Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menonton Tatung di Singkawang

Kompas.com - 16/01/2015, 19:07 WIB
SELAMA dua minggu, mulai Imlek hingga Cap Go Meh, kota Singkawang benar-benar menjadi Kota Tiongkok (China Town). Rumah, toko, pasar, klenteng, dan jalan-jalan dihiasi lampion-lampion merah. Meriah!

Sehari menjelang Cap Go Meh, kota Singkawang, Kalimantan Barat, mulai dipenuhi wisatawan dari luar kota dan luar negeri. Semua hotel penuh. Untuk mendapatkan kamar hotel, mereka sudah memesan jauh-jauh hari.

Bagaimana kalau kita sudah tidak kebagian kamar hotel? Jangan khawatir, sebab khusus pada Cap Go Meh, banyak rumah penduduk disewakan untuk homestay.

Ada apa, sih, di Singkawang saat Cap Go Meh? Apalagi kalau bukan karena ingin melihat tatung. Pada saat Cap Go Meh, semua tatung di seluruh kota Singkawang akan keluar untuk "membersihkan" kota.

Penduduk etnis Tionghoa di Singkawang percaya, untuk menangkal gangguan roh-roh jahat yang bisa membawa sial, mereka melakukannya dengan arak-arakan tatung. Dengan atraksi-atraksi kehebatan para tatung, mereka berharap roh-roh jahat ketakutan sehinga tidak berani mengganggu penduduk.

Tradisi tatung di Singkawang, konon, sudah ada sejak 200 tahun yang lalu. Tradisi asal Tiongkok selatan ini dibawa masuk ke Singkawang oleh etnis Tionghoa yang bekerja sebagai buruh tambang emas di daerah Monterado, Kalimantan Barat.

Kata tatung dalam bahasa Tiongkok berarti orang yang dirasuki roh dewa atau roh leluhur. Jadi, orang yang kesurupan roh itulah yang disebut tatung.

Mereka percaya, roh-roh yang merasuki tatung adalah roh-roh yang baik dan memiliki kehebatan, sehingga mampu mengusir roh-roh jahat. Seperti, roh kaisar, punggawa kerajaan, panglima perang, pendeta, ahli sastra, seniman, hakim, ahli pengobatan, dan lainnya.

Di Singkawang, jumlah tatung mencapai ribuan. Pada hari Cap Go Meh, semua tatung ingin mengikuti arak-arak untuk membersihkan kota.

Sebelum mengikuti arak-arakan membersihkan kota, setiap tatung wajib mendatangi Klenteng Tengah Tri Dharma Bumi Raya untuk minta izin Dewa Bumi Raya. Waktu minta izin, biasanya dilakukan sehari sebelum Cap Go Meh.

Pada hari Cap Go Meh, saat para tatung melakukan ritual membersihkan kota, itulah saat-saat yang paling seru bagi penonton. Bagaikan panglima perang atau raja, para tatung diarak keliling kota dengan tandu.

Mereka melakukan atraksi-atraksi ekstrim untuk menunjukkan kekuatan dan kekebalan tubuhnya. Seperti, menginjak-injak pecahan kaca, duduk di atas ujung pedang, dan lainnya.

Arak-arakan tatung kini sudah menjadi agenda wisata. Oleh karena itu, para tatung diminta tidak mengeluarkan atraksi yang mengerikan dan sadis.

Pada hari Cap Go Meh, jalan-jalan di tengah kota Singkawang sepanjang 5 kilometer yang dilewati tatung dipadati puluhan ribu orang. Beberapa ruas jalan ditutup untuk menghindari kemacetan.

Mau nonton arak-arakan tatung, tetapi tidak mau berjubel?  Tak jauh dari Klenteng Tengah Tri Dharma Bumi Raya, ada rumah makan padang. Di rumah makan ini, kamu bisa menonton arak-arakan tatung di teras lantai dua. Dijamin, deh, pemandangannya bagus. Apakah kamu ingin menonton arak-arakan tatung pada hari Cap Go Meh tahun ini? (Sigit Wahyu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kidnesia
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com