Selain itu, menurut Hartoko, kegiatan tersebut akan berdampak luas pada sektor lain terutama di bidang ekonomi, misalnya pengunjung melihat kegiatan tersebut akan menginap di hotel merupakan pemasukan bagi daerah berupa hasil pajak.
"Kalau tidak menginap, paling tidak mereka makan di Kota Magelang, membeli cenderamata, dan membeli oleh-oleh dari Magelang," katanya.
MAE 2015 memamerkan ratusan karya seni rupa buah karya 300-an seniman dari tanah air serta sejumlah perupa dari Tiongkok dan Jepang.
Kegiatan tersebut digelar di 11 ruang seni, yakni Museum OHD, Syang Art Space, dan Langgeng Gallery di Kota Magelang. Kemudian Museum H Widayat, Pawon Art Space, Galeri Pondok Tingal, Limanjawi Art House, Banyu Bening The House of Painting, Padepokan Apel Watoe, Tuksongo Visual Arts House, dan Amanjiwo Art Room di Kabupaten Magelang.
"Mereka yang menginap bisa saya pastikan tidak semua makan di hotel. Untuk makan siang dan makan malam mereka kebanyakan mencari kuliner di luar hotel," katanya.
Hartoko menuturkan mereka mencari kuliner di rumah makan atau bahkan di pedagang kaki lima (PKL). Di Kota Magelang ini ada beberapa sentra PKL yang cukup representatif. "Harapannya kalau semua berkembang maka kesejahteraan masyarakat meningkat sehingga semua aspek yang bisa mendatangkan tamu ke Magelang harus kami garap, termasuk di dalamnya MAE," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.