Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2015, 16:39 WIB
EditorI Made Asdhiana
GERIMIS menetes lembut, membasahi bumi Kediri, Jawa Timur, Selasa (10/2/2015) petang. Angin bertiup sepoi-sepoi menjelajah kulit saat kaki menjejak pelataran parkir Monumen Kediri di kawasan Simpang Lima Gumul. Udara dingin menyeruak seolah menyambut kedatangan kami.

Setelah melewati terowongan bawah tanah sejauh 200 meter dan menaiki sejumlah anak tangga, sampailah kami di atas tanah lapang dikelilingi rumput hijau. Saat memandang lurus ke depan, mata langsung tertuju pada sebuah monumen megah bercat dasar coklat krem.

Monumen setinggi 25 meter itu memiliki luas bangunan 804 meter persegi. Bangunan di area seluas 37 hektar ini bergaya arsitektur meniru L’Arch D’ Triomphe di Perancis yang melambangkan kejayaan dan kemakmuran bangsa dan negara.

Bedanya, pada sisi Monumen Kediri terpahat relief tentang kisah sejarah Kediri berikut seni dan budayanya. Ada empat patung menyerupai arca Ganesha yang diletakkan di tiap sudut. Ganesha merupakan dewa yang memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan sehingga mampu menyelesaikan segala rintangan.

Sarat makna

Pemerintah Kabupaten Kediri mengklaim angka-angka pada monumen itu sarat makna. Angka 25 dan 804, misalnya, dianggap representasi hari jadi Kabupaten Kediri yakni 25 Maret 804 Masehi. Ganesha merupakan lambang resmi Pemerintah Kabupaten Kediri.

Monumen Kediri memiliki tiga tangga di bagian kaki. Di sekitar kaki monumen merupakan tempat yang paling ramai karena banyak dipakai warga untuk beraktivitas. Seperti malam itu, banyak anak muda usia belasan tahun yang berlatih melakukan free style atau gaya bebas. Pada saat yang sama, ada rombongan keluarga duduk santai menikmati suasana malam.

Di sudut lain, terlihat sekelompok remaja ber-selfie dengan latar monumen yang berdiri megah di tengah hamparan sawah dan ladang itu. Tak jauh dari lokasi foto, sejumlah anak berusia 5-10 tahun bermain kejar-kejaran.

”Kalau tidak hujan, biasanya lebih ramai pengunjungnya. Juga saat malam minggu, pasti ramai anak-anak, remaja bahkan orang tua. Semua ’tumplek’ di sini,” ujar Muslikah (35), warga Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

Monumen yang mulai dibangun tahun 2003 melalui APBD setempat senilai miliaran rupiah itu memiliki delapan lantai yang bisa dijangkau dengan lift dan tiga tangga. Dari lantai teratas, pengunjung bisa menyaksikan panorama Kota Kediri yang padat bangunan dan Kabupaten Kediri yang penuh hamparan tanaman pertanian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Travel Update
Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Jalan Jalan
7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

Jalan Jalan
7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

Jalan Jalan
Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Travel Update
Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Travel Update
Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Travel Update
Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Travel Tips
Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Jalan Jalan
7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

Travel Update
5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

Travel Tips
Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Travel Tips
Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Jalan Jalan
Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Travel Tips
6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+