Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Lovina Beralih Profesi sebagai Pemandu Wisata

Kompas.com - 12/05/2015, 17:31 WIB
SINGARAJA, KOMPAS.com - Nelayan di Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali, banyak beralih pekerjaan dari menangkap ikan menjadi pemandu wisata, seiring berkembangnya daerah itu sebagai kawasan wisata yang dikunjungi wisatawan mancanegara.

"Nelayan dengan menggunakan perahunya mengantar wisatawan melihat atraksi lumba-lumba di sekitar perairan tersebut yang penghasilannya kadangkala lebih besar dari hasil menangkap ikan," kata Nyoman Suwidana (38), salah seorang nelayan di Lovina, Buleleng, Selasa (12/5/2015).

Menurut Suwidana, memang tidak menentu penghasilan, baik sebagai nelayan maupun memandu wisatawan. Namun yang lebih menjanjikan adalah mengantar wisman menyaksikan lumba-lumba. "Kalau jadi nelayan serba tak menentu, tangkapan ikan juga tidak terlalu banyak, jadi saya memilih menjadi pemandu wisata saja," tutur Nyoman Suwidana.

Ia memaparkan, penghasilan sebagai pemandu wisata cukup untuk menghidupi keluarga di rumah. Rata-rata dalam satu hari memperoleh penghasilan sebesar Rp 800.000. Penghasilan bisa bertambah jika musim liburan, karena tamu yang datang lebih ramai dari hari biasanya.

Tarif untuk melihat lumba-lumba di perairan bebas itu dipatok Rp 100.000 per orang. Untuk satu perahu bisa memuat empat penumpang. Jadi, sekali jalan melihat lumba-lumba selama dua jam, memperoleh penghasilan sebesar Rp 400.000.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Perahu nelayan mengantar turis melihat atraksi lumba-lumba di Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu (15/11/2014).
Rata-rata dalam sehari mendapat delapan penumpang atau sekitar Rp 800.000, belum dikurangi biaya operasional. "Musim liburan penghasilan bisa mencapai Rp 2 juta, biasanya kalau liburan ramai sekali tamu lokal yang mau melihat lumba-lumba, kadang bisa sampai antre," katanya.

Suwidana melanjutkan, teman-temannya yang lain banyak yang beralih profesi menjadi pemandu wisata karena penghasilan sebagai nelayan kurang menjanjikan.

"Bukan saya saja, yang lain juga banyak beralih profesi menjadi pemandu wisata lumba-lumba. Ini karena minimnya penghasilan yang didapat jika bekerja sebagai nelayan, belum lagi kalau sedang tidak musim, bisa tidak dapat ikan sama sekali," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com