Tempat ini dilindungi dan dijaga kelestariannya karena memiliki nilai ekologi dan warisan budaya yang berfungsi sebagai daerah konservasi dan riset ilmu pengetahuan, edukasi, pelestarian budaya, peningkatan peranan wanita, serta bermanfaat bagi penduduk di sekitarnya.
Geopark Kaldera Gunung Batur resmi masuk dalam jaringan geopark dunia (Global Geopark Network) UNESCO pada 20 September 2012 yang lalu, pada Konferensi Geopark ke-11 di Portugal.
Dengan masuknya Kaldera Gunung Batur dalam jaringan geopark dunia, tempat tersebut dipastikan akan kedatangan banyak tamu. Para peneliti dan ribuan turis manca negara pasti akan penasaran dan ingin mengunjunginya. Bahkan, turis lokal seperti kita pun pasti tertarik dan ingin tahu apa keistimewaan tempat itu.
Kawasan Kaldera Gunung Batur terbentuk sekitar 20-an ribu tahun yang lampau. Kaldera ini terbentuk karena runtuhnya atau merosotnya permukaan tanah dan bebatuan ke perut Bumi karena kosongnya kantung magma di bawah gunung berapi.
peta kaldera gunung batur
Kaldera Gunung Batur ini sangat unik karena memiliki beberapa kaldera di dalamnya. Di dalam kaldera pertama, terbentuk kaldera kedua yang berbentuk melingkar. Di tengah kaldera muncul gunung berapi Gunung Batur dengan ketinggian 1.717 meter. Di dalam kaldera tersebut juga terdapat danau yang berbentuk bulan sabit yang panjangnya sekitar 7,5 km dan lebar 2,5 km. Itulah Danau Batur.
Di salah satu sisi kaldera di daerah Kintamani, kita bisa menikmati indahnya Danau dan Gunung Batur ini. Dari sini, kita juga bisa melanjutkan perjalanan menjelajah desa-desa Bali Aga yang berada di kawasan Kaldera Gunung Batur. Seperti Desa Kedisan, Buahan, Abang, Trunyan, Songan, Batur, Sukawana, dan Kintamani.
Sedangkan di Sukawana, kita bisa melihat langsung anjing lokal khas Kintamani yang terkenal sebagai anjing penjaga. Di daerah ini juga terdapat pura besar seperti Pura Besakih. Namanya Pura Batur atau Pura Ulun Danu. Pada zaman dulu, Pura Batur terletak di lereng Gunung Batur. Akibat letusan Gunung Batur tahun 1917 yang menghancurkan banyak desa dan pura, Pura Ulun Danu pun dipindahkan di lokasi yang sekarang.
Menyandang nama geopark, bagi masyarakat lokal tentu tidak ringan. Selain harus melestarikan alam dan budaya setempat, penduduk juga wajib menjaga dan tidak berperilaku merusak lingkungan.
Sebagai wisatawan, kita juga wajib menjaga lingkungan. Misalnya, tidak merusak alam, tidak membuang sampah di sembarang tempat, menghormati adat istidat yang berlaku dan menghormati perbedaan, tidak membeli suvenir dari bahan yang dilindungi undang-undang, dan lainnya.
Selain Kaldera Gunung Batur yang sudah menjadi geopark dunia, sejumlah tempat yang kini sedang diusulkan menjadi geopark, antara lain Danau Toba (Sumatera Utara), Merangin (Jambi), Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat), Rinjani (Nusa Tenggara Barat), Gunung Sewu (Jawa Tengah dan Jawa Timur). (Sigit Wahyu)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.