"Ayo Pak, konsentrasi Pak. Pelan-pelan," ujar pemandu acara mengiringi kegiatan pengunjung mendirikan telur, Sabtu (21/3/2015).
Menurut pantauan Kompas.com, ternyata tidak hanya di garis tersebut telur bisa berdiri tegak. Di dekat tugu asli pun, beberapa pengunjung mencoba mendirikan telur dan berhasil. Namun, memang telur yang berdiri tidak sebanyak di garis putih tersebut.
Meriam pengusir kuntilanak
Para ahli sejarah mengemukakan bahwa saat membuka lahan tempat tinggal tahun 1771, Raja Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie sempat diganggu oleh hantu kuntilanak. Untuk mengusirnya, Raja menyalakan meriam. Syarif, yang kemudian diakui sebagai pendiri Kota Pontianak, menembakkan meriam ke arah daratan.
Meriam yang digunakan disebut meriam karbit. Meriam ini terbuat dari kayu besar dengan diameter 50-100 sentimeter. Panjangnya 4-7 meter. Meriam ini diisi dengan air, dan karbit dimasukkan sebagai mesiunya. Karbit yang bereaksi dengan air akan menghasilkan gas yang mengakibatkan ledakan jika disulut dengan api.
Suara ledakannya menggelegar hingga mampu menggoyahkan bangunan sekitar. Saat perayaan titik kulminasi, meriam ini menyambut kedatangan para pengunjung. Bahkan, dari kejauhan, bunyi meriam ini cukup membuat hati berdebar. Pada jarak dekat, tidak jarang pengunjung yang terkaget-kaget dengan suara meriam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.