Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 14/01/2015, 09:47 WIB
EditorI Made Asdhiana
KE Kobe, Jepang, tidak afdol tanpa menikmati wagyu alias daging sapi jepang yang terkenal enak. Tak hanya menikmati santapan, kita juga diajak mengikuti bagaimana steik disiapkan oleh chef di depan mata. Sebuah ”teater kuliner” dengan bintang utama si wagyu.

Kami datang ke Wakkoqu, salah satu resto terkenal penyaji steik kobe di kota Kobe, Jepang. Kobe bisa ditempuh sekitar satu jam jalan darat dari Bandara Kansai-Osaka. Dari Jakarta, pesawat Garuda Indonesia melayani penerbangan langsung ke Osaka, empat kali seminggu.

Bersepuluh kami duduk di meja berbentuk seperti huruf U. Meja tempat kami makan menyatu dengan meja racik dari logam. Di dalam rongga U itulah sang chef beraksi menyiapkan sajian. Singkatnya kami bersantap ala teppanyaki. Makanan disiapkan di teppan atau semacam meja logam. Di atas teppan itu chef melakukan aksi yaki, memanggang, menggoreng, dan meracik ubo rampe alias tetek bengek keperluan santap. Dia bukan sembarang chef, melainkan bintang yang tengah melakukan ”pertunjukan seni kuliner”.

Babak pertama dari ”teater santap” ini adalah chef menyiapkan bawang putih yang diiris tipis-tipis. Dengan cermat, lebih dari seratus irisan bawang putih satu per satu diletakkan di atas pan logam yang telah ditetesi minyak. Ia memastikan tak ada satu iris bawang pun yang tertumpuk di atas irisan lain. Sekitar 7 menit, bawang yang merupakan bau wangi itu dibalik satu per satu. Bagi yang tidak sabar menunggu keluarnya wagyu, adegan bawang itu mungkin terasa lama. Tapi itulah ”ritual” menikmati wagyu yang harus dilewati.

Sambil menunggu bawang disiapkan, kami disodori sup miso, dan salad. Sementara kami menikmati sajian pengantar itu, sang chef yang dibantu seorang asisten menaburi bibir piring dengan garam, merica, dan mustard. Mereka juga menyiapkan daging sapi yang disebut wagyu itu. Waktu memang diperhitungkan dengan cermat dan efisien, hingga tidak timbul suasana menunggu.

”Wa” dan ”gyu”

Seorang rekan dari Jepang menjelaskan wagyu berasal dari kata wa yang berarti ’jepang’, dan gyu yang artinya ’daging sapi’. Sapi jepang ini dibudidayakan khusus untuk dinikmati, yang dagingnya mengandung lemak baik dan omega 3. Dikenal empat jenis wagyu, yaitu sapi hitam, cokelat, tanduk pendek (short horn), dan tak bertanduk (polled). Kami menyantap wagyu Tajima jenis berkulit hitam. Tentu dagingnya tetap merah, segar. Daging itulah yang menggoda kami saat ia diletakkan di atas pan.

Wagyu memang menjadi bintang yang ditunggu. Cara memotong dan membalik daging itu tampak terkoreografi dengan sangat rapi sehingga nyaman dilihat. Bagian yang berlemak diiris, lalu dipisahkan. Bunyi kress... kress... pisau yang mengiris daging. Dan bunyi nyess... nyess... daging terpanggang di atas pan menjadi musik pengantar santap, atau semacam soundtrack yang lezat di telinga

Daging ditaburi garam dan merica. Chef memastikan daging terpanggang merata dan sempurna dengan tingkat kematangan ukuran medium sesuai permintaan kami. Ia membalik daging beberapa kali. Bahkan daging dimiringkan agar bagian pinggiran daging juga matang.

Dan selesai sudah. Daging segar yang tadi merah itu berubah warna menjadi agak coklat. Ukurannya pun sedikit mengerut dari ukuran semula. Ia dipotong-potong seukuran sedikit lebih kecil dari kartu kredit. steik wagyu itu lalu diletakkan dalam piring bersama terung, tahu, paprika hijau, dan sejenis kentang lembut yang disebut konnyaku. yang mengandung serat tinggi. Bersamanya disertakan cawan kecil berisi irisan timun dan lobak.

