Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat "Smoke on the Water" di Montreux

Kompas.com - 29/01/2015, 14:38 WIB
MONTREUX, Swiss, adalah surga bagi para musisi dunia. Dari kota ini, Deep Purple, band rock asal Inggris, melahirkan lagu tersohor ”Smoke on The Water”.

We all came out to Montreux

On the Lake Geneva shoreline

To make records with a mobile

We didn't have much time

 

Frank Zappa and the Mothers

Were at the best place around

But some stupid with a flare gun

Burned the place to the ground

 

Smoke on the water

A fire in the sky...

Pada Desember 1971, personel Deep Purple sedang menonton konser Frank Zappa di Kasino Montreux, Swiss, ketika kebakaran tiba-tiba terjadi. Mereka melarikan diri lalu menyaksikan api melahap habis bangunan kasino yang terletak di tepi Danau Geneva.

”Kebakaran itulah yang menjadi inspirasi lahirnya lagu ’Smoke on The Water’. Mereka bisa menyaksikan api dan asap di atas danau dari tempat penginapan,” kata pemandu kami, Richard, di depan Kasino Montreux yang kini sudah dibangun kembali.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Pasar Natal di tepi Danau Geneva.
Montreux memang sinonim dengan musik. Baik komposer dan penyanyi seperti Stravinski dan Freddie Mercury pernah tinggal di Montreux. Di kota ini, Freddie merekam lagu terakhirnya bersama band Queen bertajuk Made in Heaven dengan sampul album bergambar Danau Geneva.

”Jika kamu ingin menemukan kedamaian pikiran, datanglah ke Montreux,” ujar Freddie yang pernah tinggal di flat di tepi Danau Geneva.

Dalam memori kehadiran Freddie Mercury di Montreux, terciptalah patung perunggu dengan sosok Freddie. Patung Freddie yang mengangkat tangan kanan ke udara dan tangan kiri erat menggenggam mike itu berdiri di tepi danau sejak 1996. Di leher patung, penggemarnya selalu mengalungkan bunga segar.

Malam itu, udara dingin yang membekap musim dingin tak menyurutkan langkah penggemar Freddie untuk berpose di depan sang patung. Penggemar Freddie wajib berfoto bersama patung Freddie.

Banyak festival digelar di Montreux, seperti Montreux Jazz Festival dan Opera Festival pada Juli serta Cully Jazz Festival saat musim semi. Pada musim panas, kota ini memiliki Folkloric Markets. September Musical pada musim gugur serta Comedy Festival dan Christmas Market pada musim dingin.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Penjara Bawah Tanah Chillon Castle di Swiss.
”Dengan begitu banyak kegembiraan. Terkadang, aku duduk di teras ketika matahari terbenam sembari menyaksikan kebun anggur di kejauhan. Di atas danau, tampak gunung-gunung. Dalam suasana hati seperti ini, aku tak memikirkan apa pun, selain menikmati ketenangan yang luar biasa,” kata Charlie Chaplin yang tinggal 25 tahun di Swiss.

Kastil kuno

Perjumpaan dengan Montreux dan Danau Geneva menjadi sebuah peruntungan luar biasa. Kami, jurnalis dari beberapa negara di Asia Tenggara, mengunjungi Montreux dalam program Media Trip ”The Original Winter” pada Desember lalu.

Sekilas pandangan mata, Montreux memang sangat istimewa. Ia berada tepat di tepi Danau Geneva di kaki Pegunungan Alpen yang memutih berselimut salju. Air danau begitu jernih dengan udara sejuk menumbuhkan ketenangan.

Angsa hingga burung liar berenang di permukaan danaunya yang bersih. Kebun anggurnya, Lavaux Vineyards, bahkan masuk ke UNESCO’s World Heritage Site. Sebuah kota dengan ragam pemandangan indah yang ideal untuk dikunjungi sepanjang tahun. Montreux juga merupakan pionir pengembangan pariwisata di Eropa.

