Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2015, 10:19 WIB
KEPULAUAN Seribu punya segudang modal sebagai obyek wisata laut. Tak perlu jauh-jauh ke Wakatobi, Labuan Bajo, atau Raja Ampat untuk sekadar menikmati pasir putih, pantai berair jernih, atau ekosistem karang laut. Lokasinya bisa dicapai hanya dengan 1-3 jam perjalanan dari ibu kota Jakarta.

Salah satu yang bisa Anda tuju adalah Pulau Pramuka. Pulau berpenduduk sekitar 1.700 jiwa ini adalah penghubung ke sejumlah lokasi snorkeling dan penyelaman di kawasan Kepulauan Seribu Utara.

Pulau Pramuka terbilang lengkap dari sisi sarana pendukung wisata. Di pulau ini berserak tempat penginapan, rumah makan, dan penyedia jasa penyelaman. Ada pula fasilitas komunikasi, rumah sakit, serta jasa penyeberangan.

Pulau yang dulu bernama Lang ini dapat dicapai dengan kapal ojek dari Muara Angke, Jakarta Utara, dengan 2-3 jam perjalanan. Pengunjung juga bisa mencapainya dari Marina Ancol dengan kapal cepat selama 1-2 jam serta dari Tanjung Pasir, Rawa Saban, atau Kronjo di Kabupaten Tangerang.

Pulau Pramuka memang bukan tujuan utama wisata laut. Namun, pengunjung bisa menikmati perairan dangkal dengan air jernih, berkayak, atau bersepeda keliling di pulau yang mulai dihuni tahun 1970-an ini. Di pulau ini pula, Pemerintah DKI Jakarta melalui Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu menempatkan pusat informasi turis. Anda bisa bertanya tentang obyek-obyek yang bisa dijangkau dari Pulau Pramuka, lokasi-lokasi penginapan, kontak kapal penyeberangan, atau sarana lain.

Warga menyewakan sepeda Rp 10.000 per jam atau Rp 40.000 per hari untuk menikmati pulau. Kebetulan Pulau Pramuka memiliki jalan berpaving selebar 2-4 meter yang saling terhubung. Di pulau yang melintang selatan-utara ini, pemandangan matahari terbit dan terbenam bisa dinikmati dengan hanya beberapa ayunan langkah kaki.

Berkayak di perairan dangkal di sisi timur juga tak kalah menarik. Di sisi ini, Pulau Pramuka memiliki ”sabuk hijau” berupa deretan bakau yang dirintis sejak tahun 1999. Pada sore hari, anak-anak dan ibu-ibu memancing udang atau ikan di kawasan yang sering dimanfaatkan aktivis lingkungan untuk mengedukasi pelajar tentang ekosistem mangrove.

Pengunjung bisa melihat langsung penangkaran penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
di sisi timur Pulau Pramuka. Lokasi ini adalah satu dari beberapa tempat penangkaran satwa yang dirintis sejak 1984. Penyu sisik merupakan satwa khas yang menghuni beberapa pulau di Kepulauan Seribu. Organisasi Internasional untuk Konservasi Sumber Daya Alam (International Union for Conservation of Nature) menetapkannya sebagai hewan yang terancam punah.

Penyelaman

Wisatawan umumnya menginap di Pulau Pramuka, lalu berenang atau menyelam di pulau-pulau sekitar, berjarak 1-3 kilometer, seperti di Pulau Karya, Semak Daun, atau Air, bersama operator atau pemandu.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Wisatawan bersiap di Dermaga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, untuk snorkeling di Pulau Semak Daun, Minggu (8/2/2015). Pulau Pramuka yang banyak memiliki tempat penginapan menjadi hub menuju pulau-pulau di sekitarnya.
Sukahar bin Yusuf, pemandu selam di Pulau Pramuka, menyarankan kami menyelami perairan di Semak Daun, lokasi favorit snorkeling dan penyelaman di dekat Pulau Pramuka. Namun, angin kencang awal Februari 2015 lalu dianggap berbahaya dan menghambat perahu kayu. Sukahar pun membawa rombongan ke Pulau Air yang dianggap tak banyak hambatan angin untuk mencapainya.

”Air dan kondisinya cukup baik di sini,” ujarnya tentang Pulau Air. Pulau milik pribadi ini memiliki pantai berpasir putih di sisi timur, air jernih, serta cemara dan tumbuhan khas pesisir.

Pulau Pramuka dan umumnya pulau-pulau di kawasan utara termasuk kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kawasan ini mempunyai sumber daya alam yang khas, terutama bawah laut dan ekosistem karang yang unik.

Perairannya memiliki terumbu karang tepian (fringing reef) di kedalaman 1-20 meter dengan sejumlah biota yang hidup, antara lain ikan hias, ikan konsumsi, moluska, penyu, mangrove, dan padang lamun. Lamun adalah tumbuhan yang beradaptasi untuk hidup di air asin. Keberadaannya dapat dengan mudah ditemukan di perairan dangkal Kepulauan Seribu.

Selain tumbuhan laut, pengunjung bisa menemui ikan-ikan berwarna menarik di kedalaman hingga 10 meter. Menurut Sukahar, biota laut memang tak sebanyak dulu sebelum tahun 2000 ketika pariwisata belum berkembang. Namun, penyelam bisa mendapatinya di sekitar gugusan pulau-pulau karang Kepulauan Seribu.

Dengan segenap modal itu, Anda yang punya keterbatasan waktu bisa menyasar Kepulauan Seribu untuk menikmati wisata laut. Tak perlu jauh-jauh. Selamat mencoba! (Mukhamad Kurniawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com