Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Berwisata di Negeri Tanah Emas Myanmar

Kompas.com - 18/05/2015, 18:23 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

KOMPAS.com - Myanmar mungkin belum menjadi destinasi wisata populer di kawasan Asia. Namun, siapa sangka negara yang juga dikenal dengan nama Burma ini kini menjadi begitu populer usai lepasnya junta militer pada 2011 lalu. Tak hanya itu, kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Yangon pada 2012 lalu turut membuat kunjungan wisata Myanmar semakin meningkat.

Menawarkan beragam potensi wisata, seperti wisata religi, wisata budaya, dan wisata sejarah, Myanmar hadir menjadi salah satu alternatif destinasi liburan Anda di kawasan Asia. Simak panduan berikut agar liburan Anda ke Myanmar semakin berkesan.

Destinasi Wisata

Selain terkenal dengan unsur kebudayaan, Myanmar juga terkenal dengan sejuta pagoda yang menjulang agung di tanah emas ini. Shwedagon Paya yang terletak di Yangon, merupakan salah satu pagoda yang wajib untuk dikunjungi. Selain itu, Yangon, yang merupakan gerbang masuk ke Myanmar, juga menyimpan obyek wisata lain yang menarik untuk dikunjungi. Selain Yangon, terdapat daerah-daerah populer lain yang wajib dikunjungi, seperti Bagan, dan Danau Inle.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Candi di Kota Bagan, Myanmar. Tampak delman sedang menunggu turis yang mengunjungi candi tersebut.
Bagan merupakan kawasan arkeologi Myanmar dengan luas sekitar 42 kilometer persegi. Terdapat 5.000 stupa misterius dan indah menghiasi dataran Bagan. Sementara Danau Inle, yang merupakan destinasi wisata ikonik bagi Myanmar juga menyimpan daya tarik tersendiri. Wisatawan dapat bersantai sembari mengeliling danau menggunakan perahu, atau juga bersepeda di pinggiran danau.

Kuliner

Sama halnya dengan mayoritas negara Asia lainnya, nasi masih menjadi makanan pokok yang dapat ditemui di beberapa kuliner khas Myanmar. Htamin, yang dalam bahasa Myanmar berarti nasi, dapat disajikan dengan beragam menu lain seperti kari, goreng-gorengan, salad, dan juga sup. Sup yang terkenal di antaranya peh-hin-ye atau sup miju-miju (sejenis kacang polong), juga hin-jo atau sup asam.

Salah satu kuliner wajib coba di Myanmar adalah ?thouq yang kerap disebut sebagai rainbow salad merupakan salad ringan dengan cita rasa asam pedas yang terbuat dari sayuran mentah dan juga buah, dicampur dengan air perasan lemon, bawang, kacang, cabe, dan bubuk kacang panjang panggang.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Seorang turis tertidur lelap di Pagoda Shwedagon, Yangon, Myanmar.
Yang tak kalah menarik adalah maji-yweq thouq yang terbuat dari daun  asam jawa muda, dan shauq-thi dhouq yang terbuat dari lemon pribumi. Pada akhirnya, salad memang menjadi makanan khas yang terkenal dari Myanmar.

Waktu Terbaik

Bulan Desember hingga Februari merupakan waktu terbaik untuk mengunjungi Myanmar karena cuacanya yang cukup mendukung, tidak terlalu panas sebab musim hujan baru berakhir. Jangan lupa memesan akomodasi dan juga transportasi, karena bulan-bulanini merupakan waktu padat liburan.

Pada bulan Maret hingga Mei, suhu di Yangon bisa mencapai 40 derajat celcius, dan beberapa area lain bisa lebih panas. Namun, kunjungan wisatawan pada bulan April juga tinggi sebab adanya Festival Thingyan yang merupakan festival religi di mana orang-orang membesihkan dirinya dari dosa.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Beriringan Menuju Tepian.
Transportasi

Dari Jakarta, wisatawan dapat terbang langsung menuju Myanmar, tepatnya di Bandara Internasional Yangon. Selama di sana, wisatawan dapat menggunakan taksi untuk berkeliling Yangon, atau menggunakan kereta lokal jika ingin mengunjungi kota-kota lainnya. Tersedia juga bus kota yang bisa digunakan para wisatawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com