Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjemur di Pantai Pandawa dan Menonton Tari Kecak di Uluwatu

Kompas.com - 24/12/2014, 11:51 WIB
Dino Oktaviano

Penulis

BERBICARA tentang wisata pantai di Bali seakan tidak ada habisnya. Sebut saja Pantai Kuta, Dreamland, Sanur, dan banyak lagi lainnya. Kali ini, ada pantai baru yang tidak kalah keren dengan pantai-pantai pesohor terdahulu, namanya Pantai Pandawa.

Terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, pantai ini dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor yang hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari kawasan Nusa Dua, dan sekitar 1 jam perjalanan dari Bandara Internasional Ngurah Rai.

KOMPAS IMAGES/DINO OKTAVIANO Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Dulunya, oleh warga sekitar, pantai ini populer disebut "secret beach" karena memang indah dan tersembunyi di balik perbukitan batu. Ketika saya berkunjung pertengahan Desember 2014 lalu, matahari sedang terik-teriknya, terlihat pantai mulai ramai dipadati pengunjung.

Selain karena akses menuju pantai yang telah dipermudah, ketenaran Pantai Pandawa kian ramai diperbincangkan di kalangan para pelancong. Jujur saja, karena ternyata tidak sesepi yang dibayangkan sebelumnya, niat saya untuk menikmati suasana pantai secara lebih intim agak terusik.

KOMPAS IMAGES/DINO OKTAVIANO Pemandangan tebing dan hamparan laut lepas dari kawasan Pura Uluwatu, di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
“Wuih, keren banget ya, mas!” sahut Arina Yulistara, rekan sesama jurnalis yang turut diundang ke Bali dalam acara media trip yang digelar salah satu grup hotel terkemuka, saat memasuki area pantai.

Memang, angin pesisir yang menyegarkan, hamparan pasir putih nan halus selaras dengan warna laut yang bergradasi biru tua hingga biru muda. Indah. Bebas sampah tidak seperti Kuta.

KOMPAS IMAGES/DINO OKTAVIANO Jelang matahari terbenam di Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (13/12/2014).
Untuk yang ingin berteduh, di pantai ini berderet payung dan kursi panjang yang disewakan penduduk lokal. Dengan merogoh kocek sekitar Rp 50.000 sampai Rp 75.000 Anda bisa menggunakannya bebas sepanjang waktu hingga matahari terbenam. Sayang waktu kami tak lama, hanya mengambil beberapa foto, mencoba mengulik informasi, lalu pergi.

Matahari mulai menurun. Masih di Kabupaten Badung, kami melanjutkan perjalanan ke lokasi selanjutnya, kawasan Pura Uluwatu. Menjadi salah satu obyek wisata terfavorit di Pulau Dewata, berada di atas tebing yang langsung menghadap ke laut lepas, lokasi pura yang didirikan sekitar abad XI ini dinilai sangat indah dan menakjubkan.

KOMPAS IMAGES/DINO OKTAVIANO Turis dan monyet di Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (13/12/2014).
Saat memasuki kawasan Pura Uluwatu, pengunjung harus mengenakan kamen (dalam istilah Bali, kain yang umumnya dipergunakan untuk sembahyang ke pura) berwarna ungu atau selendang berwarna kuning. Di kawasan pura juga terdapat ratusan kera liar dan sering dijadikan obyek foto para wisatawan. Menikmati pemandangan sunset dengan hamparan laut lepas merupakan salah satu daya tarik utama di tempat ini.

Pengunjung juga dapat menyaksikan tarian kecak setiap hari pada pukul 18.00 – 19.00 Wita, di tribun sebelah utara yang dapat menampung kapasitas sekitar 300 orang. Jarak dari kawasan pura menuju panggung tempat berlangsungya tarian kecak kurang lebih 100 meter.

KOMPAS IMAGES/DINO OKTAVIANO Tarian Kecak di Kawasan Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Sekitar pukul 17.00 tiba di panggung, saya cukup terkejut. Pasalnya penonton sudah membeludak dan hampir memenuhi seluruh tempat duduk. Saran saya, saat akhir pekan atau hari libur, apabila ingin lebih leluasa memilih tempat duduk, sepertinya butuh tiba satu setengah atau bahkan dua jam lebih awal sebelum pertunjukan tari dimulai.

Menurut Pak Wayan, pemandu wisata kami, kecak adalah jenis tarian Bali yang paling unik. Kecak tidak diiringi dengan gamelan atau alat musik apa pun, hanya bermodalkan paduan suara dari puluhan pria. Inti dari tarian mengisahkan cerita Ramayana (Rama), tentang penyelamatan Shinta yang diculik oleh Rahwana dan diselamatkan oleh Rama beserta utusan kera putih bernama Hanoman.

KOMPAS IMAGES/DINO OKTAVIANO Tarian Kecak di Kawasan Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (13/12/2014).
Perfect banget, tariannya diadain pas sunset,” komentar wisatawan yang duduk tepat di sebelah saya, saat berbincang dengan salah satu kerabatnya di tengah pertunjukan.

Memang, dalam suasana matahari yang semakin merendah, semburan cahaya kekuning-kuningan, menjadikan seluruh adegan tari tampak syahdu. Perfect!. Persis seperti kata wisatawan itu.
 
Pemandu acara menutup pergelaran kecak. Sebagian besar wajah penonton tampak puas, tak sedikit pula yang terlihat lelah atau bahkan tertidur.

KOMPAS IMAGES/DINO OKTAVIANO Tarian Kecak di pelataran Pura Uluwatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (13/12/2014).
Wajar saja, berkunjung ke kawasan Pura Uluwatu biasanya dilakukan sebagai penutup agenda wisata setelah seharian mengelilingi sejumlah tempat atau obyek wisata di Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com