Santai Menikmati Kepiting Lezat

Banyak tempat yang menawarkan hidangan laut ini dengan pilihan menu dan cara penyajian berbeda. Akan tetapi, di mana tempatnya dan apa pun menunya, yang namanya makan kepiting pasti tidak bisa disantap sembari berharap tangan tetap bersih dan cantik.

Jadi, tanpa basa basi lagi, cobalah datang ke Holy Crab Restaurant di Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di tempat ini, semua makanan, mulai dari nasi, kepiting, hingga udang, dihidangkan di atas kertas karton berwarna putih berukuran besar.

Kertas karton ini menutupi meja makan. Pramusaji yang ramah dan penuh senyum datang ke meja dan menuangkan semua menu pesanan ke atas kertas karton putih itu. Mereka akan membantu memotong cangkang kepiting. Selanjutnya, dengan tangan kosong penikmat kepiting tinggal mempraktikkan keahliannya mencungkil daging putih di balik cangkang. Celupkan ke dalam bumbu sebelum menghantarkan si nikmat itu ke dalam mulut.

Bar-bar

Alyes, pramusaji Holy Crab Restaurant, mengatakan, konsep makan dengan tangan dan tanpa piring ini diadaptasi dari Louisiana, Amerika Serikat. Di wilayah itu, seusai menangkap hasil laut, para nelayan akan menyantap hasil tangkapannya dengan mengajak keluarga dan sahabatnya. Kebersamaan makan yang dituang di atas kertas membuat suasana kian hangat.

Di Lousiana, para nelayan, tetangga, dan sahabatnya biasa menyantap hasil olahan laut itu hanya dengan cara merebus dan selanjutnya menambah cajun powder. Akan tetapi, ketika restoran ini masuk di Jakarta, tentunya mereka menyesuaikan dengan lidah Indonesia.

Mau makan kepiting lokal atau impor, udang, atau lobster di restoran yang baru beroperasi setahun sebulan itu? Meski jenis hidangan lautnya bermacam, mereka hanya menggunakan dua jenis bumbu atau saus saja, yaitu original cajun dan garlic pepper.

Jangan ragu memilih berbagai makanan di sini. Nikmatilah dungeness crab, snow crab, king crab leg impor, dan lobster. Selanjutnya, jangan lupa membenamkannya dulu ke dalam dua saus andalan Holy Crab.

Kalau mau mendapatkan rasa gurih, pilihan jatuh pada saus original cajun. Saus ini memiliki cita rasa bawang putih yang cukup kuat. Sausnya berwarna merah mirip dengan bumbu saus padang, tetapi tak sepedas saus padang.

Lanjutkan dengan kepiting bumbu garlic pepper-nya. Sesuai dengan namanya, saus garlic pepper ini merupakan paduan dari bumbu bawang putih, cabai, dan berminyak.

Cita rasa asli

Menu yang terhidang memikat dengan penampilan berminyak dan bumbu melimpah. Sang koki sengaja memasak saus dengan menambah minyak dari butter. Bumbu tidak terlalu meresap ke dalam masakan karena daging kepiting sudah manis.

Cara masak seperti itu memang strategi pemilik sekaligus chef Holy Crab, Albert Wijaya. Albert memilih menghadirkan cita rasa asli hidangan masakan laut yang memang sudah lezat.

Kalau ingin puas menikmati masakan kepiting, udang, dan lobster di tempat ini, siapkan dompet. Harga yang ditetakan sudah tentu senikmat dari makanan yang disantap. Harga dipatok rata-rata per 100 gram berat hasil laut berkisar Rp 88.000 sampai Rp 120.000. Pilihan minum teh tawar dan manis yang panas atau dingin.

Menu makanan yang tergolong ringan tersedia cukup banyak, antara lain lobster roll, shrimp roll, crab roll, dan crab cake.

Restoran ini buka pukul 17.00 hingga pukul 22.00 dari Senin sampai Kamis, dan khusus Jumat, Sabtu, dan Minggu buka pukul 12.00 sampai 15.00 dan pukul 17.30 hingga 22.00.

Kepiting asap

Jika ingin kepiting lokal dan merasakan pengalaman menyenangkan yang berbeda, mampirlah ke Restoran Kepiting Asap Cendrawasih di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di tempat ini, kepiting andalannya adalah kepiting Kalimantan dan Papua karena diyakini paling enak.

Dari penampakan fisik, kedua kepiting ini hampir sama, termasuk dalam ketebalan daging dan rasanya. Akan tetapi, kepiting Papua bercangkang lebih hitam dan keras.

Di Kepiting Asap Cendrawasih, pastikanlah memesan kepiting asap cendrawasih yang disajikan di atas daun pisang. Aromanya khas dan perut pun langsung keroncongan. Saat disantap, rasanya memang aduhai nikmatnya.

Satu porsi menu andalan itu cukup besar untuk disantap 3-4 orang. Ditambah nasi putih, dijamin kenyang dan puas. Harga satu porsi Rp 390.000. Kalau datang berdua, pesan setengah porsi juga bisa. Satu porsi isi dua kepiting, jadi kalau setengah porsi berarti satu kepiting.

Menurut Anisa, supervisi di Restoran Kepiting Asap Cendrawasih, menu kepiting asapnya menjadi istimewa karena dimasak dengan menggunakan 21 macam bumbu, antara lain bawang merah, kemiri, langkuas, serai, jahe, lada, dan cabai. Bumbu dihaluskan dan dimasak selama empat jam. Kepiting yang telah dikukus digoreng bersama bumbu matang itu.

Kepiting yang telah matang berbumbu itu kemudian dibungkus daun pisang, sebagaimana membuat pepes dan selanjutnya dipanggang.

”Jadi, ada empat tahapan untuk menyajikan kepiting asap ini. Namun, kita hanya perlu menunggu 15 menit untuk menikmatinya. Sebab, bumbu masak sudah tersedia. Kami tinggal mengukus, mengoreng, dan memanggang,” kata Anisa.

Sensasi menikmati kepiting asap ini dimulai ketika daun pisang pembungkus kepiting dikoyak. Seketika merebak aroma rempah bumbu kepiting menyatu dengan harumnya wangi daun pisang yang terpanggang itu. Ah... tangan telanjang pun tidak tahan untuk mencomot potongan kepiting. Tak terasa, nasi sepiring cepat tandas. Energi dan semangat makin terbakar untuk berburu daging kepiting di balik cangkang yang masih menumpuk di piring.

Resto Kepiting Asap Cendrawasih ini buka pukul 10.00 sampai 22.00. Kalau akhir pekan, sebaiknya pesan tempat dulu sebelum datang karena biasanya resto yang berkapasitas 140 kursi ini penuh pengunjung.

Di resto itu, sebagaimana resto hidangan laut, juga disediakan olahan hasil laut lain, seperti udang, cumi, atau ikan. Tersedia juga berbagai sup seafood. Namun, tetap yang paling dicari di sini adalah kepiting.

Apa pun tampilan dan cara masaknya, kepiting memang nagih! (Ratih Prahesti Suharsono dan Pingkan Elita Dundu)