Makin ke dalam, kerumunan manusia bukannya berkurang, malah semakin padat. Malam itu adalah malam ketiga dari festival cahaya atau dikenal sebagai Kyoto Arashiyama Hanatouro, 12-21 Desember 2014. Paduan pohon-pohon bambu hijau dengan cahaya lampu membuat suasana menjadi eksotis, apalagi ditambah suhu udara yang cukup dingin pada bulan Desember.
”Justru festival ini diadakan saat musim dingin. Hutan ini sepi sekali di musim dingin sehingga ada ide untuk meramaikan dengan acara seperti ini. Hanatouro dimulai tahun 2009 dan sejak itu menjadi acara tahunan,” kata Kiyotaka Kondo. Saat kami berada di sana, suhu malam itu berada di angka lima derajat celsius.
Sambil berjalan, dia menjelaskan tentang pohon bambu yang menjulang sampai 15 meter. ”Jika sudah mencapai 15 meter, bambu-bambu tersebut berhenti tumbuh ke atas, tapi menyamping sehingga batang menjadi besar,” ujar Kondo.
Kendati ramai, suasana hutan masih terasa karena tidak ada atraksi musik dan sejenisnya yang sering kali ditemukan dalam festival. Pengunjung, selama sekitar satu jam berjalan, praktis hanya dibawa untuk menikmati hutan bambu yang dipercantik cahaya lampu. Kalaupun ada selingan, paling-paling hanya ada tempat khusus untuk berdoa dan tempat berfoto di atas kereta becak yang sehari-hari memang ditemukan di jalan-jalan kawasan turis Arashiyama.
Suasana malam lebih meriah ditemukan di Kobe ketika kami berkesempatan menghabiskan malam bersama belasan ribu pengunjung yang sedang memperingati jelang 20 tahun gempa besar di kota itu. Kebetulan malam itu adalah malam terakhir Kobe Luminarie yang berlangsung pada 12-15 Desember 2014. Jalan ke arah pusat acara benar-benar penuh oleh pejalan kaki. Kilauan cahaya lampu dalam bentuk istana sangat memukau. Sambil berjalan dipayungi oleh ribuan lampu, pengunjung tak putus-putusnya mengambil gambar. Ujung dari atraksi ini adalah rangkaian lampu yang dibentuk seperti Gereja Basilika Santo Petrus, Vatikan.
”Tahun ini temanya adalah ’Kobe, Kota Impian dan Cahaya’. Gereja Basilika dihadirkan karena pesta lampu ini tak lepas dari penggagas acara ini yang berasal dari Italia,” kata Maki Yanai, pemandu kami di Kobe. Duka Kobe akibat gempa besar yang mengguncang 16 Januari 1995 sempat membuat warga putus asa dan pesimistis. Kesedihan berlarut yang menghinggapi ratusan ribu warga membuat sejumlah orang berpikir untuk melakukan sesuatu. Ide membuat Kobe Luminarie ini salah satunya dimaksudkan untuk membangkitkan suasana kegembiraan.
Sebelas bulan sejak gempa, pesta lampu mulai diciptakan dan sejak itu setiap tahun pada bulan Desember warga bersama-sama memperingati peristiwa gempa besar dengan suasana yang meriah. Di tengah keramaian tampak ratusan orang membagikan brosur dan mengumpulkan dana amal untuk berbagai kegiatan sosial. Masyarakat tetap diingatkan akan peristiwa yang pernah menghancurkan kota ini dan menewaskan ribuan warga itu.
Sayangnya, pertunjukan cahaya tiga dimensi yang berlangsung hanya 10 menit ini menggunakan bahasa Jepang yang tidak kami pahami. Namun, toh, permainan cahaya karya Huis Ten Bosch itu mampu mengatasi kegagalan memahami cerita yang dipertontonkan. Apalagi, sejak di pintu masuk kami sudah digiring dengan terowongan lampu yang cukup panjang sehingga membangun suasana menyenangkan.
Di tengah gelapnya Taman Nishinomaru, mata kami juga dihibur dengan ”kolam lampu” lengkap dengan ”satwa” air. Tak ketinggalan, suasana Natal dihadirkan lewat pertunjukan musik dan pohon lampu setinggi tiga meter. Siapa tahu ada yang penasaran dan ingin menyaksikan atraksi cahaya tiga dimensi yang digelar sampai 1 Maret 2015 ini. (Retno Bintarti)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.