangga Widarma, staf Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam.

Selepas hutan pantai, padang rumput menghampar hingga bibir tebing. Setiap tipe vegetasi terlihat nyata perbedaannya. Hutan yang tumbuh bersisian dengan padang rumput diisi pohon dengan batang yang meliuk-liuk. Embusan angin agaknya membentuk arsitektur pohon yang unik: cabang-cabangnya doyong ke arah tertentu.

Sampailah saya di sepokok pohon asem yang besar dengan tajuk yang mekar di angkasa. "Ini pohon asem terbesar di Gunung Tunak," jelas Gangga. Tanah di sekeliling pohon asem bersih dan rata.

Tempat ini disebut Bagek Pondok: pondok pohon asem. Di situ, setelah tradisi nyale, mencari cacing laut, digelar upacara pemberkatan kerbau. Gangga menuturkan, setelah diberkati, kerbau-kerbau dibiarkan hidup bebas di Gunung Tunak: berkubang dan menyenggut rumput. "Tahun 2014 saja ada 903 kerbau," jelas Papu Arum, tetua adat Bumbang, Desa Mertak. Papu Arum telah memimpin tradisi pemberkatan kerbau selama 23 tahun.

"Setiap warga akan melapor ke Papu Arum. Jadi, dia punya data lengkap," imbuh Gangga. Di Bagek Pondok itu, orang-orang datang membawa moto siung: adonan ketan, gula merah, dan kelapa yang dibungkus pelepah pinang. "Setiap orang harus memakannya, dan Papu Arum akan menabur moto siung ke sekeliling," jelas Gangga.

Di bawah pohon asem itu, doa-doa lalu dipersembahkan oleh Papu Arum. "Kita minta perlindungan untuk kerbau-kerbau agar tidak dicuri ataupun sakit," papar Papu Arum yang berkulit legam ini.

Kisah lokal menuturkan Gunung Tunak sebagai salah satu pusat peradaban di Pulau Lombok. "Di sekitar Tunak dulu ada puluhan kerajaan," jelas Bangun, Kepala Desa Mertak, "hanya saja tidak ada sisa-sisanya."

Dan, Gunung Tunak satu-satunya kawasan yang masih berhutan di kawasan Lombok sisi selatan. "Ya, hanya di Tunak yang ada hutannya, ada satwa liarnya," imbuh Bangun.
Hutan Gunung Tunak tak hanya melestarikan alam Lombok Selatan, namun juga menjadi situs budaya Sasak. Di bawah pohon asem itu, saya jeda sesaat setelah menjelajahi Gunung Tunak yang gerah.

(Agus Prijono/National Geographic Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Travel Update
3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com