Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuteran, Kawasan Nelayan Jadi Desa Wisata Internasional

Kompas.com - 03/02/2015, 18:07 WIB
"DAHULU, pada tahun 1980-an penduduk Desa Pemuteran sering merusak terumbu karang. Maklum, mata pencarian penduduk adalah nelayan."

Itulah ungkapan Agung Kertiyasa, salah satu pemuda asal Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali, saat mengawali cerita tentang desa di pesisir pantai yang kini menjadi salah satu desa wisata andalan sekaligus percontohan yang dikembangkan Kementerian Pariwisata.

Perkembangan Desa Pemuteran tidak dapat lepas dari peran I Gusti Agung Prana yang merupakan pelopor sekaligus pendiri Yayasan Karang Lestari yang aktif mengelola kawasan karang di pantai Pemuteran.

Pada 25 tahun yang lalu, tepatnya 1989, beberapa tokoh di Desa Pemuteran, salah satunya Agung Prana merasa khawatir dengan kondisi yang ada di desanya dan ingin memperbaiki keadaan tersebut, agar nelayan tidak lagi mencari ikan dengan cara melakukan pemboman.

Dengan pemboman tidak saja membunuh ikan-ikan yang menjadi sasaran, namun juga binatang laut lainnya bahkan termasuk terumbu karang yang merupakan habitat bagi tumbuhnya ekosistem laut.

"Kita mulai perbaikan tahun 1989 dan menjelang baik pada tahun 1992," ujar Agung Kertiyasa yang merupakan anak tokoh desa setempat, Agung Prana.

Pada tahun 1992, I Gusti Agung Prana mendirikan hotel yang pertama kali di Desa Pemuteran, yakni Hotel Pondok Sari. Dengan serangkaian pengenalan dan edukasi, masyarakat yang tadinya nelayan dan gemar merusak terumbu karang, mulai mengerti dan beralih profesi bahkan mereka menjadi yang paling depan dalam kegiatan melindungi terumbu karang.

Perlahan tapi pasti, Desa Pemuteran berbenah diri menjadi desa wisata dengan memanfaatkan potensi alam yang menjadi kekayaannya. Letaknya di pesisir pantai sekaligus dekat dengan bukit-bukit yang hijau membuatnya cocok untuk kawasan wisata bahari sekaligus wisata alam.

Dengan kondisi tersebut maka wisatawan yang ingin "retreat" atau "healing" bisa menikmati suasana gunung. Sementara wisatawan pecinta bahari bisa diving dan snorkeling.

Pada Jumat (30/1/2015) Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama wartawan mengunjungi Desa Pemuteran serta meninjau kegiatan konservasi terumbu karang dengan metode "biorock" yang diterapkan oleh Yayasan Karang Lestari.

Manajer Proyek Biorock, Komang Astika mengungkapkan, pola biorock yakni membangun struktur dari besi-besi yang dijalin sedemikian rupa kemudian ditanam di dalam laut sebagai tempat menempelkan terumbu karang sehingga nantinya dapat berkembang biak.

Struktur tersebut nantinya dialiri listrik bertenaga rendah, sekitar 6 volt untuk merangsang tumbuhnya zat kapur pada jalinan besi-besi tersebut yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan terumbu karang.

Listrik yang dialirkan tersebut tidak menggunakan listrik dari PLN sebagaimana digunakan rumah tangga namun dengan memanfaatkan tenaga matahari atau angin sehingga lebih bersifat natural.

"Dengan metode tersebut, pertumbuhan terumbu karang lebih cepat enam kali lipat dibandingkan dengan cara-cara pengembangan biasa begitu juga kemampuan pemulihan pertumbuhan 20 kali lebih cepat ," kata Komang.

Satu unit struktur untuk menumbuhkembangkan terumbu karang tersebut memerlukan biaya sekitar Rp30 juta dan saat ini telah berhasil ditanam sebanyak 90 unit struktur tersebut.

"Untuk membiayai upaya pengembangan terumbu karang ini kami menggunakan pola adopsi," katanya.

