Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersantap di Kaki Burangrang

Kompas.com - 29/01/2015, 11:49 WIB
MENIKMATI santap siang dalam balutan kabut. Menyeruput minuman hangat sambil menatap taburan bintang di langit malam. Semua pesona itu ada di kaki Gunung Burangrang.

Suasana yang tenteram itu bisa ditemui di Dusun Bambu di kawasan Cisarua, Bandung, Jawa Barat. Jauh dari hiruk-pikuk kota besar, kita menemukan sebuah oase untuk melepas penat. Saat pagi dimulai dengan kicauan burung, gemericik air dan desiran angin yang menggoyang rumpun-rumpun pokok bambu.

Lantunan kecapi suling sayup-sayup menyelusup ke bilik-bilik kamar yang menghadap ke hamparan sawah yang menghijau. Di antara pematangnya, rombongan mentok berjalan beriringan. Kicaunya yang ramai mengantar kenangan pada alam Priangan yang teduh.

KOMPAS/MYRNA RATNA Hamparan bunga Peacock
Udara segar yang penuh hawa murni selalu mengundang rasa lapar lebih cepat. Apalagi, puluhan warung kaki lima yang tertata rapi di pusat jajanan (food court) menguarkan semerbak aneka masakan. Harum bakaran sate, berbaur wangi pempek panggang. Suara penggorengan mi tek-tek beradu dengan suara nyess dari panggangan kue rangi.

Deretan warung ini menyatu dengan Pasar Khatulistiwa, sebuah minimarket yang khusus menjual oleh-oleh tradisional khas Jawa Barat. Di situ para pramusaji berseliweran membawa nampan-nampan pesanan, yang membuat mata otomatis melirik. Ada nasi timbel, soto bandung, bakso yamin. Ah, begitu banyak pilihan!

Sarang burung

Mari kita masuki ”ruang makan” Lutung Kasarung yang memiliki desain unik. Dari kejauhan, deretan bangunan yang ”bertengger” di atas pohon dan dibalut oleh ranting-ranting kering itu bak sarang-sarang burung raksasa. Antara satu sarang dan sarang lain dihubungkan dengan jembatan kayu yang dirancang melengkung.

KOMPAS/MYRNA RATNA Interior di dalam
Rumah ”sarang” yang dikitari kaca ini membuat pandangan bisa menyapu ke 360 derajat. Di kejauhan, hamparan bunga peacock yang warnanya bergradasi dari semu pink sampai ungu membentuk taman bunga yang berundak-undak. Taman ini bersisian dengan danau buatan yang permukaannya memantulkan bayangan rumah-rumah kayu yang mengelilinginya. Sambil menyeruput bajigur panas yang ditemani pisang bakar, kita bisa melihat lembah di kaki gunung Burangrang dengan sempurna.

Untuk bisa bersantap di rumah sarang ini, biaya sewa per jam Rp 100.000. Relatif terjangkau bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi bersantap di ketinggian. Begitu pintu kaca ditutup, ruangan yang seluruhnya berperabot kayu dan bambu ini seperti kedap terhadap keriuhan di luar. Menu yang ditawarkan semuanya bisa dipesan dari pusat jajanan dengan harga terjangkau. Somay bandung, misalnya, dihargai Rp 25.000, sate ayam dan kambing Rp 35.000, ketan bakar Rp 12.000, atau soto bandung Rp 40.000.

”Semua pedagang yang ada di food court ini sebagian besar kami ambil dari jajanan tradisional terbaik yang ada di Bandung. Jadi memang melalui proses seleksi. Sebelumnya kami sudah keliling-keliling dulu untuk mencari jajanan mana yang paling disukai orang-orang,” ujar Front Office Supervisor Dusun Bambu Asep Heri.

Untuk semua

Jika memang berniat untuk menikmati keelokan alam Priangan ini dengan lebih tenang, memang sebaiknya tidak datang pada akhir pekan. Resor yang luasnya sekitar 15 hektar ini relatif bisa dijangkau berbagai lapisan masyarakat. Tak mengherankan, pada akhir pekan, tempat ini padat pengunjung. ”Kalau weekend bisa sampai ribuan orang yang datang,” tambah Asep.

KOMPAS/MYRNA RATNA Pemandangan di Kaki Gunung Burangrang.
Sebagian besar pengunjung datang untuk menikmati fasilitas terbuka yang langka ditemukan di kota besar, seperti jalur trekking, jalur sepeda yang mengitari punggung bukit, kebun stroberi yang bisa langsung dipanen, memberi makan kelinci, atau sekadar menikmati pemandangan dan hawa yang sejuk. Tawa gembira anak-anak yang sibuk berlarian ke sana kemari di arena bermain yang luas mencuatkan kekhasan sebuah tempat rekreasi keluarga.

”Tapi, seandainya ada tamu yang ingin suasana yang lebih eksklusif, kami memiliki penginapan dan camping ground yang privacy -nya terjaga. Jadi tidak ada orang yang lalu lalang ke sana. Atau bisa juga makan lesehan di saung-saung di pinggir danau, dengan sewa Rp 125.000-Rp 150.000,” tambah Asep.

Mau mahal atau murah, mau menyepi atau beramai-ramai, kebahagiaan yang didapat tetaplah sama: makan enak dan pemandangan indah. (Myrna Ratna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com