Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Destinasi Wisata di Badega Gunung Parang

Kompas.com - 06/03/2015, 10:34 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

"PURWAKARTA terkenal, karena sate, sambel, bakakak, keramik, peyuem, dan simpingnya..” begitu kicauan akun twitter Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Rabu (21/1/2015). Selain terkenal dengan sate maranggi dan keramik buatan Plered, Purwakarta memiliki obyek wisata lain yaitu Badega Gunung Parang yang terletak di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru.

Dengan konsep wisata yang berbasis konservasi, pengelola Badega Gunung Parang menawarkan wisata alam, petualangan, dan budaya. Berikut ini adalah empat wisata yang dapat dilakukan oleh para wisatawan

Fun Climbing

Wisatawan dapat menantang adrenalin dengan mencoba panjat tebing. Wisatawan akan diajak menuju ke Tower 3 Tebing Parang. Dimulai dari Bale Semah, Anda akan meninggalkan saung bambu menuju kaki tebing. Sensasi petualangan segera dimulai. Medan menanjak menyambut. Pepohonan makin rimbun menutupi sinar matahari.

KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Pendaki berada di puncak 2 Gunung Parang di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (27/2/2015). Pendakian menuju puncak dapat ditempuh selama 2 jam dari titik awal di Desa Pasanggrahan. KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT

Sampai di kaki tebing, tebing andesit yang halus dan menghitam siap menyapa Anda. Pemandu akan mulai memasang tali pengaman. Bersiaplah untuk berkeringat dan berayun dengan tali. Namun jangan takut, air mineral pelepas dahaga telah disiapkan. Pemandu juga tak sungkan untuk berbagi ilmu panjat tebing untuk Anda.

Jelajah Hutan Gunung Parang

Jika senang menjelajah hutan, pilihan wisata yang ditawarkan oleh Badega Gunung Parang ini cocok untuk Anda. Pemandu akan mengajak Anda untuk menuju Puncak Gunung Parang tanpa harus memanjat. Biasanya wisatawan memilih paket ini untuk menikmati matahari terbit dan lanskap Purwakarta dari atas puncak Gunung Parang.

Dari titik pendakian Desa Cirangkong, penjelajahan Anda akan dimulai. Kebun-kebun milik warga mengawali perjalanan. Sesekali Anda akan mendengar kambing mengembik di balik kebun. Batu-batu besar akan menjadi pijakan Anda hampir selama pendakian.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Jalur trekking puncak Gunung Parang, Desa Pasanggrahan, Tegalwaru, Purwakarta, Jumat (27/2/2015). Wisata alam hutan dan tebing gunung api purba ini jarang dikenal, meskipun hanya berjarak sekitar 70 kilometer dari ibu kota Jakarta.

Medan akan terus menanjak hingga puncak gunung. Persiapkanlah fisik Anda karena penjelajahan ini akan menguras energi Anda. Namun ketika sampai di puncak, kelelahan Anda akan terbayar lunas dengan lanskap Purwakarta menghampar indah.

Berkemah

Tak ingin lelah untuk sekedar menikmati alam Purwakarta, Anda dapat memilih wisata kemah di kaki Tebing Parang. Terdapat tiga titik kemah yang dapat digunakan oleh wisatawan. Pilihan titik kemah yang ditawarkan memiliki kelebihannya masing-masing. Ada yang lokasinya dekat dengan saung. Titik lain, Anda dapat melihat Waduk Jatiluhur, pemukiman, dan persawahan. Sementara titik terakhir berada di kaki tebing. Selain titik di kaki tebing, lokasi kemah dapat menampung hingga 10 tenda. Untuk berkemah di kawasan Badega Gunung Parang, Anda akan dikenakan biaya sebesar Rp 20.000 per orang.

Kompas.com / Roderick Adrian Mozes Suasana di area wisata alam Badega Gunung Parang, Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (27/2/2015). Badega Gunung Parang merupakan obyek wisata alam yang menawarkan pengalaman berpetualang memanjat tebing hingga mendaki gunung kepada pengunjung.

Jelajah Kampung dan Pelatihan Budaya

Ingin mengenal tradisi Kampung Cihuni di kaki Tebing Parang? Cobalah menjelajah setiap jalan kecil kampung. Pemandu akan mengajak Anda untuk melihat cara memasak, mengelola sawah, dan melihat Waduk Jatiluhur. Selain itu, Anda juga akan diajak mencoba mainan kampung seperti egrang, tutunggulan (musik dari lesung padi), menanam padi, dan juga membajak sawah. Dengan mengenal tradisi kampung, Anda dapat mengenal budaya Sunda. Dengan begitu Anda ikut berperan dalam melestarikan budaya Sunda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com