Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikhlas Berumrah, Kenyamanan Nomor Dua?

Kompas.com - 23/03/2015, 12:15 WIB

NURLAELA Sonah termasuk salah satu anggota jemaah umrah Musfiratur yang menuju Tanah Suci Mekkah dengan menumpang pesawat Airbus A320 milik maskapai Citilink. Penerbangan bernomor QG228 itu mendarat mulus di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Selasa (10/2/2015) pukul 09.30 waktu setempat.

"Syukur alhamdulillah perjalanan lancar. Take-off  (tinggal landas) lancar, tadi mendarat juga mulus. Semoga demikian juga nanti keseluruhan ibadah umrah juga tidak ada halangan berarti," tutur perempuan berusia sekitar 50 tahun yang tinggal di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, itu.

Bagi Nurlaela, perjalanan ke Tanah Suci pada Februari 2015 menjadi ibadah umrahnya yang kelima. Namun, ini menjadi perjalanan umrahnya yang pertama dengan Citilink, yang sesuai karakternya sebagai maskapai low cost carrier (LCC), menggunakan pesawat Airbus A320 dalam penerbangan dari Jakarta menuju Jeddah dan sebaliknya. "Fasilitasnya cukup bagus," ujar Nurlaela saat ditanya komentarnya terkait pelayanan Citilink.

Bersama Nurlaela, sekitar 170 anggota jemaah umrah lain juga ikut dalam penerbangan QG228. Penerbangan yang tinggal landas pada Selasa pukul 00.05 WIB itu merupakan penerbangan keenam rute Jakarta-Jeddah oleh Citilink.

Airbus A320, sebagai pesawat jet berbadan sempit, memang biasanya dijadikan sebagai pesawat komersial jarak dekat sampai menengah. Tak heran, pasar Citilink di penerbangan domestik tergolong lumayan, di antaranya melayani sejumlah rute pergi-pulang seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Malang, Jakarta-Semarang, Jakarta-Yogyakarta, Medan-Batam, dan tujuan lainnya.

Sebagai konsekuensi dari pesawat jet berbadan sempit yang "akhirnya" terbang lintas negara, pesawat Citilink harus dua kali berhenti dalam perjalanan dari Jakarta ke Jeddah atau sebaliknya. Dua pemberhentian itu tak lain di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, dan Bandara Chhatrapati Shivaji, Mumbai, India. Dua bandara itu harus disinggahi selama sekitar 30 menit untuk pengisian bahan bakar dan air.

Ihwal kenyamanan

Sebagian penumpang membandingkan kenyamanan terbang bersama maskapai lain yang menggunakan pesawat jet berbadan lebar seperti Boeing 777-300 yang sekali terbang bisa mengangkut hingga 451 penumpang. Pesawat berbadan lebar juga memungkinkan penerbangan Jakarta-Jeddah ditempuh sembilan jam tanpa transit.

Seorang anggota jemaah umrah yang tinggal di salah satu kota di Kalimantan menuturkan, faktor kenyamanan menjadi pembeda antara perjalanan pesawat berbadan sempit berbanding pesawat berbadan lebar. "Kalau di pesawat lebih besar, kita bisa berdiri di sekitar kamar kecil dengan agak leluasa karena ada ruang cukup untuk berdiri buat beberapa orang. Kalau dengan pesawat kecil, rasanya susah," ujarnya.

Ishak, salah seorang anggota jemaah asal Sintang, Kalimantan Barat, juga mengakui keletihan menjalani penerbangan dari kota tempat tinggalnya menuju Jeddah. Untuk menuju Pontianak, ia harus menempuh perjalanan darat selama lima jam lebih dari Sintang. Perjalanan kedua, tak lain penerbangan Pontianak-Jakarta, kemudian Jakarta-Jeddah.

"Terasa lelah memang kalau ingat perjalanannya. Namun, karena ini ibadah, ya saya menjalani semuanya dengan ikhlas. Kalau nanti sudah sampai di rumah, kan bisa beristirahat," ujarnya yang kali ini menjadi perjalanan umrahnya yang kedua.

Hal senada diungkapkan Ahmad, warga Pontianak. Menurut dia, jika dihitung kekurangannya, pasti ada. "Namun, saya tak mau terus berkutat dengan kekurangan-kekurangan. Ibadah harus dijalani dengan keikhlasan dan ketulusan. Capek sudah jelas. Masak enggak capek. Tetapi dijalani saja," kata Ahmad yang berangkat umrah kali ini bersama istrinya.

Antusias

CEO PT Citilink Indonesia Albert Burhan mengungkapkan, untuk penerbangan umrah dengan rute Jakarta-Jeddah dan Surabaya-Jeddah hingga Juni 2015, Citilink menjaring 26.000 penumpang. Hingga Selasa dini hari WIB, Citilink telah memberangkatkan enam penerbangan menuju Jeddah. Adapun penerbangan dari Surabaya dimulai Minggu (1/3/2015).

"Untuk yang dari Jakarta, dengan penerbangan yang sekarang (Selasa dini hari) sudah terhitung enam kali dan penuh terus. Kami menilai publik antusias dengan penerbangan Citilink, antara lain berkat dukungan sejumlah biro perjalanan," kata Albert.

Salahuddin, seorang ustaz asal Indonesia yang tinggal di Mekkah, menuturkan, pasar jemaah umrah asal Indonesia melonjak drastis sekitar 2005. Lonjakan jemaah umrah mendongkrak jumlah biro perjalanan Indonesia yang kemudian berlomba-lomba menjaring jemaah menuju Arab Saudi.

Menurut Albert, persentase penumpang umrah Citilink relatif masih kecil dibandingkan dengan total jumlah penumpang maskapai tersebut dalam setahun. Ia memprediksi, total penumpang Citilink pada 2015 mencapai 11,2 juta orang. "Jadi, berbanding total penumpang setahun yang di atas 10 juta orang, jumlah penumpang umrah di bawah 10 persennya," ujarnya.

Albert menambahkan, Citilink masih terfokus pada pasar penumpang domestik. Apalagi, ia menilai peluang pasar di penerbangan lokal belum banyak dimaksimalkan. Setelah memaksimalkan pasar domestik, Citilink akan menjajaki perluasan pasar di kota-kota negara ASEAN.

"Jadi bagi Citilink, rute Jakarta-Jeddah dan Surabaya-Jeddah yang mulai beroperasi Maret ini, juga rute menuju beberapa kota di Tiongkok, adalah rute tambahan. Tidak mungkin Citilink akan berkonsentrasi pada rute-rute ini," kata Albert lagi.

Saat ditanya mengenai penggunaan pesawat Airbus A320 menuju Jeddah, Albert mengungkapkan, salah satu ciri maskapai low cost carrier adalah penggunaan pesawat sejenis. Yang membedakan dengan rute jarak dekat yang terbiasa dijalani Citilink adalah dalam penerbangan menuju Jeddah, Citilink menyediakan makan kepada penumpang.

"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan prinsip perusahaan, yakni sederhana, tepat, nyaman, atau simple, on time, convenience," kata Albert. (ADI PRINANTYO)

Artikel ini sebelumnya tayang di Harian Kompas, Jumat, 20 Maret 2015

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com