Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedap dan Sehat di Bihun Bebek 75

Kompas.com - 04/01/2015, 18:05 WIB
MUNGKIN yang tebersit di kepala sebagian orang ketika mendengar bihun bebek adalah bihun goreng dengan irisan tipis-tipis daging bebek goreng yang garing ala bebek peking. Tapi, bayangan itu bakal buyar kalau Anda datang ke Bihun Bebek 75. Soalnya, kedai yang berdiri sejak 1975 ini menawarkan bihun kuah dengan taburan irisan tebal daging bebek rebus. Tak cuma nikmat, juga sehat.

Penasaran dengan rasanya? Silakan mampir ke kedai yang terletak di Jalan Pluit Sakti Raya Nomor 49 Jakarta Utara ini. Posisi Bihun Bebek 75 ada di kawasan kuliner terkenal di daerah Pluit. Plang besar bertuliskan Bihun Bebek 75 akan memudahkan Anda untuk menemukan kedai ini.

Bihun Bebek 75 sudah buka sejak jam 7 pagi sampai pukul 10 malam. Cuma, kalau datang sekitar jam 12 siang, Anda perlu menunggu sejenak. “Waktunya mengganti air rebusan,” ujar Budi Handoyo, pemilik sekaligus koki utama kedai berkapasitas 40 pengunjung ini.

Selain bihun bebek yang merupakan andalan kedai ini, ada beberapa pilihan menu rebusan berbahan mi lain, seperti kwetiau, mi kuning, dan misoa, yang bisa Anda pilih dengan taburan daging bebek rebus. Buat yang tidak doyan bebek, enggak usah cemas, kedai ini juga menyediakan daging ayam sebagai topping.

Setelah Anda memesan, dengan cekatan Budi meracik bihun bebek. Pria separuh baya ini menarik sejumput bihun yang sudah direndam, lalu memasukkannya ke dalam tirisan dan merebusnya ke dalam panci berisi air panas.

Sembari menunggu bihun melunak, ia mencampurkan sedikit minyak bawang, lada, kecap asin, dan taburan bawang goreng di sebuah mangkuk. Kemudian, dia mencemplungkan bihun yang telah empuk dan membubuhinya dengan irisan daging bebek, daun selada, rajangan daun bawang, serta daun ketumbar.

Tak sampai 15 menit, semangkuk bihun bebek tersaji di meja berikut kuah dalam mangkuk kecil serta sambal cair halus. Dan, kuliner khas Medan ini pun siap Anda santap.

Sekilas, tampilan bihun bebek racikan Budi tidak jauh beda masakan bihun rebus kebanyakan. Yang membedakan, selain irisan tebal daging bebek, juga bihunnya. Bihun yang digunakan berbeda dengan bihun beras pada umumnya. “Bihun yang saya pakai ada campuran tepung sagu sehingga kenyal dan cepat empuk,” katanya.

Kuah obat

Tampilan bihun bebek kedai ini terlihat polos, dengan taburan daging bebek berwarna kecokelatan pucat tanpa kulit dan terlihat empuk. Campuran minyak bawang dan taburan bawang goreng menguarkan aroma sedap yang khas.

Jadi, langsung saja, aduk sedikit bihun dengan sumpit agar bercampur sempurna, lalu suapkan ke mulut. Wow, bihunnya memang terasa lembut dan kenyal, gurih pula. Ternyata Budi juga tidak pelit. Dia menaburkan cukup banyak potongan daging bebek yang empuk betul saat digigit.

Rupanya Budi membutuhkan setidaknya tiga jam untuk merebus daging bebek supaya empuk. Bebek yang dia gunakan juga bukan jenis bebek petelur ataupun bebek peking, melainkan bebek entok. Jenis bebek ini populer dengan sebutan tiktok alias itik mentok.

Yang unik dari bihun bebek buatan Budi ialah kuah pendamping bihun bebek. Kelirnya jernih kekuningan dengan bau khas ramuan Tiongkok. Saat dicicip, rasanya gurih dan sedikit asam. Dugaan pertama, kuahnya dicampur dengan jeruk nipis dan jahe. Tapi, tebakan itu tak sepenuhnya benar. “Pakai obat china,” ungkap dia.

Cuma, yang dia maksud bukan obat untuk mengobati penyakit, melainkan ramuan khusus masakan yang biasa dijual di toko obat china. Bahan yang termasuk dalam ramuan ini adalah kici atau goji berry kering, kam cho, dan tong sim. Ramuan ini dicampur dengan akar ginseng dan jahe ke dalam kaldu hasil rebusan daging bebek. “Ramuan ini bagus untuk kesehatan,” imbuhnya.

Jika suka pedas, jangan ragu campurkan sambal cair yang tersedia. Sambal kemerahan ini berasa pedas bercampur sedikit manis. Ada pula acar cabai atau acar bawang merah yang asam pedas. Hanya, Budi tidak menyediakannya di meja lantaran khawatir cepat rusak. Adapun potongan daun selada secara tak terduga menghadirkan sensasi segar yang renyah. Wansui atawa daun ketumbar juga menambahkan rasa unik dari bihun bebek ini.

(Maria Elga Ratri/Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 25 - 31 Maret 2013)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com