Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2015, 16:18 WIB
GUNUNG Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, menjadi pengungkit untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Samota yang meliputi Teluk Saleh, obyek wisata Pulau Moyo, dan Gunung Tambora. Kawasan tersebut berada di wilayah Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Bima di Pulau Sumbawa.

 "Untuk mengoptimalkan kawasan (Samota) ini, diperlukan trigger atau daya ungkit. Gunung Tambora memenuhi syarat mengungkit sumber daya alam serta dapat dimanfaatkan bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat," kata Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi di Mataram, Senin (30/3).

Gubernur mengatakan hal itu dalam rapat koordinasi yang dihadiri instansi terkait, membicarakan soal kesiapan acara Tambora Menyapa Dunia (TMD) yang akan dipusatkan di Desa Doro Ncanga, Kabupaten Dompu. Hadir pula Danrem 162 Wira Bhakti Kolonel (CZI) Lalu Rudy Irham Srigede, Bupati Dompu Bambang Yasin, dan semua instansi terkait di NTB.

Gubernur menyampaikan, Presiden Joko Widodo akan hadir pada puncak acara 11 April nanti di Doro Ncanga. Presiden juga dijadwalkan melakukan panen raya jagung di Desa Kampasi Meci, Manggelewa, Dompu.

Acara Tambora Menyapa Dunia diselenggarakan dalam rangka 200 tahun meletusnya Gunung Tambora. Tambora terkenal di dunia karena letusannya yang maha dahsyat pada 1815 memengaruhi iklim dunia.

Dalam seminar "Mengembangkan Potensi Wisata di NTB untuk Kesejahteraan Bersama" yang diselenggarakan harian Kompas dan Pemprov NTB di Mataram pada 19 Maret, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, ajang TMD merupakan momen untuk mengenalkan Lombok dan Sumbawa kepada dunia. "Bukan hanya Tambora yang terkenal di dunia," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah kepada Kompas di Mataram beberapa waktu lalu, Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi NTB L Gita Aryadi mengatakan, setelah TMD diharapkan ada arus balik, terutama gelombang investasi ke NTB. "TMD bukan untuk kerja sehari, dan ini bukan akhir. Setelah (TMD) ini, ada rencana menggelar investment forum," ujarnya.

Gita Aryadi berharap investor tertarik mengembangkan KEK Samota yang ditargetkan dicanangkan pada 2016. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi NTB, kawasan Samota mempunyai potensi sebagai kawasan wisata bahari, perikanan tangkap, serta perikanan budidaya dan area agrobisnis.

Pariwisata

Salah satu potensi yang mulai berkembang di kawasan Samota adalah wisata bahari di Pulau Moyo yang berada di mulut Teluk Saleh. Selain itu, Pemprov NTB akan mengembangkan wisata bahari lainnya di Teluk Saleh, yaitu di Aibari (Kabupaten Sumbawa) dan di Doropeti (Kabupaten Dompu).

Selain di kawasan Teluk Saleh, Pulau Sumbawa mempunyai banyak potensi wisata lainnya, terutama wisata bahari. Saat ini yang mulai berkembang adalah Pantai Lakey di Dompu dan Muluk di Sumbawa Barat yang juga terkenal sebagai tempat surfing berskala internasional.

Masih banyak potensi lain yang belum berkembang optimal. Potensi wisata di Lombok dan Sumbawa tak kalah dengan Bali. Masyarakat yang heterogen dan dapat hidup berdampingan merupakan modal pendukung.

Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah kendala aksesibilitas. Penerbangan dari Bandara Internasional Lombok ke bandara yang ada di Kabupaten Sumbawa dan Bima sangat terbatas.

"Itu pun on-off. Kalau (mencapai Sumbawa dari Lombok) melalui darat, jauh, sementara waktu libur orang terbatas," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTB Dewantoro Joka ketika dihubungi, kemarin.

Jangankan Sumbawa, kata Dewantoro, penerbangan langsung dari kota-kota di Indonesia ke Lombok masih terbatas. Jika NTB ingin mengembangkan pariwisata, perlu ada penambahan rute-rute penerbangan baru.

Hal senada dikatakan Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB JN Wirajagat. "Kalau perlu, pemerintah memberi insentif kepada maskapai penerbangan, jangan menunggu orang datang dulu," katanya.

General Manager Garuda Lombok Harry Darmawan mengatakan, mulai 29 Maret maskapai penerbangan Garuda Indonesia kembali melayani penerbangan Lombok-Jakarta tiga kali sehari. Sekitar tiga bulan terakhir karena alasan low season, Garuda hanya melayani rute Lombok-Jakarta dua kali sehari.

(JAN/RUL/IKA/REK/ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com