Makanan sehat
Terdapat aneka menu makanan lainnya, baik yang permanen maupun yang khusus pada hari tertentu. Masakan di Burgreens banyak menggunakan minyak kelapa ketika dimasak. Sementara untuk dressing, saus, digunakan minyak kelapa murni. Kini, bekerja sama dengan Organik Klub Tebet, Burgreens juga membuka cabang di sana dalam bentuk Burgreens Eat & Go.
Burgreens didirikan Max Mandias dan Helga Angelina (24). Keduanya bermitra juga dengan beberapa sahabat untuk mengelola Burgreens, yakni Banyu Bening, Michael J, Saptika Narendra G, dan Nadya Amanda Pritami.
Awalnya Max dan Helga sama-sama memandang perlunya mendorong konsumsi makanan sehat dan lebih banyak sayur, terutama kepada anak-anak. ”Awalnya pengin bikin katering anak. Anak itu kan generasi baru yang lebih bisa dibentuk,” ujar Helga.
Helga dan Max sebelumnya sama-sama berkuliah di Belanda. Helga berlatar belakang pendidikan komunikasi, sedangkan Max mempelajari bidang keuangan. Helga memilih gaya hidup vegetarian sebagai upaya penyembuhan penyakitnya. Ia mengidap asma dan sinusitis sejak usia 14 tahun. Banyaknya konsumsi obat membuat ia sudah mengalami infeksi ginjal pada usia remaja. Pada masa itu pula, Helga merasakan pengalaman traumatik melihat pemotongan ayam.
”Saya tertarik mempelajari alternative healing. Semua nutrisi untuk healing itu menggunakan ’resep’ perbanyak sayuran dan buah segar,” ujar Helga.
Sementara Max, yang pernah bekerja sebagai analis data di Amsterdam, juga terdorong mempelajari pola makan yang baik karena merasa tubuhnya tak sehat. Sambil kuliah, Max beberapa bulan bekerja di sebuah restoran di Amsterdam yang khusus menyajikan makanan mentah (raw food).
Kecintaannya pada dunia kuliner dan bisnis resto tumbuh di situ. Selain mengacu pada konsep vegan dan raw food, Burgreens juga berupaya menerapkan konsep Ayurveda dalam menyusun menu-menunya sebagai upaya mencapai keseimbangan.
Bersama Helga, Max memutuskan meninggalkan karier di Belanda yang sudah ia rintis seusai kuliah dan pulang ke Indonesia untuk membangun resto yang memenuhi idealisme mereka tentang pola makan sehat. Keduanya tak menampik, secara finansial berkarier di Belanda sesuai dengan latar studi mereka lebih menjanjikan. Kualitas lingkungan di ”Negeri Kincir Angin” juga nyaman. ”Tetapi, kami masih muda. Kami harus banyak mencari pengalaman,” ujar Max.
Keputusan untuk pulang dan membuat resto itu bukan tanpa tantangan. Bahkan orangtua Max sempat tak setuju. Toh mereka teguh berpegang pada komitmennya.
Burgreens dirintis pertengahan 2013. Semula mereka berencana berjualan secara daring. Keduanya kemudian menemukan mitra yang memiliki lahan dan membantu menata Burgreens menjadi resto bersuasana seperti saat ini. (Sri Rejeki & Nur Hidayati)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.