Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menepi ke Ujung Kulon

Kompas.com - 12/05/2015, 13:51 WIB
SUARA jangkrik, lompatan lutung, dan sayup teriakan burung jerangkong menyambut tatkala kami berjalan sejauh beberapa ratus meter memasuki kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, di Kabupaten Pandeglang, Banten. Semua itu masih ditambah sentuhan angin Pantai Solokan Duyung yang semilir membelai wajah serta deburan ombak dan temaram cahaya matahari yang bersiap sembunyi di ufuk barat.

Hari itu, Jumat (1/5/2015), lepas pukul 17.00. Seluruh pengalaman indrawi tersebut seolah menjadi bayaran atas perjalanan panjang mengemudikan kendaraan sejak sekitar pukul 08.00 dari Jakarta menuju kawasan paling barat di Pulau Jawa itu.

Untuk menuju Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), sebagian perjalanan mesti dilalui di atas permukaan jalan yang rusak. Hal itu terutama saat memasuki Desa Cigarondong, Kecamatan Sumur, Pandeglang, yang tinggal sekitar 5 kilometer menjelang tujuan.

Sore itu, karena terbatasnya waktu, kami hanya melakukan trekking di dalam kawasan TNUK selama sekitar satu jam. Jaraknya sekitar 1 kilometer, menyusuri garis pantai.

Awalnya, Martin Supriyadi (50), pemandu perjalanan, hendak membawa kami ke kawasan Karang Ranjang, sekitar 3 kilometer dari Pos Jaga Cilintang. Namun, mentari yang meredup tak mungkin lagi dipaksa untuk menemani langkah.

Sejumlah jenis pohon dengan vegetasi relatif rapat turut menemani kami. Pohon waru, salam, kelapa, dan kanyere adalah beberapa di antaranya yang tampak.

Martin terlihat sangat menguasai medan. Sejak kendaraan yang dipergunakan diparkir di Pos Jaga Cilintang, Balai TNUK, Kabupaten Pandeglang, ia sudah berada di tengah keasyikannya bercerita.

”Ini tapak badak yang dicetak dan diawetkan dengan semen,” kata Martin seraya menunjuk bongkahan-bongkahan putih yang dipajang begitu saja di depan bangunan Javan Rhino Study and Conservation area tersebut.

Martin, asal Pekalongan, Jawa Tengah, datang ke Ujung Kulon pada 1982 sebagai pedagang. Sejumlah komoditas, seperti pakaian, dibawanya ke Ujung Kulon dan komoditas dari Ujung Kulon, seperti hasil-hasil laut, dibawanya menemui pasaran di luar.

Tahun 1984, seiring dengan berdatangannya pengunjung ke kawasan itu, Martin mulai menjadi pemandu kawasan TNUK. Pengunjung dari sebuah institut di Bandung menjadi tamu pertamanya.

Sejak itulah ia mulai menikmati keasyikannya memandu tamu. Laki-laki dengan empat anak itu bahkan punya sejumlah pelanggan tetap dari luar negeri.

Misalnya saja pasangan asal Belgia yang menjadi kliennya sejak tahun 1989 hingga 2009. Sepanjang periode itu sudah tujuh kali mereka datang ke Ujung Kulon dan senantiasa meminta Martin menjadi pemandu.

”Mungkin mereka terkesan karena saya pernah memasakkan mereka jamur waktu di tengah hutan,” ujar Martin.

KOMPAS/INGKI RINALDI Perjalanan menuju Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (1/5/2015).
Kesan mendalam seperti itu juga dirasakan Martin, terutama ketika mendapati tamu dengan keinginan cenderung unik. Misalnya, pada Mei 2013, ada sepasang muda-mudi dari Perancis yang hendak menikah. ”Yang perempuan ingin foto sama badak sebelum menikah, ya, selama setengah bulan kami menginap di dalam hutan. Dan, hasilnya, tidak dapat, ha-ha-ha,” kata Martin.

Martin, pada 2005-2007, pernah bekerja dalam tim yang memasang kamera jebakan untuk memantau populasi dan pergerakan badak jawa dalam habitatnya. Meskipun ia paham bahwa kawasan Cigenter di depan Pulau Handeleum dan Geusik Luhur kerap kali disambangi badak, bukan jaminan tamunya juga bakal berjumpa dengan badak-badak itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com