Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2015, 17:51 WIB

MELIHAT-lihat butik batu mulia di Kolombo, Sri Lanka, akhir Maret lalu, Kompas jadi teringat dengan demam batu akik yang tengah melanda Indonesia. Namun, ada perbedaan antara dunia batu mulia di Sri Lanka dan di Tanah Air.

Di Sri Lanka, orang mendapatkan batu mulia semata-mata untuk investasi. Di Indonesia, orang mengumpulkan batu permata bukan hanya untuk investasi, tetapi juga sebagai pelipur lara—terutama bagi kalangan masyarakat bawah. Batu mulia dalam bentuk batu akik menjadi sarana membangun komunikasi dan berpotensi merevitalisasi tradisi dan potensi masa lalu.

Di Kolombo, batu mulia umumnya dijual di butik-butik, galeri, dan toko-toko mewah dengan pengamanan ketat. Tempat-tempat itu umumnya ditandai dengan gardu jaga dan personel pengaman serta pintu lipat berjeruji, seperti terlihat pada Jumat (20/3/2015) siang. Iklan batu mulia di beberapa media cetak lokal berbahasa Inggris tampil mewah.

”Harganya 4.000 dollar AS,” kata seorang penjual batu ruby di salah satu butik sambil menunjukkan sebutir ruby seberat 25 karat.

Bagi Sri Lanka, batu mulia memang menjadi salah satu penangguk devisa. Doktor Geologi DH Ariyaratna, dalam bukunya, Gems of Sri Lanka (Sri Lanka National Gem and Jewelery Authority, September 2013) menulis, 5 persen dari total ekspor Sri Lanka berasal dari ekspor mineral. Dari total ekspor mineral itu, 60 persen di antaranya berasal dari ekspor batu permata.

Masih menurut buku tersebut, sudah sejak abad pertama Sri Lanka dikenal sebagai negeri bertabur batu permata sampai Marcopolo datang pada 1293 dan menamai negeri tersebut sebagai Zeilan atau sila dalam bahasa Pali, Sanskerta, yang artinya batu (permata). Nama yang diberikan Marcopolo itu kemudian berubah menjadi Ceylon.

Marcopolo menulis, hanya di pulau ini ditemukan batu permata ruby terbaik dan tertinggi nilainya di dunia. Selain ruby, ada pula safir, topaz, ametis, dan garnet dengan kualitas terbaik pula. Ibnu Batuta, penjelajah asal Maroko yang datang ke Sri Lanka pada awal abad ke-14, pun menulis, batu permata bertebaran hampir di seluruh sudut Serandib, nama lain Sri Lanka.

Ariyaratna menambahkan, ada 20 lokasi dengan banyak batu permata bertaburan di Sri Lanka. Lokasi-lokasi itu, antara lain, Ratnapura, Hatton, Pelmadulla, Polonaruwa, Okkampitiva, Matale, Kuruwita, Badulla, dan Monaragala.

Di Ratnapura pernah ditemukan batu safir biru seberat 850 karat dan safir 2.501 karat di suatu tempat, 18 kilometer di luar Ratnapura. Di Hatton pernah didapatkan batu aquamarine seberat 7,5 kilogram. Sementara di Pemadulla pernah didapatkan batu safir biru gelap seberat 250 karat. Di Kuruwita, pernah didapatkan safir kuning seberat 850 karat.

Sampai awal tahun 1970-an, hanya ada dua jenis batu permata andalan ekspor Sri Lanka, yakni ruby dan termasuk safir bintang berwarna hitam. Namun setelah itu, bermunculan berbagai batu permata dengan tingkat kekerasan yang sama dengan ruby dan safir, yakni 9 pada skala Mohs.

Menjalin komunikasi

Di Indonesia, terutama Jakarta, orang mengumpulkan batu mulia bukan semata demi investasi meski dewasa ini harganya juga makin melejit. ”Kami memanfaatkan wabah batu akik untuk menjalin komunikasi dengan warga,” kata anggota Binmas Kepolisian Sektor Metro Palmerah, Jakbar, Ajun Inspektur Satu Tugianto, Kamis (9/4/2015). Ia menjelaskan, wabah batu akik yang terjadi setahun belakangan membuat beban kerja Binmas berkurang.

”Kami bisa dengan mudah berkumpul dengan para pengojek di pangkalan, warga di pos hansip, atau komunitas batu akik di salah satu rumah anggota komunitas,” ucapnya. Di sela percakapan tentang batu akik inilah, Tugianto mengumpulkan informasi, mengimbau, memonitor, memediasi, dan merangkul warga.

Hal yang sama juga ia lakukan kala tren sepeda menjadi wabah. ”Tetapi, saat itu rentang rangkulan kami lebih terbatas. Sebab, pemilik sepeda kebanyakan dari kelas menengah saja. Kalau pemilik batu akik, kan, sekarang dari kelas atas sampai kelas bawah,” tuturnya.

Sulaiman (41), tukang ojek, mengatakan, setelah ia mendapat pekerjaan sambilan membuka lapak batu akik, pendapatannya bertambah sampai tiga kali lipat. Edy (46), salah satu warga Kemanggisan, Jakarta Barat, mengatakan, setelah ia mengenal dunia batu akik sejak enam bulan lalu, ia bisa mengakhiri kebiasaan buruknya berjudi.

