Pada tahun 1900 Raja Belgia Leopod II sangat terpesona dengan keindahan arsitektur Asia di Panorama Tour Du Monde dalam Pameran Dunia Exposition Universelle di kota Paris. Leopod II berkeinginan membangun museum terbuka dengan arsitektur Asia di daerah kawasan istana kerajaan Belgia Laken.
Dia menugaskan Alexander Marcel arsitek Perancis untuk membangun Japanese Tower, sebuah menara khas Jepang berbentuk pagoda Buddha dengan tinggi 40 meter berlantai 5 terbuat dari kayu. Japanese Tower terkesan sangat ceria berpoles warna merah merekah berbanding kontras dengan hijaunya kawasan taman. Pada tanggal 5 Mei 1905 Japanese Tower ini dibuka untuk umum setelah pengerjaan dilakukan selama 5 tahun.
MADE AGUS WARDANA Japanese Tower di kota Brussel, Belgia.
Di seberang jalan Japanese Tower terletak Chinese Pavilion berparas cantik dan ayu. Dari kejauhan kita sudah pasti bisa mengira-ngira bangunan tersebut adalah bergaya arsitektur Tiongkok. Ukirannya, tulisan serta penggunaan warna keemasan beserta simbul naga-naga yang menghias bangunan menjadi ciri khasnya. Paviliun Tiongkok dibuka pertama kali untuk umum pada tahun 1913 sebagai sebuah restoran mewah. Pada tahun 1921 kedua bangunan ini dijadikan bagian daripada museum kerajaan Belgia khususnya Museum of the Far East hingga hari ini.
Atomium, ikon kota Brussel
Alangkah manjanya para pesepeda menikmati cuaca cerah di kawasan taman hijau yang asri. Sebuah taman kota yang dinamakan Parc Laeken, sebagai kawasan hijau lengkap dengan fasilitas umum ruang terbuka. Letaknya berhadapan dengan Istana Raja Kerajaan Belgia, Atomium, Brussels Expo dan Stadion Sepakbola Heysel.
MADE AGUS WARDANA Chinese Pavilion berparas cantik dan ayu di kota Brussel, Belgia.
Masyarakat setempat berbaur memanfaatkan kawasan ini sambil piknik di rerumputan berbekal makanan dan minuman. Dan sangat penting untuk diingat, kebiasaan masyarakatnya membuang sampah pada tempatnya lumayan disiplin sehingga taman kota menjadi bersih dan rapi. Kalau ada yang membuang sampah sembarangan, itu pun hanya ulah segelintir orang bandel yang tidak memahami pentingnya menjaga lingkungan sehat di mana pun kita berada.
Dari jarak 800 meter saya mulai melihat butiran bola bulat memantulkan cahaya berkilau. Saya memarkir sepeda sambil berfoto bersama. Mengamati dengan detail seluruh keunikan atomium ini. Inilah ikon kota Brussel hasil karya arsitek Belgia Andre Waterkeyn yang dibuat dalam rangka International Exhibition of Brussels pada tahun 1958.
MADE AGUS WARDANA Rambu buat pesepeda tampak jelas di kota Brussel, Belgia.
Atomium merupakan perpaduan seni bentuk/skulptur dan seni arsitektur. Atomium tersusun dari 9 bola baja berlapis aluminum yang tingginya 102 meter dengan masing-masing diameter bola tersebut adalah 18 meter. Rangkaian bola raksasa ini mengingatkan kita pada pelajaran fisika SMA dahulu, di mana rangkaian atom adalah molekul. Inilah yang mengisnpirasi Andre Waterkeyn, karena pada masa itu tekhnologi atom dianggap sangat populer sebagai salah satu kemegahan dan modernisasi.
Pembangunan Atomium juga mengispirasi bangkitnya tenaga energi nuklir Belgia yang merupakan sumber energi utama. Kalau pembaca KompasTravel jalan-jalan pada malan hari di kota Brussel, listrik penerangan umum menyala terang benderang sepanjang malam dan hampir tidak pernah adanya agenda pemadaman listrik untuk penduduknya.
ARSIP MADE AGUS WARDANA Made Agus Wardana di depan Chinese Pavilion di kota Brussel, Belgia.
Bagi saya perjalanan bersepeda yang ditempuh dengan durasi 4 jam berjarak 25 km, kalau saya hitung-hitung memiliki 4 manfaat positif. Pertama, saya berhasil melawan rasa bosan. Kedua, saya "memaksa diri" berolahraga. Ketiga, saya berkumpul bersama-teman sambil bersenda gurau. Keempat, saya mengenal lingkungan wisata Belgia yang mempermudah kita memahami budaya orang lain, memberi apresiasi dan mengenal sejarah atau monumen masa lalu. Tentunya sejarah masa lalu itu, ada yang baik dan buruk. Namun demikian, kita harus ambil yang baik-baik saja sehingga berguna untuk kehidupan kita di masa mendatang.
(MADE AGUS WARDANA dari Brussel, Belgia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.