Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Pombo yang Melenakan

Kompas.com - 19/05/2015, 16:38 WIB
PANTAI dan laut Nusantara tak pernah menyajikan lanskap yang sama. Selalu ada biru yang berbeda, pasir dan debur ombak yang berbeda, juga pesona matahari terbit dan terbenam yang tak pernah sama. Seperti Pantai Pombo yang melenakan, tak jauh dari Kota Ambon.

Provinsi Maluku dikenal dengan pantainya yang molek. Adalah keharusan untuk menyaksikan pantai-pantainya yang cantik, yang jumlahnya luar biasa banyak itu.

Salah satu pantai yang menjadi incaran kami adalah Pantai Pombo yang berada di Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah. Pantai Pombo dikenal juga dengan nama Pantai Merpati. Dalam bahasa Portugis, pombo berarti merpati.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Warga memancing di Pantai Pombo, Maluku.
Ditilik dari namanya, Pantai Pombo memang belum terlalu bergaung sebagaimana Pantai Pulau Ora yang juga sama-sama berada di Maluku Tengah. Seorang teman yang bertugas selama hampir dua tahun di ibu kota Provinsi Maluku itu bahkan mengaku tak pernah mendengar nama Pantai Pombo.

Memang, awalnya kami ingin sekali menuju Pantai Ora yang dikenal memiliki pemandangan indah itu. Sayang, waktu yang ada tak cukup. Untuk menuju Pantai Ora, setidaknya dibutuhkan waktu 6-8 jam perjalanan.

Sebagai obat kecewa, kami sempat memutar rencana menuju Pantai Molana, juga di Maluku Tengah, yang jarak tempuhnya lebih pendek. Namun, lagi-lagi kami terpaksa menelan kecewa karena rupanya perjalanan menuju Pantai Molana cukup berisiko.

”Jalur menuju ke sana melewati pusaran air yang cukup kuat. Kalau menggunakan kapal berukuran kecil, saya tidak merekomendasikan,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Kota Ambon Hengky Sopacua di malam sebelum kami pergi.

Selain lebih dekat, Pantai Pombo juga menawarkan pemandangan yang indah, terutama dari pantai dan alam bawah lautnya yang merupakan kawasan konservasi. Alam bawah laut Pulau Pombo kaya akan berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang hingga kini terus terjaga kelestariaannya. Pencinta snorkeling dan diving dipastikan akan senang berada di Pulau Pombo.

Maka, Rabu (15/4/2015) pagi, kami bersiap menuju Pulau Pombo yang jaraknya hanya sekitar 15-20 menit menggunakan perahu cepat dari dermaga penyeberangan Tulehu. Tulehu berjarak sekitar 1 jam perjalanan darat dari pusat kota Ambon.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Pantai Pombo di Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluk
Baru saja menjejakkan kaki di Tulehu, adrenalin sudah mulai meluap. Dari ujung dermaga, biru laut berpadu dengan keindahan langit biru. Inilah saatnya semua pancaindera bersiap mencerap berbagai hal baru yang akan kami temui.

Sigap, kami pun melompat ke dalam kapal kecil yang sudah menanti sejak subuh. Kapal yang kami gunakan adalah kapal yang setidaknya bisa memuat hingga 12 orang, dengan tiga mesin tempel. Perlahan, kapal cepat yang kami tumpangi melaju membelah lautan. Buih air laut di jalur yang kami lalui tampak seperti mencipta jejak. Percikan air laut berebut perhatian dengan aroma laut yang segera menyergap indera penciuman.

Tidak ada pemandangan yang lebih indah selain laut yang membiru, berpadu dengan langit yang membentang tanpa batas. Di beberapa titik, laju sekelompok ikan seolah terbang di atas permukaan air laut.

Gradasi warna

Dari atas kapal, pantai Pulau Pombo terlihat begitu cantik. Permukaan air laut di sekeliling pantainya menyajikan gradasi warna dari bening, hijau tosca, biru, hingga biru yang paling biru. Pantai indah dengan gradasi warna itu seolah memeluk mesra gundukan vegetasi yang ada di tengah pulau tanpa penghuni itu.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Pantai Pombo di Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Kami berpencar menyusur pantainya yang berpasir lembut putih kecoklatan, mencari keindahan di berbagai sudut pulau dan menikmati debur ombak yang lembut menyentuh telapak kaki. Kamera ponsel menjadi saksi keindahan yang tersaji di Pulau Pombo.

Sayang, keindahan itu ternoda oleh ceceran sampah yang memenuhi pantai, mulai botol bekas air mineral hingga tas ransel beraneka warna. Posisi Pulau Pombo yang berada di antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku menyebabkan terjadinya perputaran arus. Perputaran arus inilah yang kemungkinan besar menyebabkan banyak sampah tersangkut di Pulau Pombo.

”Kalau tahu ada banyak sampah seperti ini tadi kita bawa plastik ya. Jadi kita bisa ikut bersih-bersih pantainya. Sayang kalau kotor begini,” tutur Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian yang berada di antara rombongan.

Di luar urusan sampah, Pantai Pombo benar-benar menyajikan pemandangan yang indah. Pasir, laut, langit, dan gunung-gunung yang terlihat dari kejauhan, semua biru. Biru yang meneduhkan, di antara alam yang permai.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Dermaga penyeberangan
Berada di antara pantai berpasir dengan debur ombaknya yang lembut, kami seolah terlena. Tak menghiraukan terik matahari yang seketika membakar kulit. Sayang, air tengah tinggi sehingga kami tidak bisa menyaksikan rangkaian batu-batu karang yang biasa muncul saat air surut. Demikian juga dengan burung pombo atau merpati yang merupakan satwa endemik Pulau Pombo.

Ah tak apalah. Pantai Pombo yang indah telah menyajikan pemandangan yang melenakan. (Dwi As Setianingsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com