Dengan pola tersebut maka setiap wisatawan yang berkunjung ataupun masyarakat lain dapat menyumbangkan Rp400 ribu untuk pengembangan satu buah terumbu karang dan nantinya nama mereka disematkan pada karang itu.

Teknik biorock juga sudah mendapatkan pengakuan dunia dengan mendapatkan penghargaan seperti PATA Gold Award tahun 2005 dan SKAL Internasional 2003.

Setelah direhabilitasi, kawasan terumbu karang yang berada di garis pantai di Desa Pemuteran saat ini juga ditetapkan sebagai kawasan bebas pemancingan dan hanya diperuntukkan bagi kepentingan ekowisata.

Terdapat beberapa yayasan yang bergerak secara aktif dalam usaha pelestarian terumbu karang di kawasan ini termasuk beberapa hotel, dive shops, dan juga masyarakat lokal.

Selain kawasan terumbu karang, Desa Pemuteran juga menawarkan kegiatan ekowisata penangkaran penyu.

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Desa Pemuteran, Bali
Integrasi

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, konsep desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Pengembangan desa wisata difokuskan pada kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat yang bertujuan untuk memberikan peluang usaha, penciptaan lapangan tenaga kerja.

Selain itu juga menumbuhkan perekonomian desa guna meningkatkan kesejahteraan desa melalui kegiatan pengembangan homestay, kuliner, cinderamata dan seni budaya.

Desa Wisata Pemuteran merupakan sebuah model desa wisata di Bali yang dikembangkan dengan menerapkan konsep keberlanjutan ekowisata yang berbasis pada lokalitas, selain itu juga merupakan destinasi wisata dengan minat khusus.

Tidak hanya mendongkrak kesejahteraan rakyat melalui nilai ekonomis dari pariwisata, desa ini juga aktif menerapkan upaya pelestarian lingkungan laut yang merupakan kekayaan mereka.

"Terbukti kan, dengan kegiatan pariwisata bisa lebih sejahtera dibanding melakukan pekerjaan biasa," ujar Arief Yahya.

Desa Pemuteran merupakan salah satu desa yang dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata melalui program Desa Wisata pada tahun 2009 - 2010. Dukungan dari program itu antara lain digunakan untuk membangun fasilitas diving serta wisata air di sekitar desa tersebut.

Fasilitas pendukung pariwisata lain juga sudah tersedia di Desa Pemuteran yang mana sat ini telah berkembang 18 buah homestay/bungalows/penginapan, 10 hotel/resor dan spa, 5 vila, 20 warung/restoran/cafe, 14 perusahaan jasa diving, dan 8 spa/salon.

Menurut Agung Kertiyasa yang mengelola resort Taman Sari Bali, sebagai komitmen menjaga Pemuteran merupakan desa wisata maka hanya masyarakat setempat yang dibolehkan mengembangkan homestay, bukan pengusaha besar dari luar.

"Kegiatan diving juga dikelola oleh desa kerja sama dengan pihak ketiga sebagai operator yang nantinya hasilnya dikembalikan ke desa," katanya.

Tak hanya menumbuhkan tempat-tempat penginapan, kegiatan wisata yang berkembang di Desa Pemuteran menumbuhkan usaha lain bagi masyarakat seperti industri kecil kerajinan maupun kuliner.

Desa Pemuteran yang dulunya merupakan kawasan nelayan miskin serta kondisi desa yang kumuh, kini merupakan desa wisata yang asri nan indah dan menjadi salah satu destinasi wisata internasional di Bali.

Kini 1.500 kepala keluarga di desa tersebut juga merasakan peningkatan kesejahteraan secara ekonomi dari kegiatan wisata berbasis masyarakat yang berkembang di daerahnya.

"Kunci keberhasilan kami bukan alam dan juga bukan karena teknologi. Melainkan karena kesadaran penduduk. Tanpa kesadaran penduduk, takkan bisa Desa Pemuteran jadi destinasi wisata kelas internasional," kata Agung Kertayasa yang mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata itu. (Rz. Subagyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com