Istrinya pun senang. Sebab, setelah ia menjadi pedagang khusus batu bacan, Edy yang memiliki 10 unit kos tak lagi memboroskan uang hasil kontrakan untuk berjudi. Ia justru mendapat penghasilan tambahan.

Baik Sulaiman maupun Edy mengatakan, relasi pertemanannya pun meluas tanpa kenal kelas lagi. ”Ya, kalau udah ngomongin batu akik di lapak saya, enggak ada lagi tuh orang kaya, orang miskin, orang penting, orang pinggiran. Habis semuanya pada pakai celana pendek sama kaus doang,” kata Sulaiman sambil tertawa.

Guru Besar Sosiologi UI Prof Mustofa berpendapat, nilai akik di Indonesia tak sebatas nilai kebendaan saja, ”Tetapi juga tentang mitos dan tradisi, sugesti, dan gaya hidup yang oleh Weber (Maximilian Weber, sosiolog dan ekonom asal Jerman) disebut sebagai rasionalitas tradisional.”

Istimewanya, dunia batu akik di Indonesia itu memberikan ruang bermain lebih luas bagi kelas bawah. ”Bagi mereka, dunia batu akik bisa menjadi pelipur lara dan mainan mengasyikkan. Gengsi mereka pun dalam pergaulan antarkelas terangkat,” ucap Mustofa.

Sekretaris Jenderal Komunitas Batu Mulia Sujatmiko mengatakan, dampak sosial wabah batu akik di Indonesia positif.

Di tempat terpisah, psikolog sosial Prof Dr Sarlito Wirawan mengingatkan, momentum wabah akik ini bisa segera dimanfaatkan memperluas sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. ”Jangan sampai tren batu akik cuma mengulang tren ikan louhan dan tanaman hias gelombang cinta saja,” ujarnya. (WINDORO ADI)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

5 Tips ke Pantai Senggigi Lombok, Sore tapi Jangan Kesorean

5 Tips ke Pantai Senggigi Lombok, Sore tapi Jangan Kesorean

Travel Tips
Pendakian Bukit Mongkrang Masih Tutup, meski Kebakaran Sudah Padam

Pendakian Bukit Mongkrang Masih Tutup, meski Kebakaran Sudah Padam

Travel Update
Wisata ke Flona 2023, Lihat Aneka Bunga Cantik dan Hewan Rp 50 Juta

Wisata ke Flona 2023, Lihat Aneka Bunga Cantik dan Hewan Rp 50 Juta

Jalan Jalan
Kebakaran di Bukit Mongkrang di Gunung Lawu Sudah Padam

Kebakaran di Bukit Mongkrang di Gunung Lawu Sudah Padam

Travel Update
Rute Bus Wisata Surabaya dan Jadwalnya 

Rute Bus Wisata Surabaya dan Jadwalnya 

Travel Tips
Cari Promo BCA tiket.com Travel Fair 2023, Dapat Tiket Pesawat ke Singapura Rp 400.000

Cari Promo BCA tiket.com Travel Fair 2023, Dapat Tiket Pesawat ke Singapura Rp 400.000

Travel Update
Turis China Disebut Takut ke Thailand Akibat Film dan Rumor di Internet

Turis China Disebut Takut ke Thailand Akibat Film dan Rumor di Internet

Travel Update
Harga Tiket Bus Wisata Surabaya dan Cara Pesannya 

Harga Tiket Bus Wisata Surabaya dan Cara Pesannya 

Travel Tips
Promo Hotel di BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Bintang 4 mulai Rp 200.000

Promo Hotel di BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Bintang 4 mulai Rp 200.000

Travel Update
Kota Tua di Surabaya Akan Dilengkapi Wisata Susur Sungai dan UMKM

Kota Tua di Surabaya Akan Dilengkapi Wisata Susur Sungai dan UMKM

Travel Update
Lebih dari 2 Juta Turis Asing ke Jepang pada Agustus, Mayoritas dari Korea

Lebih dari 2 Juta Turis Asing ke Jepang pada Agustus, Mayoritas dari Korea

Travel Update
Promo Tiket Pesawat di BCA Tiket.com Travel Fair 2023, ke Singapura PP Rp 1,3 Juta

Promo Tiket Pesawat di BCA Tiket.com Travel Fair 2023, ke Singapura PP Rp 1,3 Juta

Travel Update
Cara ke Taman Lapangan Banteng Naik Transjakarta dari Tangerang

Cara ke Taman Lapangan Banteng Naik Transjakarta dari Tangerang

Travel Tips
Bukit Mongkrang Tawangmangu Kebakaran, Pendakian Ditutup Sementara

Bukit Mongkrang Tawangmangu Kebakaran, Pendakian Ditutup Sementara

Travel Update
International Yogyakarta 42k Marathon Diharapkan Perkuat Sport Tourism

International Yogyakarta 42k Marathon Diharapkan Perkuat Sport Tourism

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com