JAKARTA, KOMPAS.com — "Di bulan pun bisa ada restoran Padang, kalau di sana ada manusia," kata Ujang, Manajer Restoran Padang Salero Jumbo, di kawasan MH Thamrin, Jakarta. Ungkapan yang berlebihan tetapi memang ada benarnya juga. Coba saja kalau kita jalan ke belahan dan pelosok negeri Indonesia, di setiap daerah atau kawasan pasti terdapat restoran Padang, apalagi di Pulau Jawa dan Sumatera.
Kondisi serupa pun bisa dijumpai di beberapa negara di luar negeri dengan banyak tenaga kerja Indonesia (TKI), seperti Malaysia. Di Kota Pontian, kota kecil dekat perbatasan Malaysia dengan Singapura, misalnya. Di sana ternyata ada pularestoran Padang. Bagi sebagian besar orang Indonesia pun, ketika dalam perjalanan dan bingung mau makan apa, pilihan pertama biasanya jatuh ke restoran Padang.
Lagi rapat, butuh makan? Pilihan pun jatuh pada nasi paket kotakan atau bungkusan di restoran Padang. Untuk rapat para pejabat tinggi dan elite negara, pilihannya pun kotakan masakan Padang, tak terkecuali rapat kabinet di Istana Negara.
"Kalau pagi kami sibuk sama kotakan. Setiap hari langganan kami kantor-kantor. Pesanan bisa sampai ratusan boks," kata Ujang kepada Kompas.com. Menu favorit untuk makan kotakan biasanya adalah rendang atau ayam, terkadang juga telor. "Favorit pasti rendang," ujar Ujang.
"Mulai boks, makan di tempat, termasuk turis asing, Singapura, Malaysia, Belanda tuh paling sering. Bule-bule saja sukanya ya rendang," katanya.
Tak heran, pada tahun 2011, rendang masuk dalam World’s 50 Most Delecious Foods atau 50 hidangan terlezat di dunia versi CNN International. Atas tingginya animo pelanggan, Salero Jumbo akhirnya menyajikan rendang dalam kemasan toples. Kemasan ini cocok sebagai oleh-oleh atau bekal dalam perjalanan yang jauh, apalagi kalau ke luar negeri. Rendang bisa jadi pelepas rindu terhadap masakan Tanah Air.
Pertanyaan besarnya adalah, apa yang membuat restoran Padang bisa ada di mana-mana? "Masakan Padang sih dijamin aman. Tanpa pengawet. Makanya orang enggak takut makan (masakan) Padang," kata Ujang.
Memang, memasak makanan Padang membutuhkan keahlian meracik bumbu dengan cermat dan benar. Bila tidak, bisa makanan jadi malah tidak enak dan cepat basi karena masakan Padang banyak yang bersantan. Di restoran yang berdiri sejak 1982 ini terdapat 6 juru masak.
Ujang menjelaskan, rahasia agar masakannya diterima banyak pelanggan adalah dengan menyesuaikan selera lokal. "Yang penting harus tahu sekitar kita. Misalnya nasi kapau asli itu bau karinya nyengat. Orang luar kan enggak suka. Makanya kita harus bisa modifikasi dengan selera lokal," kata Ujang.
Jadi, rasanya orang Indonesia tak usah khawatir, walau Bumi diserang makhluk planet ruang angkasa sekali pun, restoran Padang dijamin tidak akan punah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.