Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Jadi Magnet Wisata Kota Banjarmasin

Kompas.com - 20/04/2015, 14:26 WIB
PUKUL 05.00 Wita di Kota Banjarmasin, suara azan Subuh berkumandang. Langit masih gelap. Setelah suara azan tidak lagi terdengar, yang terbiasa hidup di zona waktu Indonesia bagian barat biasanya tergoda melanjutkan tidur. Apalagi, pada hari Minggu. Pukul 05.00 Wita di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, masih seperti pukul 04.00 WIB.

Setelah subuh setiap hari Minggu, sebagian warga di Kota Banjarmasin umumnya bergegas pergi ke pusat kota. Warga tumpah ruah di ruas-ruas jalan protokol di sekitar Masjid Raya Sabilal Muhtadin, terutama di ruas Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Pierre Tendean. Dua ruas jalan yang sejajar dengan Sungai Martapura itu menjadi pusat keramaian pada akhir pekan.

Berbagai kegiatan dilakukan masyarakat di kedua ruas jalan itu. Ini karena terdapat taman tepian sungai, yang oleh masyarakat setempat disebut siring. Aktivitas mingguan di jalan dan siring adalah olahraga, seperti jalan sehat, joging, senam pagi, dan bersepeda. Tak jarang pula ada kegiatan kampanye suatu produk, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Keramaian pada akhir pekan itu tidak hanya di jalan dan siring, tetapi juga di Sungai Martapura, yang membelah kota. Di sungai itu ada pasar terapung, yang menjual buah-buahan, tanaman, dan aneka makanan dan jajanan tradisional. Selain itu, ada hiburan musik tradisional dan kelotok (perahu bermotor) wisata, yang siap melayani warga menyusuri sungai.

Menurut Hasan Zainuddin, warga Kota Banjarmasin, kegiatan masyarakat di pusat kota baru hidup setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin serius menata Sungai Martapura. ”Beberapa tahun silam, daerah tepian sungai itu merupakan salah satu permukiman padat, sehingga membuat wajah kota terkesan kumuh,” kata Sekretaris Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin itu.

Namun, setelah pemkot menggusur permukiman padat di bantaran sungai dan merelokasi warga, kota ini pun mulai terlihat cantik sesuai dengan klaimnya sebagai Kota Bungas (cantik). Jargon ”Banjarmasin Bungas” yang terpampang di beberapa ruas jalan protokol, hampir tidak terbantahkan jika melihat kota yang berdiri tahun 1526 ini di pusat kota.

Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata, Seni, dan Kebudayaan Kota Banjarmasin, Khuzaimi, mengatakan, penataan daerah tepian Sungai Martapura di tengah kota dilakukan sejak empat tahun lalu. Kawasan kumuh perlahan-lahan diubah menjadi taman hijau yang asri, sehingga menjadi kawasan wisata sekaligus ruang terbuka bagi warga untuk berkumpul, berinteraksi, dan bersosialisasi.

Sebagai kawasan wisata sungai berbasis budaya, sejak 2014 setiap akhir pekan, pasar terapung dihadirkan di tengah kota, tanpa menghilangkan pasar terapung tradisional di Muara Sungai Kuin. Tujuh puluh pedagang dikumpulkan untuk berjualan di kawasan siring setiap Minggu. ”Tujuannya agar masyarakat dan pengunjung gampang melihat pasar terapung,” kata Khuzaimi.

Menurut Khuzaimi, pemkot menggelontorkan dana cukup besar untuk membuat kawasan wisata sungai di tengah kota dan menghidupkan pasar terapung. Namun, dana yang dikeluarkan sebanding dengan manfaatnya bagi masyarakat. Bahkan, manfaatnya bagi kehidupan warga kota jauh lebih besar. Setiap Minggu, kalau tidak hujan, pengunjung yang datang ke siring 2.000 sampai 3.000 orang.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kalsel, Aloysius Jono Purwadi, mengatakan, sungai merupakan potensi wisata yang luar biasa di Banjarmasin. Wisata sungai adalah magnet untuk menarik wisatawan datang ke Banjarmasin. Namun, potensi itu cukup lama dibiarkan terbengkalai.

Menurut Purwadi, potensi pariwisata yang bernilai jual tinggi tidak cukup hanya dipromosikan, tetapi harus dibenahi dengan serius sehingga menarik wisatawan untuk datang dan selalu ingin datang kembali.

Terus ditata

Wali Kota Banjarmasin Muhidin mengatakan, pemkot berkomitmen mengembangkan Banjarmasin menjadi kota cerdas, sehat, dan nyaman. Salah satu upayanya ialah dengan terus menata wajah kota agar menjadi lebih hijau. ”Kami ingin menjadikan Banjarmasin sebagai kota cerdas, sehat, dan nyaman dengan kekhasannya sebagai kota sungai,” katanya.

Banjarmasin memang dikenal dengan julukan Kota Seribu Sungai. Menurut catatan Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Kota Banjarmasin, terdapat 102 sungai yang melintasi Banjarmasin. Sungai Martapura adalah yang terbilang istimewa. Sungai itu melintas di tengah kota dan seolah-olah membelah Banjarmasin menjadi dua bagian.

Muhidin mengatakan, pemkot berupaya menyelesaikan pembangunan siring di tengah kota. Panjang total siring di sisi timur dan barat Sungai Martapura adalah 6 kilometer. Pemkot juga mulai menata kawasan padat di Jalan Veteran, yang terletak tidak jauh dari siring. ”Daerah Veteran akan menjadi pecinan modern,” ujarnya.

Menurut Khuzaimi, pengembangan wisata berbasis sungai di tengah kota, sangat menunjang perekonomian Banjarmasin. Banjarmasin adalah pusat bisnis. Dengan adanya wisata di tengah kota, pebisnis yang datang ke Banjarmasin diharapkan memperpanjang waktu tinggal, untuk menikmati keindahan kota.

Sebagai warga Kota Banjarmasin, Hasan Zainuddin berharap pemkot tetap memprioritaskan penataan sungai untuk mewujudkan Banjarmasin sebagai kota hijau, sehat, dan nyaman. Kota ini bisa dan harus cerdas dari aspek lingkungan. Orang pun nanti dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia di kota tertua di Kalimantan ini. (JUMARTO YULIANUS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com