JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah tempat wisata di utara Jakarta bisa menjadi alternatif pengisi waktu akhir pekan Anda. Jadi bagi warga Jakarta, mengisi libur akhir pekan tak harus dihabiskan dengan berpergian ke luar kota.
Adalah Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, kawasan seluas 99,82 hektare ini merupakan kawasan konservasi hutan mangrove yang dikelola sebuah perusahaan swasta. Selain dihiasi hijaunya rimbunan hutan mangrove, kawasan ini menjadi tempat tinggal bagi beragam satwa mulai dari burung hingga biawak air.
Tak hanya dijadikan sebagai tempat wisata TWA Angke Kapuk ini sebenarnya juga dijadikan sebaga sarana edukasi mengenai mangrove. Hanya saja, informasi-informasi yang tersedia untuk pengunjung terbilang masih sangat minim.
“Bisa jadi media pembelajaran tentang mangrove, tapi sayangnya kurang fasilitas papan penjelasan gitu. Kayanya banyak yang tidak tahu juga kalau ini kawasan konservasi yang punya banyak manfaat," ujar salah satu pengunjung TWA Angke Kapuk, Adinda, Sabtu (25/4/2015)
Untuk masuk ke TWA Angke Kapuk ini pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 25.000. Tersedia akses jalan setapak untuk berkeliling kawasan ini. Selain berkeliling lewat jalan papan setapak, pengunjung bisa juga mengitari sungai hutan mangrove seluas 30 hektare menggunakan kapal yang disewakan pihak pengelola.
Terdapat beragam armada yang disewakan, mulai dari perahu dayung, kano atau kayak, dan juga perahu bermotor. Harga sewanya pun beragam mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 400.000. Ada juga pondokan-pondokan yang disewakan untuk para pengunjung yang ingin menginap.
Jangan lupa untuk singgah sebentar di gardu pandang yang ada di lokasi ini. Menara setinggi lebih dari 5 meter ini tak hanya menawarkan pemandangan apik TWA Angke Kapuk saja, namun pengunjung juga bisa melihat kawasan Pantai Indah Kapuk lainnya.
Selain dijadikan tempat wisata, kawasa ini kerap dijadikan sebagai tempat foto prewedding dengan biaya khusus. Para pengunjung yang membawa kamera, kecuali kamera ponsel, juga akan dikenakan biaya sebesar Rp 1.000.000.
Menurut salah satu petugas TWA Angke Kapuk, pengunjung kawasan ini datang dari beragam kalangan usia. Menurut dia, untuk akhir pekan lebih banyak dikunjungi oleh rombongan keluarga. Sementara untuk hari kerja biasa dikunjungi oleh rombongan sekolah serta pasangan muda-mudi.
Meskipun cukup banyak dikunjungi wisatawan, sayangnya pengelolaan kawasan ekowisata ini kurang baik. Terdapat beberapa fasilitas yang rusak serta banyak sampah-sampah bertebaran khususnya di sungai mangrove.
"Tapi sampah di mana-mana,” imbuh Adinda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.