Berbekal dari informasi lisan saat mengunjungi pantai Pasir Putih Watu Payung, rombongan ekspedisi utara yang masih semangat bergegas dengan dua kendaraan menuju obyek wisata yang menakjubkan di wilayah utara Manggarai Timur tersebut.
Waktu itu, sebagian warga masyarakat di Pota, ibu kota Kecamatan Sambirampas masih tidur lelap dan sebagian lagi sudah bangun untuk menuju ke pantai menjemput para nelayan yang sudah berjuang bersama gelombang laut untuk menangkap ikan demi memenuhi kebutuhan keluarga dan pembeli di Pasar Pota.
Selama ini warga di Kota Borong dan sekitarnya selalu mendengarkan cerita-cerita dari berbagai relasi dan keluarga yang pulang dari Sambirampas dengan menginformasikan keunikan-keunikan warisan dunia di alam Sambirampas, seperti matahari terbit di pagi hari maupun keindahan pantainya, batu berbentuk payung.
Ternyata, cerita-cerita yang dituturkan sangat sesuai dengan keunikan dan keindahan alam di Sambirampas. Di balik itu masih banyak yang belum menginformasi satu dari obyek wisata di Kecamatan Elar. Tepatnya di jalur Jalan Negara Transflores bagian utara. Dari Pota dapat melintasi ke Elar menuju ke Pulau 17 Riung, di Kabupaten Ngada dan tembus ke Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo.
Selama ini Tanjung Nanga Lok, Bukit Cinta dari Elar hanya diketahui oleh orang-orang lokal yang melintasi jalan tersebut. Obyek wisata Tanjung Nanga Lok ini berada di pinggir jalan Negara Transflores Bagian Utara. Siapa pun yang melintasi di situ pasti mampir sebentar untuk menikmati keindahan laut biru dan melepas lelah dari perjalanan jauh akibat jalannya belum beraspal.
Rombongan ekspedisi Utara ini adalah semua orang baru yang mengunjungi sejumlah lokasi wisata di bagian Sambirampas dan Elar.
Berkali-kali kami berbisik dalam hati betapa indahnya potensi pariwisata di Manggarai Timur bagian Utara. Kami merasa bersyukur atas keindahan alam yang diwariskan Sang Pencipta bagi kemakmuran manusia Manggarai Timur di masa depan.
“Saya senang dengan kehadiran tim ekspedisi Utara yang terdiri dari wartawan dan Pemkab Manggarai Timur yang mulai memperhatikan potensi pariwisata di bagian utara kabupaten ini. Saya sudah merasakan betapa gemparnya berita Komodo Flores di Pota beberapa tahun lalu karena saya mendampingi wartawan dan peneliti asing. Saya yakin dengan kunjungan dari wartawan yang tergabung dalam tim ekspedisi Utara ini maka obyek-obyek wisata di bagian Utara akan perlahan-lahan ramai dikunjungi. Untuk itu, butuh kesiapan semua pihak, yakni masyarakat setempat, pemerintah setempat maupun instansi yang mengelola pariwisata,” paparnya.
Koordinator Dinas Pariwisata di Kecamatan Sambirampas, Arsyad menjelaskan, sejak bertugas sebagai tenaga harian lepas dan koordinator pariwisata di Sambirampas, baru kali ini dirinya mendampingi rombongan terbesar dari Borong, apalagi mendampingi wartawan yang sangat bermakna bagi publikasi pariwisata di Sambirampas dan Elar.
Salah seorang wartawan, Fansy Runggat menjelaskan, Tanjung Nanga Lok, Bukit Cinta dari Elar tak kalah dengan bukit cinta di Labuan Bajo. Selama ini orang menceriterakan Bukit Cinta dari Labuan Bajo, ternyata ada juga Bukit Cinta dari Elar.
“Liputan pariwisata di Sambirampas dan Elar sangat bagus di mana rombongan ekspedisi Utara menikmati keindahan dan keunikan alam yang belum dipublikasi secara luas. Kami berharap dengan dipublikasi secara luas tentang pariwisata di Sambirampas dan Elar dapat menggaet wisatawan asing dan domestik untuk mengunjungi obyek-obyek wisata yang masih asli,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.