Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertarik Berlibur ke Myanmar? Simak 5 Alasan Ini

Kompas.com - 09/03/2015, 18:12 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com – Myanmar atau dulu dikenal dengan Burma merupakan destinasi wisata yang masih asli, luar biasa, dan terjangkau. Negara yang dijuluki dengan sebutan “The Golden Land” ini beruntung memiliki ribuan pagoda berlapis emas yang tersebar di seluruh penjuru negara. Myanmar saat ini mirip dengan keadaan Thailand 25 tahun yang lalu.

Myanmar kini sedang berbenah dalam segi pariwisata. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Hotel Myanmar, 816.369 wisatawan datang ke negara ini.  Pada tahun 2015, Myanmar memproyeksikan target sebesar 5 juta wisatawan yang berkunjung.

Dengan keunggulan obyek wisata seperti pagoda emas yang menghampar, Myanmar wajib dimasukkan ke dalam rencana perjalanan Anda tahun ini. Berikut 5 alasan untuk mengunjungi Myanmar tahun ini dikutip dari situs Huffington Post

Penduduk Myanmar

Orang-orang Myanmar tidak hanya menyambut wisatawan yang datang dari Barat tapi mereka juga sangat ramah.  Orang-orang Myanmar bersedia untuk mengantarkan Anda keliling di sekitar negara mereka. Bagi penduduk Myanmar, keahlian berbahasa Inggris penting bagi mereka. Maka jangan kaget jika Anda didekati dan disapa “Hello, what’s your name?”

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Candi di Kota Bagan, Myanmar. Tampak delman sedang menunggu turis yang mengunjungi candi tersebut.

Kuil Bagan

Bagan adalah kota kuno di Myanmar yang menawarkan lebih dari 3.000 kuil yang akan membawa Anda kembali ke abad 11. Dengan menara yang berlapis emas yang tersebar menyelimuti langit, pemandangan seperti berada di mimpi.

Bagan dapat dikatakan seperti sebuah desa daripada kota. Kuil-kuil tersebar lebih banyak daripada wisatawan yang ada. Menjelajahi kota kuil ini akan membuat Anda lebih menyenangkan dibandingkan datang ke negara tetangga, Kamboja.

Pagoda Shwedagon

Dengan tinggi sekitar 360 kaki, Pagoda Shwedagon merupakan pagoda terbesar dan tersuci di Myanmar. Seluruh detail struktur bangunan yang berumur sekitar 2.500 tahun, tertutup oleh lapisan emas. Mahkota yang ada di atas pagoda, terdiri dari 5.000 berlian dan lebih dari 2.000 batu rubi, safir, dan batu mulia lainnya.

Pagoda Shwewadagon dapat ditemukan di Yangon, kota dengan populasi terpadat dan dekat dari Bandara Internasional Yangon. Untuk masuk ke wilayah pagoda, Anda tidak diperkenankan menggunakan alas kaki dan diharuskan menutup kaki Anda. Jika Anda mengenakan celana pendek, Anda harus menyewa Yongyi –sarung yang terlihat seperti rok berwarna-warni.

KOMPAS/ALIF ICHWAN Pagoda Shwedagon merupakan obyek wisata yang paling terkenal di kota Yangon, Myanmar.

Terjangkau

Jika Anda mencari petualangan di luar negeri yang terjangkau, maka Anda harus mengunjungi Myanmar. Anda dapat hidup nyaman dengan hanya 15 dollar AS per hari selama berada di kota. Makanan tradisional ditawarkan mulai harga 80 sen sampai 4 dollar AS. Untuk naik taksi selama 20 menit, Anda hanya dikenakan biaya sekitar 2 dollar AS jika pandai bernegosiasi.

Namun sayangnya, hostel budget yang ramah di kantong terbatas jumlahnya. Hotel dan resort di Myanmar menawarkan harga yang bervariasi mulai 50 - 250 dollar AS.

Kuliner

Makanan-makanan di Myanmar berlimpah, lezat, dan murah. Piring-piring yang digunakan di sini berasal dari Tiongkok, Thailand, dan India. Hidangan yang umumnya disajikan adalah Mohinga. Makanan ini terdiri dari campuran bihun (mi dari tepung beras) yang disajikan dengan kuah ikan kental. Mi Shan, mi tumis tradisional dengan ayam saus kacang. Onnokauswe, mi yang direbus dengan santan. Kuliner di Myanmar didominasi kari dan sup pedas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com