“Semuanya memang harus bekerja keras untuk menarik (wisatawan Tiongkok) lebih banyak lagi. Yang paling tidak siap mengatasi meningkatnya kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali itu, kita kekurangan guide yang bisa bahasa Mandarin,” kata Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali, Ketut Ardana, di Denpasar, Bali, Selasa (10/2/2015). (Baca juga: Meningkat, Kunjungan Wisatawan Tiongkok ke Indonesia)
Ardana menyampaikan bahwa mengenai hal lainnya dalam menyambut kedatangan wisatawan asal Tiongkok dinilai sudah memadai seperti akomodasi dengan berbagai hotel yang ada di Bali. “Memang yang harus disiapkan adalah kesiapan kita. Kalau soal akomodasi, hotel, kita sudah siap. Ya itu tadi, guide-nya yang perlu diperbanyak,” katanya.
Menurut Ardana, hasil pantauannya selama ini menunjukkan bahwa wisatawan Tiongkok kebanyakan tidak mampu berbahasa Inggris, jadi akan menyulitkan memberikan panduan wisata jika tidak ditemani pemandu wisata yang mahir berbahasa Mandarin. (Baca juga: Penerbangan Garuda Denpasar-Beijing Targetkan 2 Juta Wisman)
"Kalau minim guide mahir bahasa Mandarin akan mengurangi minat wisatawan asal Tiongkok berlibur ke Bali. Sementara kita di Bali harus menyakinkan kepada pihak di Tiongkok sebagai relasi bahwa ketika Anda berlibur ke Bali akan mendapatkan guide yang bisa memandu ke tempat-tempat wisata,” ujarnya.
Ardana menambahkan, Asita akan membicarakan kepada pihak terkait di Bali untuk bersama mengatasi masalah ini. Untuk saat ini pemandu wisata berbahasa Mandarin di Bali sekitar 800 orang dan ini dinilai kurang banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.