Penyelenggaraan KAA yang berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia pada 18-24 April 1955 yang menghasilkan ‘Dasasila Bandung’ atau Bandung Declaration tersebut telah menjadi catatan sejarah yang mengharumkan nama Indonesia serta memberi kenangan bagi Kota Bandung sebagai tempat penyelenggara KAA.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam siaran pers Puskompublik Kementerian Pariwisata, Jumat (10/4/2015), mengatakan, dua kegiatan utama dalam peringatan 60 tahun KAA 2015 yakni sebagai core events antara lain pertemuan tingkat pejabat senior atau senior official meeting (SOM), serta ministerial meeting dan leaders meeting. Pada pertemuan SOM sejumlah kepala negara atau kepala pemerintahan antara lain RRT, Pakistan, Bangladesh, Kamboja, Malaysia serta sekitar 80 utusan dari negara peserta akan menghadiri konferensi ini. Sebelumnya Presiden Joko Widodo akan membuka dan menyampaikan pidato pada pembukaan KAA.
Peringatan Konferensi Asia Afrika bukan hanya menjadi momentum memperkokoh peran Indonesia dalam percaturan politik dunia. “Kami sekaligus mengemas berbagai event untuk promosi pariwisata, keunikan budaya dan ekonomi kreatif agar momen Peringatan KAA 2015 ini makin membumi,” jelas Arief Yahya, yang juga Kabid Side Event Peringatan KAA 2015.
Beragam kegiatan ini dirancang agar bisa dirasakan oleh publik. “Dari berbagai side events itu, kami insert-kan historis KAA, ke depan seperti apa, dan apa yang bisa diperankan publik untuk menyambutnya dengan optimisme,” jelas Arief Yahya.
Bagi awam, yang tidak banyak mengerti arti sejarah dan detail KAA, lanjut Arief, mereka harus disentuh dengan aneka kegiatan yang memikat, ringan dan menghibur pada 19-24 April nanti. Seperti mengenang tokoh-tokoh hebat di balik KAA, seperti Ir Soekarno dan Menlu Sunario zaman itu. Cikal bakal konsep politik bebas aktif dan Gerakan Non Blok. Lahirnya Dasasila Bandung yang memasukkan prinsip-prinsip Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru.
Karena itu, menurut Arief Yahya, mulai 19 April 2015 sudah akan ada penampilan Slank “Prosperity and Peace without Drugs" di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Lalu Senior Officer Meeting di Jakarta. Pameran Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), pameran Indonesia Heritage Exhibition, Pameran Koleksi Dokumentasi KAA semua di JCC, Senayan. Di Bandung sendiri, tanggal 19 itu juga ada Asia Afrika Solidarity Walk. “Silakan saksikan berbagai event itu, hari Minggu 19 April nanti,” kata Arief yang mantan CEO PT Telkom itu.
Rabu, 22 April digelar Leader Meeting di Jakarta, Asia Africa Meet and Great dan Photography Exhibition Bandung 1955 di Bandung. Kamis, 23 April di JCC ada Parliamentery Conference on the 60’th Commemoration of the Asian African Conference dan Famtrip Social Media Stars di Bandung. “Kami buat acara untuk pegiat media sosial keliling obyek wisata di Bandung dan sekitarnya. Biarkan mereka ikut mempromosikan pariwisata Indonesia,” kata Arief Yahya.
Di antaranya Michael Turtle (Time Travel Turtle-Australia), Juno Kim (Runaway Juno-Korea Selatan), Eunice Khong (Travelfolio-Singapore), Bowo Hartanto (Travel Junkie Indonesia), dan Anton Diaz (Our Awesome Planet-Filipina). Dari 18-26 April, blogger dari negara pasar pariwisata Indonesia itu sudah keliling dan upload foto-foto.