Dicocol kecap asin, daging terasa gurih, lembut, lunak sekali sehingga mulut tidak perlu bekerja keras untuk mengunyahnya. Bahkan cukup dikulum, daging sudah serasa lumer di mulut. Terasa sayang untuk segera menelannya. Bawang putih yang disiapkan tadi kami jadikan kawan bagi si wagyu hingga menciptakan kegurihan baru.

Dengan sumpit, kami coba juga mencolekkan daging itu dengan sedikit garam, merica, dan wasabi yang terasa mak sengkring menyetrum tekak. Kami membiarkan rasa daging gurih itu lebih lama memanjakan lidah ndeso yang nggumun alias kegirangan berkenalan dengan daging sapi kobe.

Teater belum selesai. Ketika kami menikmati steik, sang chef menyiapkan babak selanjutnya, yaitu menyiapkan sajian tumis taoge, dengan campuran sedikit lemak daging. Asap yang mengepul di depan mata sama sekali tidak mengganggu karena segera hilang oleh alat penyedot asap. Aromanya justru kembali merangsang selera. Taoge yang kaya serat dan mengandung vitamin A, B, C, D, E, dan K itu menjadi menu ideal pendamping steik daging sapi kobe.

Sebagai penutup, tersaji pilihan teh hijau, teh olong, dan kopi. ”Panggung teater” wagyu memang telah tutup. Suara kress dan nyess, dan tentu saja rasa wagyu di Kobe itu masih tersimpan di memori rasa. (XAR)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kata Menparekraf Soal Pencabutan Visa on Arrival WNA Rusia dan Ukraina

Kata Menparekraf Soal Pencabutan Visa on Arrival WNA Rusia dan Ukraina

Travel Update
Cara ke TMII Naik Bus Transjakarta, Berhenti di Pintu 3 

Cara ke TMII Naik Bus Transjakarta, Berhenti di Pintu 3 

Travel Tips
Mulai dari Perth hingga Ningaloo Reef, Berikut Destinasi Wisata Eksotis Australia Barat yang Wajib Disambangi

Mulai dari Perth hingga Ningaloo Reef, Berikut Destinasi Wisata Eksotis Australia Barat yang Wajib Disambangi

BrandzView
Jam buka dan Harga Tiket Masuk TMII 2023

Jam buka dan Harga Tiket Masuk TMII 2023

Travel Tips
Pendakian Gunung Andong Ditutup Selama Ramadhan 2023

Pendakian Gunung Andong Ditutup Selama Ramadhan 2023

Travel Update
40 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2023 yang Bermakna 

40 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2023 yang Bermakna 

Travel Update
Gardu Pandang Ketep Magelang, Dahsyatnya Merapi sampai Indahnya Panorama 2 Gunung

Gardu Pandang Ketep Magelang, Dahsyatnya Merapi sampai Indahnya Panorama 2 Gunung

Jalan Jalan
Spot Sunset Jakarta, Menikmati Matahari Terbenam di Halte Bundaran HI

Spot Sunset Jakarta, Menikmati Matahari Terbenam di Halte Bundaran HI

Jalan Jalan
Naik 87 Persen, Angkasa Pura I Layani 4,8 Juta Penumpang per Februari 2023

Naik 87 Persen, Angkasa Pura I Layani 4,8 Juta Penumpang per Februari 2023

Travel Update
Museum Basoeki Abdullah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Fasilitas

Museum Basoeki Abdullah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Fasilitas

Jalan Jalan
10 Wisata Tersembunyi di Ubud, Ada Pura hingga Museum

10 Wisata Tersembunyi di Ubud, Ada Pura hingga Museum

Jalan Jalan
Menara Langit Merapi di Gardu Pandang Ketep Sudah Bisa Dikunjungi Wisatawan

Menara Langit Merapi di Gardu Pandang Ketep Sudah Bisa Dikunjungi Wisatawan

Travel Update
11 Fasilitas Sea World Ancol, Kolam Hiu hingga Museum Misteri Laut Dalam

11 Fasilitas Sea World Ancol, Kolam Hiu hingga Museum Misteri Laut Dalam

Jalan Jalan
4 Desa Wisata di Ngada, Flores Masuk 500 Besar ADWI 2023

4 Desa Wisata di Ngada, Flores Masuk 500 Besar ADWI 2023

Travel Update
Desa Wisata Komodo dan Coal di Manggarai Barat, NTT Masuk 500 Besar Nominasi ADWI 2023

Desa Wisata Komodo dan Coal di Manggarai Barat, NTT Masuk 500 Besar Nominasi ADWI 2023

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+