NURLAELA Sonah termasuk salah satu anggota jemaah umrah Musfiratur yang menuju Tanah Suci Mekkah dengan menumpang pesawat Airbus A320 milik maskapai Citilink. Penerbangan bernomor QG228 itu mendarat mulus di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Selasa (10/2/2015) pukul 09.30 waktu setempat.
"Syukur alhamdulillah perjalanan lancar. Take-off (tinggal landas) lancar, tadi mendarat juga mulus. Semoga demikian juga nanti keseluruhan ibadah umrah juga tidak ada halangan berarti," tutur perempuan berusia sekitar 50 tahun yang tinggal di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, itu.
Bagi Nurlaela, perjalanan ke Tanah Suci pada Februari 2015 menjadi ibadah umrahnya yang kelima. Namun, ini menjadi perjalanan umrahnya yang pertama dengan Citilink, yang sesuai karakternya sebagai maskapai low cost carrier (LCC), menggunakan pesawat Airbus A320 dalam penerbangan dari Jakarta menuju Jeddah dan sebaliknya. "Fasilitasnya cukup bagus," ujar Nurlaela saat ditanya komentarnya terkait pelayanan Citilink.
Bersama Nurlaela, sekitar 170 anggota jemaah umrah lain juga ikut dalam penerbangan QG228. Penerbangan yang tinggal landas pada Selasa pukul 00.05 WIB itu merupakan penerbangan keenam rute Jakarta-Jeddah oleh Citilink.
Airbus A320, sebagai pesawat jet berbadan sempit, memang biasanya dijadikan sebagai pesawat komersial jarak dekat sampai menengah. Tak heran, pasar Citilink di penerbangan domestik tergolong lumayan, di antaranya melayani sejumlah rute pergi-pulang seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Malang, Jakarta-Semarang, Jakarta-Yogyakarta, Medan-Batam, dan tujuan lainnya.
Sebagai konsekuensi dari pesawat jet berbadan sempit yang "akhirnya" terbang lintas negara, pesawat Citilink harus dua kali berhenti dalam perjalanan dari Jakarta ke Jeddah atau sebaliknya. Dua pemberhentian itu tak lain di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, dan Bandara Chhatrapati Shivaji, Mumbai, India. Dua bandara itu harus disinggahi selama sekitar 30 menit untuk pengisian bahan bakar dan air.
Ihwal kenyamanan
Sebagian penumpang membandingkan kenyamanan terbang bersama maskapai lain yang menggunakan pesawat jet berbadan lebar seperti Boeing 777-300 yang sekali terbang bisa mengangkut hingga 451 penumpang. Pesawat berbadan lebar juga memungkinkan penerbangan Jakarta-Jeddah ditempuh sembilan jam tanpa transit.
Seorang anggota jemaah umrah yang tinggal di salah satu kota di Kalimantan menuturkan, faktor kenyamanan menjadi pembeda antara perjalanan pesawat berbadan sempit berbanding pesawat berbadan lebar. "Kalau di pesawat lebih besar, kita bisa berdiri di sekitar kamar kecil dengan agak leluasa karena ada ruang cukup untuk berdiri buat beberapa orang. Kalau dengan pesawat kecil, rasanya susah," ujarnya.
Ishak, salah seorang anggota jemaah asal Sintang, Kalimantan Barat, juga mengakui keletihan menjalani penerbangan dari kota tempat tinggalnya menuju Jeddah. Untuk menuju Pontianak, ia harus menempuh perjalanan darat selama lima jam lebih dari Sintang. Perjalanan kedua, tak lain penerbangan Pontianak-Jakarta, kemudian Jakarta-Jeddah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.