Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata ke Yogyakarta? Ini 6 Wisata Alam di Gunungkidul

Kompas.com - 04/05/2015, 10:11 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

KOMPAS.com – Kabupaten Gunungkidul bisa menjadi pilihan Anda saat berwisata ke Yogyakarta. Lokasinya berada di 46 kilometer sebelah tenggara Kota Yogyakarta.

Gunungkidul hadir menawarkan pesona alam. Gua, batuan kapur, dan sungai bawah tanah menjadi wisata unggulan kabupaten ini. Tak hanya itu, deretan panjang pantai selatan juga menanti untuk dijelajahi para wisatawan. Berikut enam destinasi wisata yang patut dikunjungi saat melancong ke Kabupaten Gunungkidul.

Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung Api Purba terletak di Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk, sekitar 22 kilometer dari Kota Wonosari. Gunung yang terbentuk dari karst atau kapur ini menawarkan hamparan keindahan yang dapat dinikmati dari ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut.

Kompas/Ferganata Indra Riatmoko Gunung Api Purba Nglanggeran yang aktif sekitar 70 juta tahun lalu menjulang dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (25/4). Gunung tersebut dikembangkan oleh masyarakat setempat menjadi salah satu obyek wisata alternatif yang menawarkan keunikan bentang alam yang tersusun dari material vulkanik tua.
Dengan waktu tempuh selama 1,5 sampai 2 jam, wisatawan sudah dapat mencapai puncak gunung yang dikenal dengan sebutan puncak Gunung Gedhe. Setibanya di puncak, Anda disuguhkan pemandangan indah yang terdapat di Desa Nglanggeran. Salah satunya Embung Nglanggeran yang merupakan kolam seluas 5.000 meter yang berfungsi mengairi perkebunan di sekitar embung. Dari atas puncak, wisatawan juga dapat menikmati keindahan matahari terbenam dan juga matahari terbit.

Goa Pindul dan Sungai Oyo

Goa Pindul juga dijadikan destinasi utama para pelancong di Gunungkidul. Wisata susur gua atau cave tubing menjadi salah satu pilihan yang bisa dipilih para wisatawan di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Dengan menaiki rakit yang terbuat dari ban-ban truk besar, Anda dapat menikmati keindahan stalagmit dan stalagtit yang menghiasi dinding Gua Pindul. Selama kurang lebih 45 menit, wisatawan diajak menikmati keindahan sungai bawah tanah sepanjang 350 meter itu.

Puas mengagumi keindahan Gua Pindul, wisatawan dapat sedikit memacu adrenalin dengan river tubing di Sungai Oyo. Sungai sepanjang satu kilometer ini memiliki beberapa pertemuan arus yang tentu menjadi tantangan tersendiri bagi wisatawan, bahkan ban karet yang ditumpangi dapat terbalik akibat kencangnya arus sungai.

Jangan khawatir, ada pemandu yang mendampingi wisatawan selama menyusuri Sungai Oyo ini. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan dua buah air terjun yang biasa disebut warga sekitar sebagai Air Terjun Pengantin.

Gua Jomblang dan Kalisuci

Keindahan Gua Jomblang sudah tidak dapat diragukan lagi. Bahkan, gua yang terletak di Kecamatan Semanu ini pernah dijadikan salah satu rute dalam acara televisi "Amazing Race" edisi Amerika pada tahun 2011.

BARRY KUSUMA Goa Jomblang di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Gua Jomblang merupakan sebuah gua vertikal sehingga wisatawan harus menggunakan tali untuk mencapai dasar gua sedalam 60 meter itu. Setibanya di perut gua, wisatawan dapat melihat hutan purba yang terdiri dari beragam vegetasi yang berbeda dengan kondisi di bibir gua.

Perjalanan dapat dilanjutkan dengan menelusuri lorong sepanjang 300 meter hingga tiba di Luweng Grubug. Dipenuhi ornamen cantik pada dinding gua, wisatawan juga dimanjakan dengan seberkas cahaya yang menerobos masuk dari ketinggian 90 meter sehingga membentuk satu tiang cahaya. Puas menikmati keindahan Gua Jomblang, wisatawan dapat menyusuri Kalisuci dengan cave tubing. Sama seperti di Gua Pindul, wisatawan menyusuri keindahan alam Kalisuci menggunakan rakit ban.

Pantai Indrayanti

Belum lengkap rasanya menelusuri keindahan Gunungkidul tanpa mengunjungi Pantai Indrayanti. Terletak di Kecamatan Tepus, pantai yang disebut sebagai primadona Gunungkidul ini tak pernah sepi pengunjung. Pantai yang dikenal juga dengan nama Pantai Pulang Syawal ini mulai berkembang sebagai obyek wisata pada tahun 2009. Berbeda dengan pantai-pantai Gunungkidul lainnya yang letaknya cukup jauh dari jalan utama, Pantai Indrayanti mudah digapai karena terletak di tepi jalan.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Pantai Pulang Sawal atau juga dikenal dengan Pantai Indrayanti di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hamparan pasir sepanjang garis pantai serta ombak yang tenang membuat pantai yang dibatasi tebing bebatuan ini cocok bagi wisatawan yang ingin bermain atau sekadar bersantai di tepi pantai. Tak ingin terkena sengatan matahari langsung, para wisatawan dapat menyewa tikar dan payung yang berada di sepanjang bibir Pantai Indrayanti.

Pantai Pok Tunggal

Meskipun belum sepopuler Pantai Indrayanti atau pantai Gunungkidul lainnya, namun keindahan Pantai Pok Tunggal tidak bisa dilewatkan begitu saja. Pantai Pok Tunggal berjarak sekitar 7 km dari Pantai Indrayanti.

Hadirnya sebuah pohon duras di pintu masuk Pantai Pok Tunggal seolah menjadi ikon tersendiri bagi pantai ini. Masih menyuguhkan hamparan pasir putih seperti kebanyakan pantai lainnya, Pantai Pok Tunggal juga memiliki akses menuju tebing setinggi 50 meter.

Dari atas tebing itu, wisatawan dapat menikmati pemandangan lautan luas yang tak jarang juga dijadikan sebagai obyek foto para wisatawan. Suasana yang terbilang masih sepi membuat Pantai Pok Tunggal sangat cocok dijadikan sebagai tempat bersantai di tengah liburan Anda.

Flying Fox Tradisional di Pantai Timang Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta.
Pantai Timang

Jika Anda ingin memacu adrenalin, Pantai Timang bisa dijadikan salah satu destinasi wisata Gunungkidul yang patut dicoba. Untuk mencapai Pantai Timang, Anda harus melaju kendaraan sejauh 14 km dari Pantai Indrayanti.

Terdapat sebuah kereta gantung yang menghubungkan antara bukit di Pantai Timang dengan Watu Pajang, sebuah pulau kecil yang berjarak 300 meter dari Pantai Timang. Kereta gantung ini biasa digunakan oleh para nelayan untuk menangkap lobster di Watu Pajang.

Meski sepintas terlihat seperti flying fox pada umumnya, namun jangan bayangkan sensasi yang Anda rasakan akan sama. Selain terpaan angin laut yang kencang, wisatawan harus siap-siap basah diterjang ganasnya ombak pantai selatan. Untuk menikmati sensasi flying fox tradisional ini, wisatawan harus siap merogoh kocek antara Rp 50.000 sampai Rp 200.000 untuk perjalanan pulang pergi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com