Salah satu daya tarik wisata berupa kastil kuno yang juga berfungsi sebagai penjara, Chillon Castle. Kastil Chillon yang dibangun pada abad ke-12 ini terletak di tepi Danau Geneva dan telah menjadi tujuan wisata sejak 1861. Hotel besar pertama di sekitar kawasan tersebut dibangun pada 1840. Setiap tahun, kastil dikunjungi lebih dari 350.000 pengunjung.

Kastil Chillon yang dibangun di atas batu karang sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi penyair besar seperti Lord Byron dan penulis Jean-Jacques Rousseau. Selain bangunan purinya yang unik, kastil tempat tinggal para bangsawan ini sekaligus menawarkan pemandangan mengerikan dari penjara bawah tanah masa lalu.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Pemandangan Danau Geneva dari Les Rochers-de-Naye.
Penjara Bonivard dengan pilar-pilar indah dilengkapi dengan rantai untuk mengikat tawanan. Ada pula tiang gantungan dengan akses langsung ke danau. Richard menceritakan, tawanan yang baru saja dieksekusi mati akan segera dibuang lewat lubang kecil yang terhubung ke Danau Geneva.

Dinding penjara dihiasi guratan-guratan tangan tawanan yang menanti hukuman mati. Beberapa tawanan menggambar salib atau menghitung hari dengan menorehkan garis-garis di dinding. ”Tentu saja ada cerita hantu tentang tempat ini, tetapi aku tak akan menceritakannya ketika kita masih ada di sini,” tambah Richard.

Ruangan di kastil menyimpan keelokan arsitektur Abad Pertengahan. Menara tinggi dengan lubang anak panah dan beragam senjata pertahanan. Kamar tidur yang telah dilengkapi kamar mandi dengan tungku penyedia air hangat serta perapian penghangat ruangan. Pada Abad Pertengahan tersebut, para bangsawan juga telah melengkapi perabot dengan toilet duduk yang lubangnya tersambung langsung ke permukaan danau.

Surga marmut

Tak jauh dari Kastil Chillon membentang perkebunan anggur. Hasil panen anggur itu difermentasi dalam peti-peti di lantai bawah tanah kastil. Perkebunan anggur membentang seluas 12.500 meter persegi di tepian Danau Geneva.

Hanya satu jam menanjak ke arah perbukitan dengan kereta, Montreux menyuguhkan keindahan unik berupa pemandangan dari atap bukit. Dari ketinggian perbukitan, Danau Geneva masih menampakkan keindahannya. Perlahan, kecantikan danau berganti dengan keelokan pegunungan salju.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Chillon Castle di Swiss.
Pada ketinggian 2.042 meter, pengunjung bisa mengunjungi Les Rochers-de-Naye dengan rumah Santa Claus. ”Santa pernah terbang ke atas Montreux. Tiba-tiba kaki Rudolph (salah satu rusa kutub penarik kereta Santa) tergores. Mereka mendarat dan menemukan goa cantik di perbukitan. Karena jatuh cinta dengan keindahan bukit, Santa lalu membuat rumah di Les Rochers-de-Naye,” kata Niklaus Mani, dari bagian pemasaran Kereta Goldenpass, sesaat sebelum kami menaiki kereta.

Wilayah perbukitan salju di atap Montreux ini sekaligus menjadi surga bagi para marmut. Pada musim panas, marmut berkembang biak dengan damai di wilayah perbukitan. Memasuki musim dingin, binatang imut ini berhibernasi di lubang-lubang dalam tanah. Dulu, wisatawan bisa melongok ke liang marmut untuk menyaksikan mereka berhibernasi. Obyek wisata melongok hibernasi marmut ini dihentikan karena banyak marmut yang kemudian mati.

Yang tidak mati adalah api di atas danau itu. "... Smoke on the water a fire in the sky...." (Mawar Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com