Tak perlu waktu lama bagi Rouf dan kawan-kawan untuk jatuh cinta pada keindahan Nglambor yang sebelumnya hanya mereka lihat melalui foto-foto di media sosial. Perjalanan selama dua jam mengendarai sepeda motor dari Yogyakarta terasa tak sia-sia.
”Ini pantai yang lagi banyak dibicarakan di media sosial Twitter dan Instagram. Ternyata memang bagus,” kata Rouf bergegas melepas celana panjang, lalu menceburkan diri ke air.
Tak lama kemudian mereka menyelam. ”Sayang banget kalau ke sini tapi enggak snorkeling karena yang ramai di media sosial itu, kan, aktivitas snorkeling di sini,” tutur Rouf yang kuliah di sebuah sekolah pariwisata di Yogyakarta.
Menyelam memang menjadi daya tarik utama Nglambor dan membuat pantai itu menjadi primadona baru di antara banyak pantai di Gunung Kidul. Selama ini, deretan pantai di bagian selatan Pulau Jawa, termasuk di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dikenal sebagai perairan dengan ombak tinggi sehingga wisatawan tak diperkenankan berenang atau menyelam.
Itulah kenapa terkait menyelam dan menyelam, pamor pantai selatan Jawa kalah dengan perairan di sudut lain Indonesia. Meskipun DIY memiliki banyak pantai yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo, kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke sana harus puas dengan bermain air di pinggir pantai atau malah hanya memandang ombak dari kejauhan.
Namun, ”cerita sedih” itu mulai berubah seiring pembukaan pantai-pantai baru di Gunung Kidul selama beberapa tahun terakhir. Kini, setidaknya ada dua pantai di Gunung Kidul yang aman untuk menyelam, yakni Pantai Sadranan dan Nglambor. Sejauh ini, Nglambor lebih banyak dibicarakan karena jadi pantai baru yang belum banyak dijamah wisatawan.
Diapit karang
Pantai Nglambor terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul, berjarak sekitar 75 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Perjalanan dari Yogyakarta dengan kendaraan pribadi membutuhkan sekitar dua jam. Nglambor berada di dekat Pantai Siung yang sudah lebih dulu dikenal wisatawan.
Untuk mencapai Pantai Nglambor, pengunjung harus melewati Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Siung. Di pos ini, wisatawan membayar retribusi Rp 5.000. Sesudah melewati TPR Pantai Siung, kita bisa menemukan petunjuk arah ke Nglambor. Jalur masuk ke pantai itu masih berupa jalan tanah berbatu yang menurun dan tak terlalu lebar sehingga pengendara kendaraan bermotor harus berhati-hati.
Pantai Nglambor berada di teluk yang diapit dua bukit karang besar. Keberadaan bukit karang itulah yang membuat ombak di Nglambor menjadi tak terlalu tinggi dan besar sehingga pantai itu aman untuk berenang dan menyelam. ”Meskipun begitu, wisatawan yang melakukan snorkeling di sini tetap harus hati-hati,” kata Yusuf Adhitya Putratama (23), pengelola Bintang Nglambor Snorkeling, yang menyewakan perlengkapan selam di Pantai Nglambor.
Menurut Adhitya, sebelum mengajak wisatawan melakukan penyelaman di Nglambor, dia dan teman-temannya biasa mengamati tinggi ombak lebih dulu. Waktu yang paling tepat menyelam adalah ketika ketinggian air laut dalam kondisi sedang. ”Kalau pas pasang, ombaknya tinggi dan kuat sehingga berbahaya. Tapi kalau air sudah surut, tentu kita enggak bisa snorkeling,” tuturnya.
Untuk menjaga keselamatan wisatawan, Adhitya memberlakukan standar yang ketat. Saat air pasang atau ombak sedang tinggi, dia melarang wisatawan menyelam. ”Walaupun si turis merengek-rengek, kami tetap enggak mau menyewakan perlengkapan selam kalau ombak sedang tinggi. Sebab, keselamatan tetap yang utama,” ujarnya.
Salah satu hal unik saat selam di Nglambor adalah ombak yang cukup besar sehingga membuat tubuh kita bergoyang. Saat sedang asyik berenang sambil mengamati aneka ikan dan terumbu karang, wisatawan akan dikejutkan dengan kedatangan gelombang air laut yang menggoyang badan.
Hal itu bisa saja dianggap sebagai gangguan yang jarang ditemukan saat menyelam di perairan yang tenang, tapi bisa juga dianggap sebagai sensasi yang menyenangkan. ”Cukup menyenangkan snorkeling di sini, pemandangan bawah lautnya bagus,” kata Rheza Prima Putra (20), wisatawan asal Yogyakarta.
Ramudita (32), rekan Adhitya di Bintang Nglambor Snorkeling, menuturkan, ada banyak jenis terumbu karang dan ikan yang bisa ditemukan di Nglambor. Beberapa jenis ikan itu memiliki warna yang indah dan bentuk unik, misalnya ikan trigger, morish idol, blue devil, dan lainnya.
Media sosial
Nglambor dikenal sebagai tempat penyelaman sekitar empat bulan lalu, saat dipromosikan melalui media sosial, terutama Twitter dan Instagram. Akun Twitter @PantaiNglambor dan Instagram pantai_nglambor buatan Adhitya sangat aktif menampilkan foto dan informasi soal keindahan Nglambor.
Kini, tiap hari, Bintang Nglambor Snorkeling melayani 5-10 orang wisatawan yang ingin menyelam. Biaya sewa peralatan tiap orang selama satu jam Rp 50.000. Ongkos itu termasuk jasa foto bawah air tiga frame. Jasa foto ini menjadi salah satu daya tarik tambahan karena wisatawan masa kini memang selalu tertarik memamerkan foto saat berwisata.
Adhitya menambahkan, wisatawan tak hanya dari Indonesia, tetapi juga negara lain, misalnya Perancis, Singapura, dan Belanda. ”Kalau mau snorkeling di Nglambor, sebaiknya jangan pas akhir pekan atau hari libur karena pada masa itu biasanya banyak pengunjung sehingga kenyamanan terganggu,” katanya.
Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul Hary Sukmono mengapresiasi pembukaan sejumlah pantai baru, termasuk Nglambor, oleh masyarakat. Hal ini otomatis menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Kidul. (Haris Firdaus/Ferganata Indra Riatmoko)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.