Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesepeda Menikmati Keindahan Selat Alas

Kompas.com - 10/04/2015, 16:09 WIB
Oleh RINI KUSTIASIH dan YOVITA ARIKA

CUACA panas di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/4/2015), tak menghentikan tekad peserta Tambora Bike untuk menempuh rute sejauh 97 kilometer dari Alun-alun Kota Mataram menuju Pelabuhan Kayangan di Kabupaten Lombok Timur.

Saat tiba di pelabuhan, peserta bernapas lega. Mereka disambut panorama indah Selat Alas yang membatasi Pulau Lombok dengan Pulau Sumbawa. Untuk menuju Pulau Sumbawa, peserta harus menyeberangi Selat Alas menggunakan feri sekitar 1,5 jam menuju Pelabuhan Poto Tano di Kabupaten Sumbawa Barat.

Petugas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Kayangan menjamu peserta dengan pelayanan optimal dari Kapal Motor Penumpang (KMP) Belida. Kapal berkapasitas 450 orang itu disiapkan jauh-jauh hari khusus untuk acara Tambora Bike, yang merupakan bagian dari rangkaian acara Tambora Menyapa Dunia terkait peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora.

Kapal itu bersih dan tertata. Tidak tampak sampah berserakan seperti yang pernah kami lihat di feri sebelumnya saat melakukan survei. Di ruangan tempat duduk penumpang, PT ASDP Kayangan bahkan membangun panggung hiburan kecil untuk menghibur peserta. Lagu demi lagu pun mengalir dari peserta dan penyanyi yang diundang pengelola feri.

”Saya puas bisa menyanyikan lagunya Utha Likumahuwa. Saya senang menyanyi. Bisa menyanyi di kapal ini lumayan menghalau lelah. Tadi sepanjang jalan dari Mataram menuju Kayangan panas sekali,” kata Kusdiono (53), peserta yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menyanyikan lagu lawas ”Untuk Apa Lagi” milik Utha Likumahuwa.

Kenikmatan bersepeda juga diungkapkan Teddy Danas (49), pesepeda dari Jakarta yang merupakan seorang bankir.

”Panasnya luar biasa. Saya harus sering-sering minum supaya tidak dehidrasi. Saya juga tidak banyak berhenti supaya tidak terasa capeknya. Kalau keseringan berhenti, nanti saya makin mudah panas dan lelah,” tutur Teddy.

Selama perjalanan dari Mataram hingga Kayangan, 10 peserta dievakuasi karena dehidrasi.

Di kapal, peserta juga bisa beristirahat dan menikmati pijatan dari tenaga pijat refleksi yang disediakan pengelola kapal.

”Kami benar-benar menyiapkan kapal ini supaya bisa membuat nyaman peserta Tambora Bike. Kebersihan kapal menjadi keutamaan kami. Semoga mereka mau lagi naik kapal menyeberang ke Sumbawa,” ujar Ida Bagus Adi Punarbawa, nakhoda KMP Belida. Ia memimpin kapal dengan 20 awak kapal.

Michaela (47), peserta yang merupakan istri Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya Joaquin Monseratte (48), juga beberapa kali mengambil gambar Selat Alas dan memandangi pulau-pulau yang tersebar di antara dua pulau besar, Lombok dan Sumbawa. Pulau-pulau yang daratannya menjulang tinggi menarik perhatiannya.

Angin Selat Alas yang bertiup tidak terlalu kencang juga membuat sebagian peserta terkantuk-kantuk, bahkan tertidur. Sebagian dari mereka ada yang memilih tidur di lantai kapal. Tidak ada sekat di antara para peserta Tambora Bike. Mereka tidur berdampingan tanpa rasa sungkan. Kegembiraan menyatukan mereka.

Gili Balu

Sekitar pukul 15.00 Wita, peserta sampai di Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. Sepeda kembali dikayuh. Pemandangan pantai hingga sekitar 1 kilometer dari pelabuhan itu menghibur peserta.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com