Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angklung Sukses Memikat Si Bocah

Kompas.com - 20/01/2015, 12:04 WIB
MASIH ingat lagu ”Ampar-ampar Pisang”, musik angklung dan kolintang, serta cerita Malin Kundang? Mungkin sebagian anak tidak lagi mengenal lagu anak dari Kalimantan Selatan, alat musik tradisional Jawa dan Manado, serta cerita budaya dari Sumatera Barat tersebut.

Yang ada justru mereka lebih mengenal dan akrab dengan lagu seperti ”Alamat Palsu” atau ”Sakitnya Tuh di Sini”. Juga musik hip-hop dan semua alat musik modern.

Rasa ingin mengangkat, memperkenalkan, dan mendekatkan lagi seni dan budaya kepada anak inilah yang diusung Pinisi Edutainment Park, Pasaraya Grande, Blok M, Jakarta Selatan.

Buktinya, selain menghadirkan kapal pinisi, alat transportasi tradisional nenek moyang yang berasal dari Sulawesi Selatan, di taman bermain ini anak-anak dapat bermain sembari belajar seni dan budaya Indonesia melalui lantunan lagu-lagu yang menggema di seluruh ruangan. Mereka juga bisa belajar di kelas menari, membatik, wayang, dan vokal. Di kelas wayang, misalnya, anak bisa belajar mendalang wayang kulit.

Anak-anak pun bisa mengenal dan memainkan sejumlah alat musik, seperti angklung, kolintang, dan keseluruhan perangkat gamelan, seperti kendang, saron, bonang, bonang penerus, gong slentem, gender, gambang, kempul, kenong, suling, rebab, keprak, hingga kepyak.

Bumi (4), yang baru pertama kali bertandang ke pinisi akhir Desember lalu, begitu terpesona dengan angklung. ”Asyik, Bu. Bambunya bisa bunyi, bagus,” katanya kepada sang ibu seusai melewatkan waktu sekitar 30 menit bersama adiknya, Samudera (2), di kelas angklung.

Di kelas-kelas khusus itu, orang dewasa sengaja tidak boleh ikut masuk. Didampingi pemandu dan pola belajar interaktif terbukti mampu menarik perhatian penuh anak sehingga mereka tak rewel atau merengek.

”Kalau mau, anak-anak itu kami libatkan ikut dalam bermain teater ini untuk merangsang keberanian dan belajar mengenai cerita rakyat sembari berekspresi,” kata Linda Rizki Amelia, Sponsorship Assistant Manager PT Lintas Mitra Niaga, pengelola Pinisi Edutainment Park.

Teater yang dimaksud adalah pertunjukan berdasar cerita rakyat Lutung Kasarung dari Jawa Barat dan Joko Kendil dari Jawa Tengah di ruang teater Planetarium, serta Malin Kundang Mencari Cinta Ibunya di arena kapal pinisi.

Sama dengan kelas seni, di galeri drama ini anak-anak juga diperkenalkan tentang perbedaan antara bermain peran di film dan bermain drama di atas teater. Mereka diperkenalkan dengan dialog, ekspresi wajah, hingga gerak tubuh (gesture).

Mengenal Nusantara berlanjut, yakni dengan kereta api mereka berkeliling di lantai 10 yang terdapat anjungan mini yang menampilkan bangunan rumah adat dan pakaian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Jadi, selamat bergembira di akhir pekan sembari belajar seni dan budaya. (PIN/NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com