Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke "Sleeping Buddha" Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 10/02/2015, 17:04 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Agama Buddha adalah salah satu agama tertua di Indonesia. Jejak agama yang ini telah menyebar ke seluruh penjuru nusantara. Salah satu buktinya ada di Vihara Buddha & 8 Pho Sat di Kampung Jati, Desa Tonjong, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ketika sampai di vihara, sebuah stupa terletak di depan tembok hitam dengan motif pahatan orang Buddha sedang beribadah, stupa Sidharta Gautama, pohon-pohon, dan motif lain yang berwarna emas menyambut. Warna merah mendominasi bangunan peribadatan umat Buddha ini. Di bagian atas gapura, motif bunga-bunga terlukis. Biru, hijau, dan merah muda menemani warna merah.

Di vihara yang terletak di Desa Tonjong ini, terdapat patung Buddha Tidur yang berukuran sepanjang 18 meter dan setinggi 5 meter. Patung besar ini tampak tidur "nyenyak" di bawah lindungan atap salah satu bangunan vihara. Di sisi kiri dan kanan Buddha Tidur, miniatur Buddha duduk berjajar di dalam lemari kaca.

Patung-patung kecil itu merupakan bentuk kenangan dari para penyumbang vihara ini. Sementara sang Buddha Tidur berbadan keemasan ini terlihat tidur tersenyum bertumpu dengan tangan kanannya. Di belakangnya, pemandangan gunung beserta pohon Bodhi terbentang.

Terbujur kaku di depan pelataran yang di atasnya terdapat gelas-gelas lilin, dupa-dupa, buah jeruk, dan sebuah gentong emas, patung ini dimulai dibangun pada tahun 2010 dan diresmikan oleh Djoko Wuryanto selaku Dirjen Bimas Agama Buddha Departemen Buddha pada tahun 2012. Umat Buddha yang beribadah di vihara ini, akan mengakhiri prosesi ibadah di patung Buddha Tidur setelah mengunjungi altar 8 Pho Sat di bangunan yang terpisah.

"Patung Buddha Tidur ini sebenarnya tidak tidur melainkan sedang bermeditasi. Dikatakan Buddha Tidur karena Buddha tersebut dibangun dalam posisi tidur yang menghadap kanan. Uniknya, posisi tidur yang menghadap kanan ini mempunyai filosofi di baliknya. Tidur menghadap kanan adalah posisi terbaik untuk jantung karena tidak terbebani," kata Ketua Pembina Yayasan Budha Dharma & 8 Pho Sat Ade Suwanto Dhanujaya (68), kepada Kompas.com, Minggu (8/2/2015).

Ia menambahkan bahwa patung ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan satu-satunya Buddha Tidur yang ada di Provinsi Jawa Barat. Patung yang juga disebut "Sleeping Buddha" ini juga ada di Mojokerto, Jawa Timur. Patung Buddha Tidur lainnya sebenarnya ada juga luar negeri seperti Tiongkok, Thailand, dan Malaysia. Perbedaannya dengan patung yang ada di luar negeri adalah bahan dasar pembuatan patung yaitu batuan alami yang dipahat langsung.

Patung Buddha Tidur ini dibuat oleh seniman pahat dari Bandung, Jawa Barat. Cara membuatnya batu kali dikumpulkan untuk dibentuk seperti patung dengan ukuran yang telah ditentukan. Kemudian dicor dan proses penyelesaiannya dipahat dan dicat.

Wahyu Adityo Prodjo Stupa Buddha di dekat pintu masuk Vihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat, Bogor, Jawa Barat.
"Kalau di tempat lain, misalnya di Mojokerto, pengelolanya memperbaiki patung setiap tahun. Nah, kalau di sini, karena terlindung atap jadi tidak perlu biaya pemeliharaan," ujar Ade.

Pada awal pembangunan vihara ini, Ade sebelumnya mendapatkan wangsit dalam meditasinya. Kemudian keluarga, sahabat, dan teman-temannya sepakat untuk membangun Vihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat beserta Patung Buddha Tidur. Dinamakan "8 Pho Sat" karena di dalam vihara, selain Siddhartha Gautama ini terdapat 8 tokoh ajaran Buddha. Pho Sat berarti "Yang Tertinggi dan Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna".  

Berdasarkan catatan sejarah, Siddhartha Gautama dilahirkan pada tahun 563 SM (sebelum masehi) di Taman Lumbini, saat ibunya Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sala. Dari sejak kecil sampai umur 10 tahun, Pangeran Siddhartha hidup dalam kesenangan duniawi.

Pada umur 29 tahun, Sidharta meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit, dan mati. Siddhartha Gautama berkelana menyebarkan dharma selama 45 tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta dan kasih sayang hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com