Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Palu Siap-siap Sambut Wisata Gerhana Matahari

Kompas.com - 25/12/2014, 17:40 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesempatan langka bakal datang di Indonesia. Pada 9 Maret 2016, di beberapa daerah di Indonesia akan dilintasi Gerhana Matahari Total (GMT). Fenomena alam ini jarang terjadi. Kemungkinan peristiwa langka ini belum dapat disaksikan kembali dalam 40 tahun ke depan. Terakhir tercatat di tahun 1983 dan 1995. Namun di tahun 1995 hanya melintas singkat di Pulau Sangihe, pulau kecil di ujung utara Indonesia.

Sementara GMT 2016 akan melintasi banyak daerah, yaitu di Palu, Bengkulu, Palembang, Maluku Utara/Ternate, Balikpapan, dan Bangka Belitung. Sementara gerhana matahari parsial akan melintasi kota-kota  Pekanbaru, Medan, Padang, Batam, Jakarta, Kupang, dan Manado.

PATA Indonesia Chapter (PIC) sebagai badan promosi pariwisata dunia berusaha menggandeng pemerintah daerah, industri pariwisata, dan Kementerian Pariwisata, untuk mempromosikan momen GMT sebagai sebuah ajang wisata. Daerah yang diharapkan terlibat tentu saja daerah-daerah yang dilalui GMT. Sehingga, harapannya melalui momen GMT, daerah tersebut juga bisa dikenal di mata dunia.

Apalagi wisata gerhana memiliki banyak peminat. Para pemburu gerhana ini rela menghabiskan dana besar dan datang dari jauh, serta persiapan dari tahun-tahun sebelumnya, demi mengamati momen langka terjadinya gerhana. Indonesia tergolong kalah "start". Industri wisata asing seperti operator kapal pesiar atau agen perjalanan wisata yang mengelola tur tematik sudah menjual wisata GMT Indonesia 2016.

Oleh karena itu, pihak PIC tengah menghubungi para stakeholder di setiap daerah untuk ikut bekerja sama memanfaatkan momen tersebut. Ada beberapa daerah yang diincar.

"Bengkulu, Bangka Belitung, Ternate. Tapi kami sedang hubungi stakeholder di sana, apakah semangatnya seperti Palu (Sulawesi Tengah)," ungkap CEO PIC Poernomo Siswoprasetijo kepada Kompas Travel, Selasa (16/12/2014).

Ia mengaku Palu paling bersemangat dalam menggarap wisata GMT tersebut. Apalagi dari segi destinasi wisata juga yang ditawarkan lumayan lengkap, tak hanya GMT saja. Palu memang punya beragam obyek wisata, mulai dari wisata sejarah sampai wisata bahari. Seperti diungkapkan Wakil Walikota Palu Andi Mulhanan, paket wisata GMT bisa digabungkan dengan tur sebelum dan sesudah gerhana. Misalnya tur ke Lore Lindu yang terkenal dengan situs megalitikum atau juga menyelam di Teluk Tomini.

"Banyak obyek wisata yang bisa dipaketkan dengan Gerhana Matahari Total," katanya.

Sementara untuk GMT di Palu bisa dilihat dari Teluk Palu. Di Teluk Palu ini pula yang pernah menjadi tuan rumah Hari Nusantara 2013. Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palu, Bambang Nugraha menuturkan sudah ada pembenahan di sekitar Teluk Palu.

"Kami persiapkan di tahun 2016, Teluk Palu sebagai tempat melihat GMT," tutur Bambang.

Ia mengaku sejauh ini hotel-hotel berbintang di Palu sudah mulai penuh dipesan oleh wisatawan yang ingin menyaksikan GMT. Tercatat wisatawan Jepang sudah memesan 55 kamar, Amerika Serikat 260 kamar, dan Inggris sekitar 75-100 kamar. Hotel berbintang di Palu antara lain Hotel Santika Palu, Hotel Mercure Palu, dan Swiss-belhotel Silae Palu.

"Rencananya akan ada Best Western dengan 144 kamar. Kemarin juga launching hotel Double R atau Roa-roa. Nanti ada hotel sultan," jelas Bambang.

Selain itu, Bambang juga menuturkan bahwa Palu sudah mulai menata untuk infrastruktur, seperti bandara yang sudah layak dikunjungi turis asing. Ia berharap ke depannya pariwisata Palu bisa berkelanjutan.

DOK KOMPAS TV Ramon Y Tungka menjajal paralayang di Kota Palu bersama Asgaf, seorang atlet paralayang profesional.
Poernomo juga mengungkapkan hal serupa. Ia berharap wisatawan tak hanya datang saat GMT terjadi, namun telah hadir sebelum gerhana dan bisa mengeksplor daerah tersebut. "Kita jadi bisa perkenalkan destinasi kita dengan baik, dari seni budaya dan alamnya. Demikian juga saat gerhana. Tidak saat terjadinya gerhana saja. Tetapi bagaimana wisatawan bisa dua minggu sebelumnya bisa menikmati Indonesia dan berkeliling Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap program-program seperti post gerhana bisa digarap bersama oleh stakeholder. Sehingga terjadi promosi yang berkelanjutan agar Indonesia semakin dikenal dunia.

"Paket-paket bisa digarap bersama. Kami juga ingin ada misalnya Jazz Road to GMT. Tinggal kita lihat daerah mana yang kita ajak. Palu yang ternyata bersemangat, sehingga jadi prioritas utama. Program ini baru berhasil jika stakeholder dan pemda bersemangat," tuturnya.

PATA (Pacific Asia Travel Association) merupakan badan promosi pariwisata dunia yang beranggotakan sekitar 1.100 industri pariwisata dari 42 negara. Oleh karena itu, seperti diungkapkan Poernomo, PATA memiliki kemampuan untuk turut mempromosikan wisata tersebut ke mancanegara. Nah, tinggal menunggu saja apakah daerah lain yang dilintasi GMT juga memiliki semangat yang sama memanfaatkan momen GMT untuk pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com