Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Lombok Berburu Cacing di Festival "Bau Nyale"

Kompas.com - 10/02/2015, 08:04 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis

PRAYA, KOMPAS.com - Ribuan warga berburu cacing dalam Festival 'Bau Nyale' di Pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (10/2/2015).

Sebelum matahari terbit, warga mulai turun ke pantai dengan membawa jaring dan senter. Mereka menangkap cacing laut atau 'nyale' yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Cacing yang berhasil ditangkap kemudian dimasak atau dimakan mentah-mentah karena dipercaya mengandung protein yang tinggi. Warga percaya dengan banyaknya jumlah 'nyale' yang diperoleh, mereka akan mendapatkan berkah melimpah.

Selain itu, 'nyale' juga kerap disebar ke sawah dan dipercaya sebagai pupuk yang menyuburkan tanaman. 'Bau Nyale' merupakan tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat Suku Sasak Lombok secara turun-temurun. Puncak perayaan 'Bau Nyale' diselenggarakan di Pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (10/2/2015) dini hari.

KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA Warga membawa pulang 'nyale' atau cacing laut dalam Festival Bau Nyale di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (10/2/2015). Nyale ini dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah H Lalu Muhammad Putrie mengatakan, perayaan ini diawali dengan pelaksanaan zikir zaman yang ditujukan untuk memohon doa keselamatan untuk seluruh masyarakat.

Menurut Putrie, sebelum masyarakat turun ke pantai mencari nyale, para pemangku adat melakukan sebuah ritual khusus yaitu ritual "nende ayu ayuning jagad" dan berbalas pantun dalam bahasa Sasak. Ritual ini dilakukan untuk menyambut kedatangan Putri Mandalika. Perayaan ini juga dimeriahkan oleh group band Ungu dan pementasan drama kolosal Legenda Putri Mandalika.

Drama ini menceritakan kisah Putri Mandalika, seorang putri raja yang memiliki paras cantik dan budi pekerti baik. Karena kecantikannya, Putri Mandalika diperebutkan oleh pangeran-pangeran kerajaan di sekitarnya. Mereka semua ingin mempersunting Putri Mandalika.

KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA Warga Lombok saat sedang mencari 'nyale' dalam Festival 'Bau Nyale' di Pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (10/2/2015).
Namun Putri Mandalika tidak ingin ada pertumpahan darah antar pangeran yang memperebutkan dirinya. Ia kemudian memilih untuk menceburkan dirinya ke dalam lautan, dan menjelma menjadi cacing 'nyale' yang keluar setiap tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak, di Pantai Seger, Kuta Lombok. "Barang siapa yang mencintai dirinya (Putri Mandalika) bisa pergi ke Pantai Seger pada tanggal itu," katanya.

Cacing 'nyale' inilah yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika. Setiap tahun masyarakat suku Sasak pergi ke Pantai Seger untuk mencari 'nyale'. Selain masyarakat Lombok, tradisi tahunan ini juga menarik minat wisatawan mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com